Pengakuan Biaya
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi.
Pengakuan mengikuti masalah kriteria pengakuan, yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya biaya atau rugi dapat diakui, dan masalah saat pengakuan adalah peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan telah terpenuhi.
Tidak seperti pendapatan atau keuntungan, biaya dan kerugian tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi, oleh karena itu, kriteria pengakuan tidak dibedakan dengan kaidah pengakuan sehingga masalah pengakuan biaya dan rugi adalah kapan penurunan nilai aset dapat dikatakan telah terjadi, atau kapan biaya dan rugi telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya dan rugi dapat diakui.
A: Kriteria Pengakuan Biaya
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana SALAH SATU dari dua kriteria berikut ini:
Kriteria #1: Konsumsi manfaat (consumption of benefit)
Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomi yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam:
- pengiriman atau pembuatan barang,
- penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau
- kegiatan lain yang merepresentasikankan operasi utama atau sentral entitas tersebut.
Kriteria #2: Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang.
Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonominya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomi.
Mari dibahas satu=per-satu…
#1: Konsumsi Manfaat
Konsumsi manfaat ekonomi selama sautu periode dapat diakui langsung pada saat terjadinya pengakuan pendapatan yang berkaitan.
Berbagai jenis pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda, yaitu:
- Beberapa pos biaya, seperti barang terjual, ditandingkan dengan pendapatan yang terkait. Biaya dan pendapatan diakui pada saat atau periode yang sama dengan pengakuan pendapatan yang dihasilkan langsung dari transaksi yang sama.
- Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administrasi diakui selama pada saat kas dibayarkan. Atau ketika kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang dimanfaatkan bersamaan dengan perolehan.
- Beberapa pos biaya, seperti penyusutan dan asuransi diakui dengan prosedur sistematik dan rasional untuk periode-periode yang menikmati manfaat aset yang bersangkutan.
#2: Lenyapnya/ Berkurangnya Manfaat Masa Datang
Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas manfaat ekonomi masa datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap, atau kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.
B: Kaidah Pengakuan Biaya
Ada 3 kaidah pengakuan biaya yang disebut sebagai prinsip pengakuan biaya pervasif atau luas, yaitu:
Kaidah #1: Mengasosiasi sebab akibat.
Beberapa cost diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu.
Kaidah #2: Alokasi sistematik dan rasional.
Alokasi sistematik dan rasional adalah proses penandingan dengan periode sebagai penakar pendapatan dan biaya.
Proses ini sering disebut penandingan periode (period matching).
Bila tidak ada cara langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa cost diasosiasikan dengan periode sebagai biaya atas dasar usaha (attemp).
Untuk mengalokasikan cost secara sistematik dan rasional ke beberapa periode yang diperkirakan menikmati manfaat.
Dalam pengakuan biaya, diasumsikan bahwa yang menerima manfaat dari potensi jasa adalah periode bukannya produk.
Dasar penandingan ini sebenarnya adalah alternatif dasar sebab-akibat, karena tidak selalu mudah mengidentifikasikan hubungan sebab-akibat antara pendapatan dengan biaya.
Basis ini menghubungkan biaya dan pendapatan secara tidak langsung melalui periode terjadinya pendapatan sehingga keduanya sering disebut penandingan tak langsung (indirect matching).
Namun demikian, dalam banya hal penandingan ini mendekati penandingan sebab-akibat.
Dasar ini cukup beralasan untuk beberapa jenis-jenis biaya yang erat kaitannya dengan waktu, seperti depresiasi atau penyusutan, bunga, sewa asuransi dan semacamnya.
Keberatan terhadap penandingan ini adalah bahwa proses alokasi menimbulkan banyak metode alokasi, karena kesulitan penentuan pola penggunaan atau konsumsi manfaat ekonomi yang sebenarnya, metode alokasi yang dipilih sering tidak sejalan dengan pola penyerapan tersebut.
Sebenarnya adanya berbagai metode alokasi menunjukkan bahwa untuk menyelaraskan pola penyerapan cost yang kira-kira mendekati pola pemanfaatan potensi jasa, sehingga konsep penandingan yang tepat dapat dicapai. Contoh permasalahan ini adalah depresiasi atau penyusutan aset tetap.
Kaidah #3: Pengakuan segera
Beberapa cost diasosiasikan denga periode berjalan sebagai biaya karena:
- Cost yang terjadi dalam periode berjalan tidak memberi manfaat masa datang yang cukup nyata.
- Cost yang dicatat sebagai aset dalam periode-periode sebelumnya tidak lagi mempunyai manfaat ekonomi yang cukup nyata.
- Mengalokasikan berbagai cost baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan atau atas dasar periode akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang berarti.