C: Hubungan Cost dan Biaya
Beberapa sumber mendefinisikan biaya adalah berkaitan dengan pengertian cost, karena memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan cost.
Perlu ditegaskan kembali bahwa cost adalah pengukur biaya, atau biaya direpresentasikan dengan cost sehingga secara teknis dan praktis biaya hanya disebut cost saja.
Memang biaya dapat disebut cost, karena cost melekat di dalamnya (konsep dasar cost melekat), akan tetapi cost tidak selalu dapat disebut biaya, karena cost dapat juga merepresentasikan aset.
Dengan cost sebagai pengukur, kriteria konsumsi manfaat dan kelenyapan manfaat dapat dinyatakan dalam bentuk cost expiration.
Kriteria konsumsi lebih berkaitan dengan pengakuan biaya sehingga kriteria ini disebut keterhabisan cost penciptaan pendapatan (revenue-producing cost expiration).
Sedangkan kriteria kelenyapan lebih berkaitan dengan rugi, sehingga kriteria ini dapat disebut keter-habisan dan menciptakan pendapatan (non-revenue-producing cost expiration).
D: Proses dan Konsep Penandingan
Laba (profit) akan mumpunyai arti jika selisih pendapatan dan biaya yang mempunyai hubungan tertentu yang bermakna (bukan acak).
Dua tahap kritis perlakukan cost adalah:
- pengakuan (aliran masuk sebagai aset) dan
- pembebanan (aliran keluar sebagai biaya)
Tahap pengakuan tidak mengalami masalah, karena pengakuan lebih banyak menyangkut bukti obyektif yang umumnya tersedia pada saat transaksi.
Di lain pihak, tahap pembebanan lebih banyak menyangkut pertimbangan, pendapat, atau interpretasi terhadap situasi yang melingkupi.
Dengan kata lain, tahap pembebanan banyak melibatkan unsur kesubjetifan (subjectivitas).
Untuk menentukan laba yang bermakna (meaningful) perlu dipahami dua pengertian penting yaitu:
- Proses penandingan (matching process)
- Prinsip penandingan (matching principle)
Apa itu proses penandingan?
Pengertian proses penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara mengukur atau menakar dahulu pendapatan untuk suatu periode dan barulah kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Sedangkan prinsip atau konsep penandingan adalah dasar pemikiran untuk menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan bermakna.
Alasan Konsep Penandingan
Konsep penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena 2 (dua) alasan berikut ini:
Alasan #1:
Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut.
Dengan kata lain, proses penandingan tidak dilakukan pada saat transaksi pendapatan terjadi, tapi pada umumnya dilakukan pada akhir tahun.
Alasan #2:
Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan transaksi terjadinya biaya.
Sebagai contoh, perolehan dan pembayaran barang dan jasa untuk menghasilkan produk tidak selalu bersamaan (tidak terjadi dalam periode yang sama) dengan penjualan dan pengumpulan kas.
Prinsip penandingan akan menghasilkan basis asosiasi atau dasar penandingan antara pendapatan dan biaya.
Basis asosiasi diperlukan agar pemecahan cost menjadi bagian yang tetap merepresentasikan aset.
Dan bagian yang mempunyai landasan kuat dan obyektif.
Atas upaya dan capaian, konsep penandingan menyatakan bahwa:
“Untuk mendapatkan laba periodik yang bermankna, maka pendapatan yang diakui untuk suatu periode harus ditandingkan (diasosiasikan) dengan biaya yang dianggap telah menciptakan pendapatan tersebut.”
Penandingan yang tepat akan terjadi jika asosiasi yang masuk akal (layak) antara pendapatan dan biaya.
Asosiasi yang layak berarti bahwa pendapatan dan biaya berkorelasi positif, artinya makin besar pendapatan, maka makin besar pula biaya.
Karena pendapatan suatu periode ditentukan lebih dahulu, prinsip penandingan ini akhirnya juga menentukan saat pengakuan biaya.
Bila dianalisis, tiap ketentuan selalu didasarkan atas pertimbangan berikut ini:
- Hubungan atau asosiasi dengan pendapatan
- Biaya diakui/dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode diakui/ dilaporkannya pendapatan.
♣
Berkaitan dengan konsep penandingan ini, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami, yaitu:
#1: Kelayakan Ekonomi
Masalah penandingan terletak pada penentuan dasar atau basis yang memuaskan untuk menyatukan pendapatan dan biaya.
Penandingan yang tepat harus didasarkan pada kelayakan ekonomi dan bukan fisik. Sebagai contoh dalam industri sepatu, nilai kulit yang dibebankan sebagai biaya produksi adalah semua cost lembar kulit yang masuk proses.
Walaupun secara fisik banyak bagian dari kulit yang tidak menjadi sepatu, tapi menjadi potongan-potongan sisa kulit sisa kulit sebagai bahan buangan.
Demikian juga biaya BBM yang telah dibakar dalam periode tersebut. Biaya BBM yang yang dibakar sebenarnya dikonsumsi oleh aktivitas-aktivitas yang menikmatinya.
Dan biaya yang akan dibebankan terhadap pendapatan periode berjalan tergantung pada ada tidaknya biaya BBM yang terikat dalam barang dalam proses, dan dengan demikian berkaitan dengan aktivitas periode berikutnya.
Jadi, biaya jasa yang digunakan dalam operasi hanya akan dibebankan ke pendapatan sebanding dengan produk yang dianggap telah menghasilkan pendapatan.
#2: Menandingkan Bukan Mengkompensasi
Ada kalanya biaya komisi penjualan, biaya angkut pengiriman barang, dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan transaksi penjualan dikurangkan langsung terhadap hasil penjualan.
Dan hanya jumlah rupiah netto dicatat dalam akun penjualan dan penjualan dilaporkan sebesar jumlah netto-nya.
Secara umum perlakuan seperti ini secara teoritis tidak layak.
Karena karakteristik yang berbeda, upaya harus dipisahkan dengan HASIL.
Semua cost yang merepresentasikan upaya harus tetap dicatat sebagai cost atau biaya kalau langsung dibebankan.
Sebaliknya, seluruh hasil penjualan produk harus dicatat seluruhnya secara utuh sebagai pendapatan.
Alasannya adalah aliran pendapatan dan biaya berbeda.
Dan keduanya mencerminkan dua faktor yang berbeda (upaya dan hasil), sehingga tiap faktor harus ditunjukkan secara utuh sesuai dengan fungsinya.
Pos yang satu tidak selayaknya dikompensasi dengan pos yang lain.
Penyimpangan terhadap prinsip ini jelas akan megaburkan faktor-faktor penting dalam penentuan laba, walaupun besarnya laba tidak terpengaruh.