G: Identifikasi Biaya Non produksi
Jika penandingan atas dasar sebab-akibat akan dipertahankan maka secara logis tidak seluruh cost non produksi akan dibebankan sebagai biaya. Sebagai contoh, perhatikan gambar berikut ini:

Pada contoh gambar di atas, jika produk yang terjual hanya 800 unit, maka cost memproduksi yang harus diakui sebagai biaya adalah sebagai berikut:
= 80% x (Rp 4.500 + Rp 1.500)
= Rp 4.800
Perlakuan seperti ini didasarkan atas argumen bahwa kalau potensi jasa yang telah dikonsumsi (used up) belum memberi manfaat dalam periode sekarang. Tapi juga tidak merupakan rugi, maka cost tersebut tentunya akan memberi manfaat di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu diadakan alokasi agar dapat dicapai penandingan yang tepat antara biaya dan pendapatan yang dihasilkan.
—
Walaupun secara teknis hal ini mungkin saja dilakukan, accounting menganggap bahwa harga pokok produksi tidak menyebabkan pendapatan, karena sulit secara teknis untuk menelususri hubungan sebab akibat tersebut.
Dengan kata lain, sulit untuk mengatakan bahwa bagian dari harga pokok produksi (cost) memproduksi yang ditunda pembebanannya akan menghasilkan pendapatan di masa mendatang.
Lebih dari itu, karena cost tersebut tidak mencerminka nilai tambahan terhadap produk, akuntansi menganggap cost memproduksi bersifat tak tersediaan (uninventoriable).
Penangguhan semacam ini hanya berakibat meratakan laba dan tidak menambah muatan informasi (information content)
—
Masalah lain adalah apakah bagian cost yang ditunda tersebut memenuhi definisi aset. Pada prinsipnya, suatu jumlah rupiah dapat ditunda pembebanannya sebagai biaya atau rugi, jika jumlah rupiah tersebut memenuhi kriteria sebagai aset. Salah satu kriteria penting aset adalah adanya manfaat ekonomi masa datang yang cukup pasti.
Cukup pasti di sini berarti manfaat tersebut tidak hanya ada dan dapat diukur., tapi juga harus dapat dihubungkan secara cukup jelas dan teliti, tidak layaklah untuk menunda pembebanan sebagai biaya. Cost memproduksi pada umumnya mempunyai karakteristik semacam ini.
Contoh jenis cost lain yang relevan dengan masalah ini adalah biaya:
- riset dan pengembangan
- kampanya produk baru, misalnya melalui Iklan Google dan FB Ads.
- biaya organisasi.
Jadi, dalam kaitannya dengan penandingan sebab akibat, cost memproduksi tidak harus ditunda pembebanannya untuk dikaitkan dengan pendapatan masa datang.
Kalau tidak ada kepastian tentang pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan cost memproduksi tersebut.
—
Demikian juga, tidak adanya pendapatan dalam periode berjalan atau adanya kemungkinan rugi tahun berjalan tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pembebanan cost non produksi.
Dengan kata lain, bila pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan cost non produksi tidak dapat diantisipasi dengan jelas.
Atau kalau pendapatan semacam itu sangat tidak pasti, cost memproduksi harus diakui sebagai biaya pada periode berjalan meskipun hal tersebut dapat mengakibatkan rugi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi periode.