Biaya Pemasaran: Definisi, Analisis, Perhitungan, dan Pencatatan Akuntansinya

Contoh Analisis Biaya Pemasaran

Selanjutnya saya sajikan contoh biaya marketing menurut jenis produk, daerah pemasaran dan menurut besar order sebagai berikut:

Analisis Biaya Marketing Menurut Jenis Produk

Analisis biaya pemasaran menurut jenis produk bermanfaat untuk:

  1. Menentukan kemampuan tiap-tiap jenis produk dalam menghasilkan laba.
  2. Membantu dalam memperkirakan pengaruh perubahan produk dan metode penjualan produk terhadap biaya dan laba.
  3. Memberikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan penentuan harga jual produk.

Penggolongan Biaya Marketing Menurut Jenis Produk

Untuk kepentingan analisis biaya marketing menurut jenis produk, perlu diadakan penggolongan jenis produk dengan salah satu cara berikut ini:

1. Sifat produk

Misalnya di dalam perusahaan kertas, produknya digolongkan menjadi kertas HVS, kertas sigaret, kertas karton.

2. Cara pembungkusannya

Misalnya, perusahaan sabun deterjen yang menjual produknya dalam berbagai macam pembungkus (bungkus besar dan kecil), dan dalam perusahaan shampo yang menjual produknya dalam bungkus kertas dan dalam botol.

3. Merk dagang.

Produk yang mempunyai merk dagang sama dikelompokkan.

4. Cara penggunaan produk oleh pelanggan.

Ada pelanggan yang membeli produk untuk digunakan sendiri dan ada yang membeli untuk dijual kembali.

Contoh Soal Biaya Marketing dan Jawaban

Perhatikan contoh soal perhitungan biaya pemasaran berikut ini:

PT KAS menjual 3 macam produk; A, B, C. Biaya marketing yang dikeluarkan dalam bulan Juli 20XX adalah sebagai berikut:

1. Data Biaya Menurut Fungsi Pemasaran

  1. Penjualan = Rp 95.500
  2. Pergudangan = Rp 75.000
  3. Packaging dan Pengiriman = Rp 63.000
  4. Advertensi = Rp 54.000
  5. Kredit dan Penagihan = Rp 28.800
  6. Akuntansi Pemasaran = Rp 49.200
  7. Total = Rp 365.5000

2. Data Dasar Alokasi

Harga jual per unit:

  • A = Rp 10
  • B = Rp 15
  • C = Rp 18

Harga pokok produksi per unit:

  • A = Rp 8
  • B = Rp 11
  • C = Rp 12

Jumlah produk yang terjual:

  • A = 80.000 unit
  • B = 50.000 unit
  • C = 200.000 unit

Berat produk per unit:

  • A = 2,25 kg
  • B = 2,5 kg
  • C = 3,5 kg

Frekuensi produk tercantum dalam faktur penjualan:

  • A = 6.400
  • B = 5.700
  • C = 2.900

Frekuensi pesanan dari pelanggan:

  • A = 2.400
  • B = 3.000
  • C = 1.800

3. Tarif Alokasi: Biaya Pemasaran

Fungsi pemasaran: Penjualan

  • Jumlah biaya pemasaran: 95.500
  • Jumlah dasar alokasi: 1.910.000
  • Tarif alokasi biaya pemasaran: 5%

Perhitungan jumlah dasar alokasi produk:

(a) A = 80.000 x Rp 10 = Rp 800.000

(b) B = 50.000 x Rp 15 = Rp 750.000

(c) C = 20.000 x Rp 18 = Rp 360.000

(d) Jumlah = (a) + (b) + (c) = Rp 1.910.000

Fungsi pemasaran: Pergudangan

Jumlah biaya pemasaran: 75.000

Jumlah dasar alokasi: 375.000

Tarif alokasi biaya marketing: Rp 0,20

Perhitungan jumlah dasar alokasi produk:

(a) A = 80.000 x 2,25 = Rp 180.000

(b) B = 50.000 x 2,5 = Rp 125.000

(c) C = 20.000 x 3,5 = Rp 70.000

(d) Jumlah = (a) + (b) + (c) =  Rp 375.000

Fungsi pemasaran: Packaging dan transportasi

  • Jumlah biaya pemasaran: 63.000
  • Jumlah dasar alokasi: 150.000
  • Tarif alokasi biaya marketing: 0,42

Perhitungan jumlah dasar alokasi produk:

(a) A = 80.000 unit

(b) B = 50.000 unit

(c) C = 20.000 unit

(d) Jumlah = (a) + (b) + (c) = 150.000 unit

Fungsi pemasaran: Advertensi

  • Jumlah biaya pemasaran: 54.000
  • Jumlah dasar alokasi: 150.000
  • Tarif alokasi biaya marketing: 0,36

Fungsi pemasaran: Kredit dan Penagihan

  • Jumlah biaya pemasaran: 28.800
  • Jumlah dasar alokasi: 7.200
  • Tarif alokasi biaya marketing: 4,00

Perhitungan jumlah dasar alokasi:

(a). Produk A = 2.400 kali
(b). Produk B = 3.000 kali
(c). Produk C = 1.800 kali
(d). Jumlah = (a) + (b) + (c) = 7.200 kali

Fungsi pemasaran: Akuntansi Pemasaran

  • Jumlah biaya pemasaran: 49.200
  • Jumlah dasar alokasi:15.000
  • Tarif alokasi biaya marketing: 3,28

Perhitungan jumlah dasar alokasi:

(a). Produk A = 6.400 kali
(b). Produk B = 5.700 kali
(c). Produk C = 2.900 kali
(d). Jumlah = (a) + (b) + (c) = 15.000 kali

Penyajian Biaya Marketing

Dari perhitungan biaya pemasaran di atas, analisa biaya marketing menurut jenis produk disajikan dalam Laporan Laba Rugi seperti berikut:

PT KAS Surabaya
Laporan Laba Rugi Menurut Jenis Produk
Bulan Juli 20XX

Laporan Laba Rugi Menurut Produk
Contoh: Laporan Laba Rugi Menurut Produk

Keterangan:

  1. 80.000 unit x Rp 10 = 800.000
  2. 55.000 unit x Rp 11 = 550.000
  3. 5% x Rp 800.000 = 40.000
  4. (50.000 unit x 2,5 kg) x Rp 0,20 = 25.000
  5. 20.000 unit x Rp 0,42 = Rp 8.400
  6. 80.000 unit x Rp 0,36 = 28.800
  7. 3.000 x Rp 4 = Rp 12.000
  8. 2.900 x Rp 3,28 = 9.512

Analisis Biaya Marketing Menurut Daerah Pemasaran

Dasar Analisis

Analisis biaya marketing menurut daerah pemasaranbermanfaat untuk:

  1. Pengendalian biaya marketing yang terjadi di tiap-tiap daerah pemasaran.
  2. Mengarahkan pemasaran produk di daerah-daerah pemasaran yang memberikan laba yang tertinggi.

Analisis biaya pemasaran menurut daerah pemasaran hanya dapat diterapkan dalam perusahaan yang mempunyai daerah pemasaran yang luas yang dibagi menjadi daerah-daerah pemasaran. Di mana tiap-tiap daerah tersebut dipimpin oleh seorang manajer.

Jika tiap-tiap area manajer pemasaran diserahi tanggungjawab untuk mengarahkan biaya marketing, maka analisis menurut daerah pemasaran ini akan memberikan hasil yang penting. Oleh karena itu, jika sebagian besar biaya marketing masih dikendalikan langsung oleh kantor pusat, maka analisis biaya pemasaran menurut daerah pemasaran kurang memberikan manfaat yang optimal.

biaya marketing adalah

Faktor-faktor Pemilihan Batas Daerah Pemasaran

Dalam memilih batas-batas daerah pemasaran hendaknya diperhatikan faktor-faktor berikut ini:

1. Daerah/ wilayah/ area pemasaran hendaklah tidak terlalu luas.

Tujuannya adalah agar tidak terjadi biaya marketing yang terlalu tinggi didaerah tertentu yang dikompensasikan dengan biaya rendah di area/daerah pemasaran lain. Contoh: Pulau Jawa dipilih sebagai suatu daerah pemasaran.

Hal ini  terlalu luas, karena di Pulau Jawa terdapat berbagai propinsi dan kota besar yang kemungkinan mempunyai pasar yang berbeda-beda.

2. Penentuan daerah memungkinkan untuk dilakukan analisis hasil penjualan dan biaya.

Bila daerah pemasaran terlalu kecil, akan menyebabkan adanya proporsi biaya tidak langsung yang besar, tapi jika terlalu luas akan menyebabkan adanya biaya langsung yang benar.

3. Daerah pemasaran yang dipilih memiliki potensi pemasaran.

Perhatikan contoh kasus analisis biaya marketing menurut daerah pemasaran berikut ini:

PT KAS Suabaya menjual satu jenis produk di dua daerah pemasaran, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Biaya marketing yang dikeluarkan pada bulan Juli 20xx adalah sebagai berikut:

1: Biaya Pemasaran Menurut Fungsi pemasaran:

  • Penjualan = Rp 57.600
  • Pergudangan = Rp 30.600
  • Pembungkusan dan pengiriman = Rp 25.600
  • Advertensi = Rp 54.400
  • Kredit dan Penagihan = Rp 9.840
  • Akuntansi Pemasaran = Rp 27.840
  • Jumlah = Rp 205.880

 2: Data Dasar Alokasi

Jawa Timur:

  • Harga jual per unit = Rp 12
  • Harga pokok produksi per unit = Rp 8
  • Berat produk per unit = Rp 2,25 kg
  • Frekuensi produk tercantum dalam faktur penjualan = 4.000
  • Frekuensi pesanan dari pelanggan = 1.800
  • Jumlah produk yang terjual = 55.000 unit

Jawa Barat:

  • Harga jual per unit = Rp 12
  • Harga pokok produksi per unit = Rp 8
  • Berat produk per unit = Rp 2,25 kg
  • Frekuensi produk tercantum dalam faktur penjualan = 4.200
  • Frekuensi pesanan dari pelanggan = 600
  • Jumlah produk yang terjual = 25.000 unit

3. Tarif Alokasi Biaya Pemasaran

Jumlah biaya:

  • Penjualan = 57.600
  • Pergudangan = 30.600
  • Pembungkusan dan pengiriman = 25.600
  • Advertensi = 54.400
  • Kredit dan penagihan = 9.840
  • Akuntansi = 27.840

Jumlah dasar alokasi:

  • Penjualan = 960.000 …(1)
  • Pergudangan = 180.000 kg ….(2)
  • Pembungkusan dan pengiriman = 80.000 unit
  • Advertensi = 80.000 unit
  • Kredit dan penagihan = 2.400
  • Akuntansi = 6.400

Keterangan:

  • Jatim = 55.000 x Rp 12 = 660.000
    Jabar = 25.000 x Rp 12 = 300.000
    Jumlah = Rp 960.000
  • Jatim = 55.000 x 2,25 kg = 123.750 kg
    Jabar = 25.000 x 2,25 kg = 56.250 kg
    Jumlah = 180.000 kg

Tarif alokasi biaya pemasaran:

  • Penjualan = 6%
  • Pergudangan = Rp 0,17
  • Pembungkusan dan pengiriman = 0,32
  • Advertensi = 0,67
  • Kredit dan penagihan = 4,10
  • Akuntansi = 4,35

4. Analisis biaya pemasaran menurut daerah pemasaran disajikan berikut ini:

PT KAS Surabaya
Laporan Laba Rugi Menurut Daerah Pemasaran
Bulan Juli 20XX

Laporan Laba Rugi Menurut Daerah Pemasaran
Contoh: Laporan Laba Rugi Menurut Daerah Pemasaran

Keterangan:

  1. 000 x Rp 12 = Rp 640.000
  2. 000 x Rp 8 = Rp 200.000
  3. 6% x Rp 460.000 = Rp 39.600
  4. (25.000 unit x 2,25 kg) x Rp 0,17 = Rp 9.562,50
  5. 55.000 Rp 0,33 = Rp 17.600
  6. 25.000 x Rp 0,67 = Rp 17.000
  7. 1.800 x Rp 4,1 = Rp 7.380
  8. 2.400 Rp 4,35 = Rp 10.440

 

FAQ tentang Analisis Biaya Marketing

Berapa persen anggaran untuk marketing? 10%

Apa analisis pemasaran?

Analisis pemasaran adalah proses meneliti, menganalisa, dan menelaah mengenai pasar untuk memahami kebutuhan customer, menidentifikasi peluang, serta menganalisa kekuatan dan kekurangan pesaing.

Apa saja faktor yang mempengaruhi analisis biaya marketing?

Ada beberapa faktor yang berdampak pada analisis marketing cost, yaitu: (1) Pasar, (2) pelanggan, (3) kompetitor, dan (4) kondisi lingkungan.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.