Cost Sebagai Bahan Olah Akuntansi
A: Pengertian
Atas dasar pengertian yang dikutip dari berbagai sumber di atas mengenai cost, expenditure, expense, dan cost of goods sold dan dihubungkan dengan konsep kesatuan usaha, konsep periode waktu, dan komponen Laporan Keuangan.
Dalam akuntansi, cost mempunyai kedudukan sebagai pengukur atau bahan olah akuntansi dan bukan sebagai objek atau wadah.
Pengorbanan (pengeluaran sumber ekonomi) untuk memperoleh barang dan jasa harus dibedakan dengan pengorbanan (pengeluaran sumber ekonomi) untuk memperoleh pendapatan.
Kalau terjadi transaksi perolehan barang atau jasa, berarti perusahaan melakukan pengeluaran (expenditure). Pengeluaran ini adalah pengukur cost barang dan jasa yang diperoleh.
Cost ini harus dicatat karena akan menjadi data dasar untuk menghasilkan informasi tentang aktivitas operasi perusahaan selama perioe tertentu.
—
Secara teknis pembukuan, cost atau jumlah pengeluaran tersebut dapat dicatat ke dalam wadah yang namanya aset atau biaya tergantung pada karakteristik hubungan pengeluaran dengan pendapatan sebagai tujuan akhir.
Kalau cost tersebut dicatat ke dalam aset, maka disebut dengan pengeluaran untuk aset atau pengeluaran untuk barang modal (capital expenditure).
Sedangkan jika dicatat ke dalam biaya, yang berarti langsung dikaitkan dengan pendapatan, maka disebut pengeluaran untuk pendapatan (revenue expenditures). Hal yang penting adalah kemanapun jumlah rupiah pengeluaran tersebut dicatat, itu tetap merupakan cost.
B: Inkonsistensi Istilah
Dengan cara berfikir yang sama, jika perusahaan melakukan pengeluaran untuk memperoleh mesin, atau persediaan barang, maka akan menjadi cost mesin atau cost persediaan barang. Dengan demikian orang akan dapat bertanya:
“berapakah cost mesin?”
“berapakah cost persediaan barang?”
Lalu apa jawaban dari dua pertanyaan tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini yang pertama kali perlu dipahami adalah bahwa ada bermacam-macam pengeluaran untuk memperoleh mesin dan persediaan barang.
Masalahnya adalah pengeluaran yang mana saja yang membentuk cost mesin atau persediaan barang. Oleh karena itu perlu adanya kesepakatan tentang hal ini, dalam bentuk prinsip atau bila perlu standar akuntansi keuangan.
Prinsip akuntansi yang sekarang dianut tentang apa yang masuk dalam cost mesin adalah biaya mesin meliputi seluruh pengeluaran dalam rangka memperoleh mesin (aset tetap), sampai mesin tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
Demikian juga cost persediaan barang adalah semua jumlah rupiah pengeluaran yang diperlukan persediaan barang sampai siap dipakai atau siap dijual.
Dengan cara seperti ini, maka tidak perlu lagi ada inkonsistensi penggunaan istilah:
- biaya,
- harga pokok dan
- harga perolehan.
Dengan memperhatikan kerangka konsep cost sebagai bahan olah, maka akan mudah untuk menjelaskan pengertian expense dan revenue, sert konsep penandingan atau pengasosiasian (matching), dan yang jelas, keduanya (expense dan revenue) adalah wadah atau obyek dan bukan bahan olah.
Jika keduanya diukur dengan cost, maka ukuran dan hubungan keduanya dapat diketahui sehingga dihasilkan suatu informasi.
Istilah Beban
A: Definisi Beban Menurut Para Ahli
Secara definisional , expense adalah jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan adalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha.
Berdasarkan makna expensi tersebut, istilah biaya sebenarnya lebih mendekati pengertian dan makna expense, sehingga tepatlah jika dikatakan bahwa biaya adalah sumber ekonomi (yang cerminkan dalam bentuk cost) yang telah keluar dari kesatuan usaha menjadi expired cost. Akibat penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan dalam upaya menghasilkan pendapatan.
—
Untuk tujuan pelaporan yang informatif, cost yang telah keluar ini secara konvensi ditampung ke dalam tiga wadah, yaitu:
- produk terjual
- periode berjalan
- rugi yang secara keseluruhan merupakan biaya.
Bahwa suatu saat cost adalah berubah menjadi biaya bukan berarti bahwa cost sama dengan biaya yang sesungguhnya terjadi adalah data cost yang semula ditampung dalam wadah aset atau lainnya, sekarang dialihkan atau dinyatakan masuk ke wadah biaya. Tujuannya adalah untuk merepresentasikan aktivitas perusahaan yang senyatanya.
Demikian juga, kalau bahan baku, tenaga kerja, dan overhead digabungkan menjadi produk, maka biaya yang melekat pada komponen produk tersebut sekarang melekat pada produk tersebut. Oleh karena itu, semua komponen akan membentuk cost produk, bukan biaya produk atau harga pokok produk.
B: Beban dan Expense
Istilah beban sebagai sinonim kata expense secara rasa bahasa tidak tepat, karena istilah beban sama sekali tidak mengandung makna ekonomi.
Artinya, istilah tersebut, khususnya bila berdiri sendiri tidak memberi kesan sebagai jumlah rupiah atau nilai ekonomi sebagaimana istilah biaya, cost rugi, pendapatan, dan laba.
Kecuali itu, istilah beban tidak mengisyaratkan makna sebagai suatu aliran keluar sumber ekonomi dari kesatuan usaha.
Istilah beban mempunyai arti tidak lebih dari sekedar pengurang atau debit (charge to revenue) dan berkaitan dengan teknik pembukuan semata-mata.
—
Secara teknis, biaya memang sering disebut beban karena dalam akun laba rugi (income summary), semua biaya dibebankan atau didebit (charged) ke akun tersebut, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa biaya dapat disebut sebagai beban atau debit.
Lebih jauh, beban mempunyai arti sebagai sesuatu yang harus ditanggung padahal secara konseptual expense (biaya) adalah sesuatu yang harus dikorbankan dahulu untuk menciptakan pendapatan.
Menyebut expense sebagai beban sama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan harus menangung biaya, dan ini bertentangan dengan konsep bahwa cost yang telah dikorbankan (keluar dari kesatuan usaha) merupakan upaya (effort) untuk menimbulkan pendapatan.
Namun demikian, secara teknis pendapatan diukur lebih dahulu baru kemudian biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut ditentukan untuk dikurangkan, atau dibebankan ke pendapatan sehingga angka laba diperoleh.