Konsep Laba Menurut Tataran Sintaktik
A: Pengertian Menurut Tataran Sintaktik
Makna semantik laba yang dikembangkan di atas harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik.
Ini berarti konsep laba adalah harus dioperasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang MANTAP dan obyektif, sehingga angka profit dapat diukur dan disajikan dalam Laporan Keuangan.
Salah satu bentuk penjabaran definisi profit secara sintaktik adalah mengartikan laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Definisi laba adalah masalah pada tataran semantik.
B: Pengukuran
Pengukuran dalam arti luas yang meliputi:
- Pengakuan
- Saat pengakuan
- Prosedur pengakuan
- Cara pengungkapan (disclosures)
Bila definisi laba adalah sebagai pendapatan dikurangi biaya, masalahnya adalah:
“Kapan laba timbul sehingga harus diukur dan diakui?”
Paralel dengan masalah pengukuran pendapatan, terdapat dua kriteria atau pendekatan dalam pengukuran profit, yaitu:
- Pendekatan transaksi (transactions approach)
- Pendekatan ativitas (activities approach)
Bagaimana penjelasan pendekatan tersebut?
Yukss ikuti terus artikel ini…
1. Pendekatan Transaksi
Dengan pendekatan ini, profit diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi.
Terutama transaksi eksternal yang kemudian terakumulasi sampai akhir periode.
Karena definisi laba adalah sebagai pendapatan dikurangi biaya, maka pengukuran dan pengakuan pendapatan serta biaya dalam suatu periode sebenarnya juga merupakan pengukuran dan pengakuan laba.
Oleh karena itu, pengukuran dan pengakuan profit juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.
Dengan demikian, pengakuan profit atas dasar pendekatan pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi, dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat (consumption of benefit)
Perhatikan contoh pencatan jurnal yang menggambarkan pengakuan laba berikut ini:
[Debit] Kas …. Rp 100.000
[Kredit] Penjualan (pelanggan Y) ……. Rp 100.000
[Debit] HPP Barang Terjual ….. Rp 60.000
[Kredit] Persediaan Barang Dagangan ….. Rp 100.000
[Debit] Biaya Gaji Administratif …. Rp 10.000
[Dr] Biaya Gaji Pemasaran …. Rp 11.500
[Debit] Biaya Bunga …. Rp 2.500
[Kredit] Kas ….. Rp 24.000
[Debit] Kas ….. Rp 2.000
[Debit] Depresiasi Akumulasi …. Rp 24.000
[Kredit] Mesin …. Rp 25.000
[Kredit] Untung Penjualan Mesin …. Rp 1.000
Karena keuntungan melekat pada pendapatan (penjualan), dengan pendekatan transaksi dapat dikatakan bahwa profit timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi.
Laba akan terhitung selisih biaya yang diperkirakan mendatangkan pendapatan juga diakui (konsep penandingan).
Keuntungan Pendekatan Transaksi
Dari contoh transaksi di atas, kita dapat melihat beberapa keuntungan pendekatan transaksi bagi akuntansi untuk pelaporan keuntungan, antara lain:
- Komponen pembentuk laba bersih adalah dirinci dengan berbagai basis antara lain atas dasar produk atau pelanggan untuk kepentingan manajerial.
- Profit yang berasal dari berbagai sumber/ jenis transaksi (utama, tambahan, dan luar biasa) dapat dipisahkan dan dilaporkan untuk kepentingan eksternal.
- Peruahan aset dan kewajiban adalah perubahan nilai yang diakui secara obyektif pada saat perubahan terjadi akibat transaksi penjualan (pendapatan) dan biaya dengan pihak eksternal.
- Jumlah rupiah serta jenis aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode.
Jumlah rupiah yang tersedia (biaya historis) dapat dijadikan basis untuk penilaian berbagai aset dan kewajiban tanpa harus melakukan mempertimbangkan perubahan nilai. - Karena perubahan nilai pasar aset tidak diakui, artikulasi antar laporan keuangan dapat dipertahankan.
ini berarti, pendapatan dikurangi biaya akan sama dengan perubahan ekuitas pemegang saham.
Namun demikian, perubahan nilai pasar aset (misanya persediaan) bila perlu dapat diakui pada tiap akhir periode sebagai penyesuaian.
Hal ini merefleksikan penerapan konsep pemertahanan kapital.
2. Pendekatan Aktivitas
Dengan pendekatan ini, laba adalah dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya aktivitas atau kejadian. Bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu.
Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan (earning process) sebagai basis pengakuan pendapatan.
Dengan konsep ini, pendapatan dengan sendirinya keuntungan dapat dinyatakan telah terbentuk (earned) bersamaan dengan telah dilakukannya aktivitas operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) Pendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen melakukan analisis internal.
Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk:
- mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap bagian dan aktivitas
- mengendalikan perilaku manajer divisi dengan sistem pengendalian manajemen
- menentukan kompensasi.
Dalam aplikasinya, kedua pendekatan tersebut tidak berdiri sendiri tapi saling melengkapi. Laba tidak dapat diakui hanya atas dasar salah satu pendekatan. Itulah sebabnya, kriteria pendapatan adalah terealisasi dan terbentuk, artinya, kedua kriteria tersebut harus terpenuhi.
Oleh karena itu, praktik akuntansi dalam kaitan dengan laba yang sekarang banyak dianut sebenarnya merupakan kombinasi dari pendekatan transaksi dan pendekatan aktivitas.
Konsep Laba Menurut Tataran Pragmatik
A: Definisi Laba Menurut Tataran Pragmatik
Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarah.
Telah disinggung pada pembahasan mengenai teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi akuntansi.
Informasi diharapkan mempunyai pengaruh jika informasi tersbut benar-benar digunakan oleh para pemakai, karena menurut persepsi pemakai (atau model pengambilan keputusan) informasi tersebut mempunyai manfaat, kualitas, atau nilai informasi.
Bila dikaitkan dengan keuntungan, tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan.
Jika memang digunakan, untuk kepentingan apa informasi tentang profit digunakan, sehingga angka keuntungan benar-benar harus disediakan.
B: Kebermanfaatan Laba
Ada 3 cara untuk mengetahui kebermanfaatan laba, adalah:
Cara #1: Menanyakan langsung kepada pemakai
Cara pertama adalah menanyakan langsung pengguna:
“Apakah mereka menggunakan angka laba akuntansi?”
Karena banyak pemakai dengan berbagai perspektif dan kepentingan, cara ini kurang terandalkan sebagai bukti tentang kebermanfaatan profit.
Cara #2: Mengenali bagaimana informasi keuntungan nyatanya digunakan.
Cara #3: Mengukur reaksi pasar modal terhadap pengumuman laba akuntansi.