Teori Laba: Pengertian, Konsep Dasar, Cara Penyajian dan Contoh Nyata Aplikasinya

Laba dan Teori Entitas

A: Latarbelakang dan Prinsip

Telah dibahasa secara tuntas pengertian laba menurut para ahli dan lembaga-lembaga kompeten. Bahwa laba adalah kenaikan kemakmuran suatu entitas yang dapat dikonsumsi tanpa mempengaruhi kapital semula, sedangkan dari aspek pengukuran dan prosedur akuntansi, laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya.

Persoalannya adalah kapan penandingan pos-pos biaya dengan pendapatan harus berhenti, sehingga selisihnya dapat disebut profit. Ini sama saja dengan masalah apakah suatu pos merupakan biaya atau meupakan pembagian profit?

Untuk menjawab hal ini, pengertian laba harus dikaitkan dengan entitas yang berkepentingan. Untuk siapa suatu jumlah rupiah dapat disebut laba adalah bergantung pada sudut pandang atau cara teori entitas yang dianut.

Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomi, sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati keuntungan.

Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas keuntungan, teori entitas (kesatuan usaha) sering disebut pula dengan teori ekuitas (equity theory).

Konsep dasar kesatuan usaha (business entity) dengan segala implikasinya sebenarnya hanya merupakan salah satu konsep dasar yang dapat dipilih dalam perekayasaan akuntansi.

B: Teori Entitas

Konsep dasar akuntansi ‘kesatuan’ (entitas) mempunyai implikasi terhadap pengertian pendapatan, biaya dan keuntungan.

Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah:

  1. Entitas usaha bersama (enterprise theory)
  2. Entitas usaha atau bisnis (business entity theory)
  3. Investor (investor theory)
  4. Entitas pemilik (proprietary/ stockholder theory)
  5. Entitas pemilik residual (residual stockholder theory)
  6. Pengendali (commander theory)
  7. Entitas dana (fund theory)

Yukss dibahas satu-per-satu…

1: Laba dalam Entitas Usaha Bersama (enterprise theory)

Dengan sudut pandang ini, kesatuan yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah kegiatan usaha bersama yang melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari kegiatan ekonomi.

Semua partisipan menanggung segala aspek kegiatan bersama, sehingga mereka disebut secara bersama sebagai pemegang saham (stockholder) yang terdiri atas:

  • Manajer
  • Karyawan
  • Pemegang saham
  • Kreditur
  • Pelanggan
  • Pemerintah, dan
  • Masyarakat

Perusahann berfungsi sebagai alat, pengikat, dan pusat kegiatan. Secara skematis, sudut pandang ini diilustrasikan dalam gambar berikut:

Laba dalam Entitas Usaha Bersama
Laba dalam Entitas Usaha Bersama

Sudut pandang ini menjadi relevan manakala perusahaan menjadi sangat besar (large corporation).

Pandangan ini dilandasi oleh gagasan bahwa perusahaan yang besar berfungsi sebagai institusi sosial yang mempunyai pengaruh ekonomi yang luas dan kompleks sehingga darinya dituntut pertanggungjawaban sosial.

Perusahaan besar tidak dapat lagi dijalankan untuk kepentingan pemegang saham semata-mata. Walaupun para pemegang saham mempunyai hak yuridis sebagai pemilik, kepentingan para pemegang modal secara bersama demi berlangsungnya dan kemakmuran perusahaan harus didahulukan.

Dengan cara pandang seperti ini, definisi laba adalah seluruh jumlah rupiah nilai tambahan (kenaikan kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama.

Dikurangi dengan biaya material dan mesin/peralatan (bahan baku, overhead non tenaga kerja dan depresiasi).

Laba adalah hasil upaya bersama (cooperative efforts) para pemegang kepentingan.

Jumlah rupiah yang dibayarkan kepada partisipan bukan merupakan biaya, tapi merupakan distribusi nilai tambahan atau pembagian keuntungan.

Laporan Profit Loss harus disusun dengan pendekatan nilai tambahan (value added statement) untu merefleksikan karakteristik perusahaan sebagai institusi sosial.

2: Laba dalam Entitas Usaha atau Bisnis (business entity theory)

Teori entitas ini mendasari konsep dasar kesatuan usaha. Perusahaan dipandang sebagai orang atau badan yang berdiri sendiri. Bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya.

Jadi, perusahaan dipersonifikasi sehingga seakan-akan dapat melakukan transaksi dan aktivitas (tentu saja melalui manajemen dan karyawan). Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan menjadi subyek pelaporan.

Perhatikan gambar berikut ini:

konsep laba
konsep laba

Dengan teori ini, profit dipandang sebagai kenaikan aset. Karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluar aset (penurunan aset) akibat operasi perusahaan. Pemilik, kreditor, pemerintah, serta pihak lainnya diperlakukan sebagai pihak luar.

Oleh karena itu, jumlah rupiah yang di distribusikan ke mereka diperlakukan sebagai biaya. Transaksi modal  tidak dibedakan dengan transaksi operasi. Dengan teori ini, laporan laba rugi secara teoritis akan disajikan seperti berikut ini:

PT Xidev Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019

Contoh Laporan Laba Rugi

Profit entitas Rp 1.600.000 sama dengan re-investasi dalam teori entitas usaha bersama. Jumlah ini merupakan tambahan aset yang dikelola oleh kesatuan usaha, karena teori kesatuan usaha menyandang penyedia dana sebagai pihak luar, maka pemegang saham dan kreditor tidak dibedakan dan keduanya dipandang sebagai pemegang ekuitas.

3: Laba dalam Entitas Investor (investor theory)

Investor adalah kreditor (jangka panjang) dan pemegang saham (saham preferensi dan biasa). Jadi, investor adalah penyedia dana utama perusahaan.

Dengan teori ini, pusat perhatian akuntansi adalah kedua kelompok tersebut dan keduanya dipandang sebagai mitra manajemen. Bukan sebagai pihak luar sebagaimana dalam sudut pandang kesatuan usaha. Dengan kata lain, perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor.

Oleh karena itu, pelaporan keuangan harus dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompoak tersebut.

Perhatikan ilustrasi yang menggambarkan hal tersebut berikut ini:

Laba dalam Entitas Investor
Laba dalam Entitas Investor

Dengan sudut pandang ini, definisi laba adalah jumlah rupiah yang menjadi ha investor. Sebagai konsekuensinya, bunga kepada kreditor jangka panjang dan dividen kepada pemegang saham bukan merupakan biaya, tapi lebih sebagai distribusi keuntungan. Penyajian Laporan profit loss atas dasar teori entitas investor akan tampak sebagai berikut:

PT Xidev Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019

Laporan Laba Rugi
Contoh Laporan Profit Loss

Distribusi Laba:

Untuk investor (bunga) = Rp 400
Untuk pemegang saham (dividen) = Rp 1.200
Re-investasi (laba tidak dibagi):
= Rp 400 + Rp 1.200
= Rp 1.600

Karena kreditor dan pemegang saham adalah mitra manajemen perusahaan dan manajemen bertindak atas nama investor. Profit kesatuan usaha investor adalah sebesar Rp 3.200.000. Dalam hal ini, pajak berstatus sebagai biaya bagi investor.

Berbeda dengan kesatuan usaha, bunga dan dividen adalah pembagian keuntungan bukan biaya. Teori entitas semacam ini sering disebut sudut pandang entitas tradisional.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.