Teori Laba: Pengertian, Konsep Dasar, Cara Penyajian dan Contoh Nyata Aplikasinya

4: Laba dalam Entitas Pemilik (proprietary/ stockholder theory)

Teori entitas ini memandang pemegang saham sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Kreditor dianggap sebagai pihak luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen.

Aset menjadi milik pribadi pemegang saham, sehingga utang adalah keharusan pemegang saham. Artinya, pemegang saham menanggung segala risiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut pandang ini, aset bersih menjadi perhatian utama bagi pemegang saham.

Kreditor, pemerintah, dan pihak atau entitas lain dianggap sebagai pihak luar pemilik, sehingga semua biaya yang dikorbankan yang bersangkutan dengan pihak tersebut akan dianggap sebagai biaya, bukan distribusi keuntungan.

Sehingga dalam teori ini definisi laba adalah selisih pendapatan dan biaya yang menjadi hak akhir pemilik. Dengan kata lain, laba adalah kenaikan aset bersih. Teori ini populer dan berpaut dengan perusahaan perseorangan yang pemiliknya merangkap sebagai manajer.

Untuk perusahaan besar yang berbentuk perseroan, sudut pandang seperti ini kurang tepat, karena manajemen perusahaan dan pemegang saham adalah pihak yang terpisah. Tidak hanya terpisah secara konseptual, tapi secara fisik dan operasi.

Untuk perseroan, sudut pandang kesatuanusaha lebih konsisten dengan praktik bisnis yang memisahkan kepemilikan dan pengelolaan. Bagi perusahaan perseorangan sekalipun,  sudut pandang kesatuan usaha lebih cocok, karena secara administratif dan akuntansi pemisahan kepemilikan serta pengelolaan perusahaan adalah praktik yang sehat.

Dengan teori ini penyajian Laporan Laba Rugi akan nampak seperti berikut ini:

PT Xidev Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir tanggl 31 Desember 2019

Laporan Laba Rugi
Profit Loss Statements

Bila dikaitkan dengan konsep laba adalah, bahwa teori entitas yang dibahas di sini lebih berkaitan dengan masalah penyajian statemen profit loss. Oleh karena itu, penyajian profit dapat saja menggunakan konsep yang berbeda dengan konsep untuk penciptaan keuntungan.

Dengan kata lain data akuntansi yang ditangkap dan diciptakan atas dasar konsep kesatuan usaha dapat disajikan untuk pelaporan profit atau rugi dengan konsep kesatuan pemilik.

5: Laba dalam Entitas Pemilik Residual (residual stockholder theory)

Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa (residual equity) sebagai pusat perhatian akuntansi.

Pendekatan ini sebenarnya tidak berbeda dengan sudut pandang pemilik (proprietory concept) yang telah dijelaskan di atas. Hanya dalam pendekatan ini, pemilik adalah pemegang saham biasa. Pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar, sehingga dividen untuk mereka dipandang sebagai biaya.

Jika disimbolkan, persamaan akuntansi untuk merefleksikan konsep ini adalah sebagai berikut:

Aset – Ekuitas Spesifik = Ekuitas Residual

Dalam persamaan tersebut, ekuitas spesifik adalah utang dan ekuitas saham istimewa. Teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pemegang saham biasa adalah pihak yang akhirnya menanggung risiko ketidakpastian masa datang, tapi juga menikmati segala kembalian setelah pihak lain terpenuhi haknya.

Hak pemegang saham istimewa sudah cukup pasti, sehingga mereka tidak berkepentingan dengan keuntungan akuntansi. Oleh karena itu, penyajian keuntungan dipusatkan pada pemegang saham biasa (residual stockholder) untuk membantu mereka memprediksi aliran kas masa datang.

Laba dan laba per saham untuk pemegang saham biasa menjadi informasi penting yang harus disajikan dalam laporan profit loss.

6: Laba dalam Entitas Pengendali (commander theory)

Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan definisi laba, tapi lebih berkaitan dengan penyajian data akuntansi secara keseluruhan.

Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan (to control) sumber ekonomi perusahaan. Tanpa memperhatikan kepemilikan seperti konsep kesatuan yang lain.

Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh manusia, dan karenanya siapa yang mengendalikan sumber ekonomi perusahaan harus diidentifikasi dan kemudian akuntansi memusatkan perhatiannya pada para pengendali tersebut.

Dengan demikian tujuan dan fungsi akuntansi (pelaporan keuangan) dapat lebih mudah ditafsirkan, tanpa harus mengadakan abstraksi semu seperti kesatuan usaha atau kesatuan dana.

Konsep ini sebenarnya sejalan dengan konsep kesatuan usaha. Tapi konsep ini lebih menekankan pada orang yang mengelola dana, yaitu pihak manajemen perusahaan daripada menekankan pada kesatuan operasinya.

Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomi lebih penting daripada pemilikan, sehingga manajemen perusahaan mempunyai tingkatan (hierarki), pengendalian juga bertingkat, dan tingkat manajemen tertentu mengendalikan tingkat manajemen di bawahnya.

Dengan teori ini, sudut pandang akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik, sehingga neraca dipandang sebagai laporan tentang sumber dan penggunaan dana yang menunjukkan pertanggung jawaban manajemen.

Laporan profit loss dipandang sebagai penjelasan atas aktivitas manajemen perusahaan dari sudut pandang manajemen, sehingga laporan profit loss adalah menunjukkan hasil/ keuntungan untuk tiap aktivitas yang dapat berupa:

  • Proyek
  • Produk
  • Segmen bisnis lainnya.

Meskipun demikian, manajemen juga menyiapkan laporan profit loss untuk menunjukkan kinerja kesatuan usaha secara keseluruhan.

7: Laba dalam Entitas Dana (fund theory)

Fund ata dana mempunyai dua pengertian yang saling dirancukan. Dana dapat diartikan sebagai kas (uang), aset likuid, atau sumber keuangan (financial resources) yang dapat digunakan untuk mendanai suatu aktivitas, program, atau proyek dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Dana juga dapat berarti kesatuan, wadah, atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program, atau proyek yang didanai dengan aset likuid tersebut. Jadi, dana dapat berarti sebagai kesatuan akuntansi (accounting entity).

Konsep ini memandang bahwa kegiatan, program, proyek, atau unit aktivitas lainnya sebagai kesatuan atau entitas yang berdiri sendiri dan menjadi pusta pelaporan yang disebut dana.

Sumber keuangan yang dianggarkan dan diserahkan untuk pelaksanaan kegiatan dipertanggungjawabkan melalui kegiatan tersebut sebagai dana yang berdiri sendiri terpisah dengan dana yang lain.

Untuk itu diperlukan seperangkat sistem akuntansi yang dapat menghasilkan data akuntansi dan laporan keuangan untuk pertanggungjawaban kesatuan dana tersebut.

Berikut ini ilustrasi yang menggambarkan secara diagramatis operasi akuntansi dana belanja.

Konsep Laba Rugi

Untuk suatu program/ proyek, sumber pendapatan atau penerimaan adalah anggaran belanja atau hibah untuk program tersebut. Obyek belanja atau pengeluaran dapat berupa gaji, bahan habis pakai, barang inventaris dan barang modal (aset tetap).

Utang dan piutang pada gambar di atas adalah piutang dan utang jangka pendek.

Bila:

  • Aset Likuid =  AL
  • Kewajiban Likuid = KL
  • Saldo Dana = SD
  • Pendapatan = P
  • Belanja = B

Maka konsep dalam gambar di atas dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi dana belanja selama periode sebagai berikut:

Awal periode:
AL = KL + SD

Selama periode:
AL = KL + SD + P – B

Akhir periode:
AL = KL + SD

Implikasi Entitas

Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam aktivitas ekonomi yaitu manajer, karyawan, investor, kreditor, pemerintah, dan entitas lain yang terlihat.

Mereka merupakan pihak yang akhirnya menerima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat aktivitas ekonomi.

Teori kesatuan juga mempunyai implikasi tentang Tujuan Laporan Keuangan dan bentuk atau susunan laporan profit loss (income statement).

Dan uraian tentang teori-teori entitas di atas menunjukkan bahwa susunan dan penyajian Laporan profit loss ditentukan oleh sudut pandang atau teori entitas yang dianut, artinya, penyajian keuntungan terakhir ditentukan oleh siapa yang dituju.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.