Perilaku Biaya: Pengertian, Penggolongan, Sifat, dan Cara Menghitungnya dengan Contoh Nyata

Penentuan Pola Perilaku Biaya

Faktor Penentuan Perilaku Biaya

Ada tiga faktor yang harus diperhitungkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.

1: Harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya.

Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.

2: Harus dipilih variabel bebas (independent variable)

Yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi.

Dengan demikian variabel tidak bebas seperti biaya reparasi dan pemeliharaan dapat dinyatakan dalam suatu fungsi dari variabel bebas, seperti jam mesin.

Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan y = f(x).

3: Harus dipilih kisaran aktivitas yang relevan (relevant range of activity)

Hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

Fungsi tersebut dapat berupa fungsi linear atau non linear. Para akuntan dan manajer biasanya menggunakan rumus biaya variabel fungsi linear:

y = a + bx

Dalam menggambarkan pola perilaku biaya: y adalah nilai variabel tidak bebas untuk setiap nilai variabel x tertentu.

Konstan a merupakan intercept, yaitu nilai variabel y bila x sama dengan nol. b adalah slope, yaitu jumlah kenaikan nilai y untuk setiap kenaikan satu satuan x. Nilai a dan b tersebut adalah koefesien.

Jika suatu biaya adalah proportionately variable cost, a akan sebesar nol. Asumsi yang mendasari penggambaran hubungan linear antara total biaya dengan variabel bebas adalah sebagai berikut:

  1. Hubungan teknologi antara masukan dan keluaran harus linear.
    Sebagai contoh, setiap satuan produk selesai harus memerlukan jumlah bahan baku yang sama.
  2. Masukan yang dibeli harus sama dengan masukan yang digunakan. Sebagai contoh, setiap karyawan dimanfaatkan secara penuh.
  3. Harga pokok masukkan yang dibeli harus mempunyai fungsi linear dengan kuantitas yang dibeli.
    Sebagai contoh, harga bahan baku per satuan harus sama untuk jumlah pembelian berapapun.

Variabel bebas berikut ini dapat dipilih sebagai koefesien dalam fungsi linear tersebut:

  • Satuan produk yang dihasilkan
  • Berat bahan baku
  • Volume penjualan dalam rupiah
  • Jam tenaga kerja langsung
  • Upah tenaga kerja langsung
  • Jam mesin
  • Jarak yang ditempuh.

Dalam praktik biasanya hanya dipilih satu variabel bebas yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap total biaya yang dikeluarkan. Jika variabel bebas ini telah dipilih dan fungsi yang akan digunakan untuk menggambarkan pola perilaku biaya adalah linear, langkah selanjutnya adalah menentukan koefesien b (slope) dan a (intercept).

A: Metode Penaksiran Fungsi Linear

cara menghitung biaya

Metode Pendekatan

Ada dua pendekatan dalam memperkenalkan fungsi biaya, yaitu:

  1. Pendekatan historis (historical approach)
  2. Pendekatan analitis (analytical approach)

Dalam pendekatan historis, fungsi biaya ditentukan dengan cara menganalisis perilaku biaya di masa yang lalu dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas dalam masa yang sama, sedangkan dalam pendekatan analitis diadakan kerjasama antara orang-orang teknik dan staf penyusun anggaran.

Tujuannya untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap fungsi (aktivitas atau pekerjaan) untuk menentukan:

  • Pentingnya fungsi tersebut
  • Metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien
  • Jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat aktivitas.

Metode Fungsi Biaya

Ada 3 metode untuk memperkirakan fungsi biaya dengan pendekatan historis, yaitu:

  1. Metode titik tertinggi dan terendah
  2. Metode biaya berjaga
  3. Metode kuadrat terkecil

Untuk lebih jelasnya, yukss dibahas masing-masing metode tersebut…

1: Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)

Untuk memperkirakan fungsi biaya, dalam metode ini suatu biaya pada tingkat aktivitas yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat aktivitas terendah di masa yang lalu, selisih biaya yang dihitung adalah unsur biaya variabel dalam biaya tersebut.

Perhatikan contoh soal perilaku biaya berikut ini:

Data aktivitas dan biaya reparasi dan pemeliharaan PT Xidev Jaya tahun 2020 disajikan dalam tabel berikut ini:

contoh soal perilaku biaya
Gambar: Data Aktivitas dan Biaya Reparasi tahun 2020 (dalam ribuan)

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas dalam bulan April 2020 adalah tingkat kegaiatan terendah, sedangkan aktivitas dalam bulan Agustus 2020 adalah tingkat aktivitas tertinggi. Jumlah jam mesin dan biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dua tingkat aktivitas tersebut dibandingkan dan dihitung selisihnya disajikan berikut ini:

1: Jumlah jam mesin

Tertinggi = 8.000
Terendah = 4.000
Selisih = 4.000

2: Biaya reparasi dan pemeliharaan

  • Tertinggi = Rp 1.000.000
  • Terendah = Rp 600.000
  • Selisih = Rp 400.000

Unsur biaya variabel dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut:

Biaya variabel:
= Rp 400.000 : 4.000
= Rp 100 per jam mesin

Sedangkan perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin adalah sebagai berikut:

1: Titik Aktivitas Tertinggi

A: Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin yang terjadi = Rp 1.000.000

B: Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin:
= Rp 100 x 8.000
= Rp 800.000

C: Biaya reparasi dan pemeliharaan tetap:
= Rp Rp 1.000.000 – Rp 800.000
= Rp 200.000

2: Titik Aktivitas Terendah

A: Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin yang terjadi = Rp 600.000

B:Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin:
= Rp 100 x 4.000
= Rp 400.000

C: Biaya reparasi dan pemeliharaan tetap:
= Rp Rp 600.000 – Rp 400.000
= Rp 200.000

Jadi biaya reparasi dan pemeliharaan mesin terdiri dari:

(a). Biaya variabel Rp 100 per jam mesin

(b). Biaya tetap Rp 200.000 per bulan.

Jika fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, maka akan terbentuk fungsi linear sebagai berikut:

Y = 200.000 + 100X

Simbol y adalah biaya reparasi dan pemeliharaan, dan x adalah volume aktivitas yang dinyatakan dalam jam mesin.

Dengan persamaan linear tersebut dapat dilakukan estimasi biaya reparasi dan pemeliharaan untuk masa yang akan datang. Misalnya di tahun anggaran 2020 perusahaan merencanakan kenaikan aktivitas produksi yang diperkirakan akan menaikkan volume aktivitas reparasi dan pemeliharaan menjadi 90.000 jam mesin. Maka biaya reparasi dan pemeliharaan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan linear tersebut sebagai berikut:

y = 200.000 + 100 (90.000)

y = 9.200.000

Pemisahan biaya semivariabel dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah ini sangat kasar, karena dari 12 pasangan data aktivitas dan biaya pada tabel di atas, hanya diperhitungkan 2 pasangan data, yaitu pada aktivitas tertinggi dan terendah saja, Sehingga tidak cukup mencerminkan perilaku biaya semivariabel yang diamati perilakunya.

2: Metode Biaya Berjaga (Standby Cost Method)

perilaku biaya dalam akuntansi manajemen

Metode ini mencoba menghitung  berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.

Biaya ini disebut biaya berjaga, dan biaya berjaga ini adalah bagian yang tetap. Perbedaan antarabiaya yang dikeluarkan selama produksi berjalan dengan berjaga adalah biaya variabel.

Untuk menggambarkan penerapan metode ini misalnya digunakan data aktivitas dan biaya reparasi dan pemeliharaan dalam tabel di atas.

Misalnya pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.000.000. Sedangkan menurut perhitungan, bila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi dan pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan sebesar Rp 400.000 per bulan.

  • Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 8.000 jam mesin = Rp 1.000.000
  • Biaya tetap (biaya berjaga) = Rp 400.000
  • Selisih = Rp 600.000

Biaya variabel per jam:

= Rp 600.000 : 8.000
= Rp 75 per jam mesin

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

Y = 400.000 + 75X

Simbol y adalah biaya reparasi dan pemeliharaan, dan x adalah volume aktivitas reparasi dan pemeliharaan dalam satuan jam mesin.

Perhatikan contoh soal perilaku biaya dan jawaban berikut ini:

Misalnya di dalam tahun anggaran 2020 perusahaan merencanakan kenaikan aktivitas produksi yang diperkirakan akan menaikkan volume aktivitas reparasi dan pemeliharaan menjadi 90.000 jam mesin. Maka biaya reparasi dan pemeliharaan dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan linear tersebut sebagai berikut:

Y = 400.000 + 75 (90.000)
= 7.150.000

3: Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan volume aktivitas berbentuk hubungan garis lurus dengan persamaan garis regresi  y = a + bx.

Di mana y merupakan variabel tidak bebas  (dependent variable) yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume aktivitas.

Penaksiran biaya dengan menggunakan persamaan regresi tersebut menghasilkan taksiran rata-rata biaya. Biaya yang sesungguhnya terjadi pada tingkat aktivitas kemungkinan lebih tinggi atau lebih rendah dari angka rata-rata tersebut.

Penaksiran biaya tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan taksiran angka interval, yang diperkirakan biaya sesungguhnya berada di dalamnya.

Dengan cara menggunakan angka standard error of estimateStandard error of estimate ini dapat digunakan untuk menaksir interval biaya reparasi dan pemeliharaan yang diharapkan akan terjadi biaya yang sesungguhnya.

Atas dasar taksiran aktivitas 90.000 jam mesin dalam tahun anggaran 2020 dan tingkat kepercayaan (degree of confidence) sebesar 95%. Maka dari hasil perhitungan menunjukkan kepada manajemen perusahaan bahwa diperkirakan biaya reparasi dan pemeliharaan akan berada dalam interval 10.358.375 dan 10.500.165.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.