Membongkar Proses dan Tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Metode Pencatatan Persediaan

Apa saja metode pencatatan persediaan pada perusahaan manufaktur? Metode pencatatan persediaan perusahaan manufaktur ada 2, yaitu:

  1. Metode pencatatan periodikal
  2. Metode pencatatan perpetual

Mari dibahas satu per satu masing-masing metode pencatatan tersebut ya.

1: Metode Pencatatan Persediaan Periodikal

Metode Pencatatan Persediaan perusahaan manufaktur

Pengertian metode pencatatan periodikal adalah metode di mana mutasi jumlah barang tidak dicatat, baik pada saat pembelian atau saat digunakan untuk produksi.

Jurnal yang timbul dari transaksi yang berkaitan dengan barang adalah sebagai berikut:

Pembelian Bahan Baku/Pembantu:

(Debit) Pembelian           Rp xxx
(Kredit) Hutang Dagang/Kas        Rp xxx

Pemakaian Baku/Pembantu:

Tidak dijurnal

Penjualan Barang Jadi:

(Debit) Piutang Dagang       Rp xxx
(Kredit) Penjualan                           Rp xxx

Proses penyesuaian di akhir periode:

Mencatat nilai persediaan Akhir :

(Debit) Persediaan Bahan Baku (Akhir)      Rp xxx
(Kredit) Ihtisar Pabrikasi (Bahan)                          Rp xxx

(Debit) Persediaan Barang Dalam Proses (Akhir)        Rp xxx
(Kredit) Ihtisar Pabrikasi (Barang Dalam Proses)               Rp xxx

(Debit) Persediaan Barang Jadi (Akhir)           Rp xxx
(Kredit) Ihtisar Laba Rugi (Barang Jadi Akhir)        Rp xxx

Mencatat nilai persediaan Awal (pembalik pada awal periode) :

(Debit) Ihtisar Pabrikasi (Bahan)                Rp xxx
(Kredit) Persediaan Bahan Baku (Awal)                  Rp xxx

(Debit) Ihtisar Pabrikasi (Barang Dalam Proses)         Rp xxx
(Kredit) Persediaan Barang Dalam Proses (Awal)                Rp xxx

(Debit) Ihtisar Laba Rugi (Barang Jadi Awal)          Rp xxx
(Kredit) Persediaan Barang Jadi (Awal)                             Rp xxx

 

2: Format Laporan Laba Rugi Metode Periodikal

Perhatikan format Laporan Laba Rugi dengan menggunakan metode periodikal adalah sebagai berikut:

Format Laporan Laba Rugi perusahaan manufaktur

contoh format laporan laba rugi perusahaan manufaktur
Format laporan laba rugi perusahaan manufaktur metode pencatatan persediaan periodikal

 

3: Metode Pencatatan Persediaan Perpetual

Pengertian metode pencatatan persediaan perpetual adalah metode pencatatan persediaan di mana mutasi jumlah barang selalu dicatat, baik jumlah barang saat pembelian maupun saat digunakan untuk proses produksi. Jurnal yang timbul dari penggunaan metode pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai berikut:

Pembelian Bahan baku dan pembantu:

(Debit) Persediaan Bahan Baku              Rp xxx
(Debit) Persediaan Bahan Pembantu      Rp xxx
(Kredit) Hutang Dagang /Kas                                       Rp xxx

Pemakaian Bahan baku dan pembantu :

(Debit) BDP Biaya Bahan Baku      Rp xxx
(Kredit) Persediaan Bahan Baku               Rp xxx

(Debit) BDP Overhead Pabrik – Bahan Pembantu      Rp xxx
(Kredit) Persediaan Bahan Pembantu                                  Rp xxx

Pemakaian/Pencatatan Biaya Upah dan Overhead:

(Debit) BDP Upah Langsung        Rp xxx
(Kredit) Hutang Gaji/Upah                      Rp xxx

(Debit) BDP Overhead Pabrik Sesungguhnya     Rp xxx
(Kredit) Persediaan Bahan Pembantu                         Rp xxx
(Kredit) Kas/hutang Biaya                                            Rp xxx

Mencatat laporan Barang Jadi Hasil Produksi:

(Debit) Persediaan Barang Jadi     Rp xxx
(Kredit) BDP Biaya Bahan Baku                   Rp xxx
(Credit) BDP Upah Langsung                       Rp xxx
(Kredit) BDP Overhead Pabrik                      Rp xxx

Mencatat laporan Barang Dalam Proses Akhir Periode:

(Debit) Persediaan Barang Dalam Proses         Rp xxx
(Kredit) BDP Biaya Bahan Baku                                  Rp xxx
(Credit) BDP Upah Langsung                                      Rp xxx
(Kredit) BDP Overhead Pabrik                                     Rp xxx

Penjualan Barang Jadi :

(Debit) Piutang Dagang     Rp xxx
(Kredit) Penjualan                        Rp xxx

(Debit) Harga Pokok Penjualan        Rp xxx
(Kredit) Persediaan Barang Jadi                Rp xxx

Proses penyesuaian di akhir periode:

Mencatat nilai persediaan Akhir (selisih antara catatan dan stock opname):

(Debit) Selisih persediaan            Rp xxx
(Kredit) Persediaan Bahan Baku              Rp xxx
(Kredit) Persediaan Barang Jadi               Rp xxx

 

4: Format Laporan Laba Rugi (Income Statement) Metode Perpetual

Perhatikan format Laporan Laba Rugi menggunakan pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai berikut:

Contoh Bentuk Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Format Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur Metode Pencatatan Perpetual

 

Kombinasi Metode Pencatatan Periodikal dan Perpetual

Kombinasi Metode Pencatatan Periodikal dan Perpetual

Kenyataan dalam dunia manufaktur, perusahaan sangat membutuhkan informasi yang terperinci tentang mutasi bahan baku, bahan pembantu dan barang jadi.

Bila kita menggunakan metode periodikal, berarti mengorbankan informasi tentang mutasi bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi.

Terus bagaimana solusinya? Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengombinasikan metode pencatatan periodikal dan perpetual seperti berikut ini:

1: Pencatatan Persediaan Bahan Baku

Pencatatan persediaan bahan baku dilakukan dengan menggunakan metode pencatatan perpetual murni berdasarkan actual cost.

Apa itu Actual cost?

Actual cost adalah nilai bahan baku dicatat sesuai dengan harga pembelian aktualnya.

Penggunaan bahan baku dalam proses produksi juga dicatat sesuai dengan harga pokok aktualnya.

2: Pencatatan Persediaan Bahan Pembantu

Netode yang digunakan untuk mencatat persediaan bahan pembantu sama dengan persediaan bahan baku.

Saat membeli bahan pembantu dari pemasok, dicatat sesuai dengan harga beli.

Demikian juga saat menggunakan bahan pembantu dalam proses produksi, dicatat sesuai dengan nilai perolehan atas bahan pembantu tersebut.

3: Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses

Untuk menentukan nilai persediaan barang dalam proses digunakan metode taksiran.

Alasan penggunaan metode tersebut karena sulit untuk menentukan harga pokok barang dalam proses.

Bagaimana cara menaksirkan nilai persediaan barang dalam proses?

Taksiran nilai persediaan barang dalam proses ditentukan dengan cara sebagai berikut:

= Harga Jual – Estimasi Laba Kotor yang Dikehendaki

Selanjutnya dibuat jurnal penyesuaian dan digunakan sebagai penentu nilai harga pokok penjualan di laporan laba rugi.

4: Pencatatan Persediaan Barang Jadi

Untuk mencatat jumlah persediaan barang jadi digunakan metode perpetual.

Sedangkan nilai rupiah atas harga pokok barang jadi dicatat dengan menggunakan dua pendekatan berikut:

Pendekatan #1: Mencatat nilai harga pokok barang jadi dengan metode periodikal.

Melalui pendekatan ini, perusahaan mencatat nilai rupiah barang jadi menggunakan metode harga pokok periodikal dan menggunakan metode perpetual untuk mencatat jumlah barangnya.

Proses pencatatannya adalah dengan mencatat jumlah setiap barang jadi akan tetapi nilai rupiah atas barang jadi tersebut dicatat dengan nilai nihil.

Dengan demikian maka kita tetap bisa menganalisa keluar masuknya barang jadi tanpa memengaruhi nilai persediaan barang jadi  di neraca.

Nilai persediaan barang jadi akhir ditetapkan berdasarkan hasil stock opname di akhir periode.

Hasil stock opname tersebut selanjutnya dibuatkan jurnal penyesuaian dengan menyajikan nilai persediaan akhir barang jadi di neraca

Dan mengurangkan nilai persediaan akhir barang jadi di laporan laba rugi.

Pada awal periode berikutnya nilai persediaan barang jadi akhir tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuatkan jurnal pembalik pada awal periode berikutnya.

Kelemahan dari metode ini adalah kita tidak bisa sewaktu-waktu menampilkan laporan laba rugi, karena selalu tergantung pada hasil stock opname.

Selama nilai persediaan akhir tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi, maka laporan laba rugi yang dihasilkan belum menunjukkan laba rugi perusahaan yang nyata.

Pendekatan #2: Nilai harga pokok barang jadi dicatat dengan metode perpetual atas dasar harga pokok standar

Pendekatan ini sedikit lebih rumit, tetapi cara ini lebih efektif dalam mengendalikan harga pokok penjualan.

Setiap barang jadi yang dilaporkan dari bagian produksi akan dicatat dengan harga pokok standar.

Dengan mencatat harga pokok standar atas nilai persediaan barang jadi, maka otomatis setiap terjadi penjualan akan dicatat pula harga pokok penjualan berdasarkan harga pokok standar.

Barang jadi yang belum terjual (persediaan barang jadi akhir) juga menjadi pengurang dari nilai harga pokok penjualan berdasarkan harga pokok standar.

Bagi perusahaan yang belum bisa menentukan nilai harga pokok standar atas barang jadi yang dihasilkan akan mengalami kesulitan untuk menerapkan pendekatan ini.

Solusinya sebenarnya mudah, yaitu dengan cara menentukan harga pokok standar atas barang jadi berdasarkan atas harga jual barang jadi tersebut dikurangi dengan presentasi laba atas produk tersebut.

Jika perusahaan menginginkan laba kotor atas setiap produk yang dihasilkan.

Misalnya sebesar 20% dari harga jual, maka harga pokok standar barang jadi ditentukan sebesar 80% dari harga jualnya.

Harga pokok standar barang jadi bisa ditentukan secara masal untuk semua jenis barang jadi, bisa juga ditentukan secara terpisah untuk setiap jenis barang jadinya.

 

FAQ tentang Metode Pencatatan Perusahaan Manufaktur

Metode apa yang digunakan untuk pencatatan transaksi perusahaan manufaktur?

Ada dua metode yang sering dipakai untuk mencatat transaksi keuangan di perusahaan manufaktur, yaitu: (1) Metode pencatatan periodikal, (2) Metode pencatatan perpetual

Metode Periodikal

Pengertian metode pencatatan periodikal adalah metode di mana mutasi jumlah barang tidak dicatat, baik pada saat pembelian atau saat digunakan untuk produksi.

Metode Perpetual

Definisi metode pencatatan persediaan perpetual adalah metode pencatatan persediaan di mana mutasi jumlah barang selalu dicatat, baik jumlah barang saat pembelian maupun saat digunakan untuk proses produksi.

Apa saja transaksi pada perusahaan manufaktur?

Paling tidak ada 3 jenis transaksi utama di perusahaan manufkatur, yaitu:

  1. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Pembantu
  2. Penjualan Barang Jadi
  3. Pengeluaran Biaya Upah dan Overhead:

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.

Satu pemikiran pada “Membongkar Proses dan Tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur”

  1. Terima kasih atas ilmunya pak sangat bermanfaat sekali maaf bapak saya izin bertanya, di contoh laporan laba rugi, untuk pajak apakah masih 10% pak? Bukannya sekarang udah diganti jadi 11% ya pak

Komentar ditutup.