Pilih Metode Perhitungan HPP yang Sesuai dengan Kebutuhan Anda: 3 Opsi yang Dapat Dipertimbangkan

Harga pokok penjualan (HPP) atau dalam istilah bahasa Inggris disebut Cost of Goods Sold (COGS) adalah komponen laporan laba rugi yang mencerminkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Dan yang mempengaruhi jumlah perhitungan harga pokok penjualan adalah penggunaan bahan baku (raw material), beban tenaga kerja lasngsung (direct labor cost) dan biaya overhead.

Jadi, peran persediaan sangat penting dalam menghitung cost of goods sold, oleh karena itu harus dilakukan dengan metode yang tepat. Dan metode perhitungan persediaan itu akan dibahas dalam artikel berikut ini.

 

01. Perbandingan Metode Perhitungan HPP: FIFO, LIFO dan Rata-rata Tertimbang

Metode LIFO

Sebagaimana telah kita pahami, bahwa ada 3 (tiga) metode perhitungan harga pokok persediaan (HPP), yaitu:

  1. Metode FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama)
  2. LIFO (Masuk Terakhir Keluar Pertama)
  3. dan Rata-rata tertimbang (Weighted Average)

Dari metode perhitungan HPP (Harga Pokok Persediaan) akhir, yaitu metode FIFO, LIFO, dan Rata-rata Tertimbang. Mana yang paling bagus dari 3 metode tersebut?

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu metode mungkin sangat bagus hasilnya untuk jenis bisnis, namun tidak bagus atau kurang optimal untuk jenis bisnis lain. Maka sebagai pebisnis yang akan menggunakan metode-metode tersebut perlu bersikap bijak dan mempelajari mana yang paling cocok untuk bisnisnya. Mari ikuti penjelasan lengkapnya berikut ini.

 

A: Perhitungan HPP/COGS Metode FIFO

Sedikit me-review kembali mengenai metode FIFO (First In First Out) adalah metode perhitungan HPP (Harga Pokok Persediaan) di mana yang menjadi pertimbangan utama adalah urutan terjadinya.

Jadi harga pokok persediaan dibebankan berdasarkan dengan urutan terjadinya.

Pembebanan harga pokok terhadap barang yang dijual dan dipakai adalah harga pokok yang terlebih dulu, kemudian yang masuk berikutnya.

Demikian juga dengan persediaan akhir, dibebani dengan harga pokok terakhir.

 

B: Perhitungan HPP/COGS Metode LIFO

Metode LIFO (Last In First Out) adalah metode perhitungan HPP (Harga Pokok Persediaan) yang merupakan kebalikan dari metode FIFO ( Masuk Pertama Keluar Pertama)

Pembebanan harga pokok terhadap persediaan barang yang dikeluarkan dari gudang adalah harga pokok pembelian yang terakhir, disusul dengan yang masuk sebelumnya.

Persediaan akhir dibebani dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya.

 

C: Perhitungan HPP/COGS Metode Rata-rata Tertimbang

Metode Rata-rata Tertimbang (weighted average) adalah metode perhitungan HPP (Harga Pokok Persediaan) di mana semua persediaan barang yang keluar untuk dijual dan produksi dibebani dengan harga pokok rata-rata.

Cara menghitung harga pokok rata-rata adalah membagi jumlah harga perolehan dengan jumlah barangnya.

Pembahasan metode-metode perhitungan harga pokok persediaan secara terinci beserta contoh-contoh perhitungannya sudah dibahas secara rinci di artikel berikut ini : Menghitung HPP: 10 Cara Praktis dan Akurat.

 

02. Pengaruh Penggunaan Metode Perhitungan HPP Terhadap Laporan Keuangan

Contoh metode perhitungan HPP

Apa konsekuensi dan pengaruh dari penggunaan metode perhitungan persediaan barang dagang tersebut terhadap Laporan Keuangan?

Berikut ini pengaruh penggunaan metode perhitungan persediaan barang dagangan terhadap Laporan Keuangan, yaitu:

A: Penggunaan Metode Perhitungan Persediaan FIFO

Metode FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama) akan mengakibatkan nilai persediaan dalam NERACA dicantumkan dengan harga sekarang.

Penggunaan metode FIFO dalam keadaan harga-harga naik akan menghasilkan kenaikan LABA BRUTO (Gross Profit) dan dalam keadaan harga-harga turun akan berakibat penurunan laba bruto.

 

B: Penggunaan Metode Perhitungan Persediaan LIFO

Dengan metode LIFO (Masuk Terakhir Keluar Pertama) akan dicantumkan dengan harga mula-mula yang biasanya tidak pernah berubah.

Sebaliknya dalam keadaan harga-harga naik, penggunaan metode LIFO akan menghasilkan penurunan Laba Bruto. Dan dalam keadaan harga-harga turun akan berakibat kenaikan laba bruto.

Sedangkan dalam metode LIFO, harga pokok barang yang dibebankan sebagai harga pokok penjualan adalah harga pokok pembelian-pembelian yang terakhir.

Dalam keadaan harga-harga naik, harga pokok persediaan yang dibebankan dalam harga pokok penjualan terdiri dari harga-harga pokok terakhir yang lebih tinggi. Dan ketika keadaan harga-harga turun akibatnya adalah kebalikan dari keadaan harga-harga naik.

 

C: Penggunaan Metode Perhitungan Persediaan Rata-rata Tertimbang

Sedangkan dengan metode rata-rata tertimbang (Weighted Average) hasilnya mendekati metode FIFO.

Laba bruto yang diperoleh dengan cara rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang mendekati dengan metode FIFO.

Perbedaan laba bruto ini disebabkan karena dalam metode FIFO harga pokok persediaan yang dibebankan sebagai harga penjualan adalah harga pokok barang yang dibeli mula-mula, sehingga dalam keadaan harga-harga naik, harga pokok penjualan jumlahnya kecil karena terdiri dari harga beli mula-mula.

Penggunaan metode rata-rata tertimbang akan memberikan hasil yang mendekati metode FIFO.

Hal itu karena biasanya pembelian barang dalam satu periode itu jumlahnya beberapa kali lebih banyak dari persediaan awalnya, sehingga harga rata-rata persediaan akhirnya sangat dipengaruhi dengan harga-harga sekarang. Seperti dalam metode FIFO, harga-harga sekarang mempengaruhi nilai persediaan akhirnya.

 

D: Penyajian HPP di Laporan Keuangan

Harga pokok penjualan atau HPP disajikan dalam Income statement, sebagai pengurang dari pendapatan bersih. Perlu diketahui bahwa income statement atau laporan laba rugi adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya. Selisih antara keduanya menghasilkan laba atau rugi.

Perusahaan memperoleh laba, jika selisih antara pendapatan dikurangi biaya-biaya menghasilkan nilai positif, sedangk rugi apabila hasil perhitungan adalah negatif.

Pendapatan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan menghasilkan laba (rugi) kotor atau gross profit atau laba bruto. Laba bruto dikurangi dengan beban operasional menghasilkan laba operasional.

Laba operasional dikurangi/tambah pendapatan dan beban non usaha menghasilkan laba bersih sebelum pajak, dan yang terakhir laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan tax badan menghasilkan laba bersih periode berjalan.

 

03. Penutup

A: Kesimpulan tentang Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan/HPP/COGS

Harga pokok penjualan (HPP) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Cost of Goods Sold – COGS adalah biaya dan beban yang muncul dari siklus proses produksi hingga barang siap dijual. Nilai harga pokok penjualan perlu dihitung dan diketahui secara akurat karena mengandung banyak manfaat.

Apa manfaat harga pokok penjualan/HPP/COGS?

Manfaat harga pokok penjualan/HPP/COGS adalah untuk memudahkan dalam menentukan harga suatu produk, kemudian membantu mengetahui nilai persediaan dan memudahkan dalam menghitung dan menyajikan Laporan Laba Rugi (Statements of Profit or Loss)

Dan dalam artikel ini telah dibahas 3 (tiga) metode perhitungan harga pokok penjualan/HPP/COGS dengan contoh-contohnya serta pengaruh dan konsekuensi menggunakan metode.

Itulah beberapa pengaruh dan konsekuensi dari penggunaan ketiga metode perhitungan harga pokok persediaan.

 

B: Tips dan Saran

Pemilihan terhadap metode yang akan digunakan biasanya dipengaruhi oleh jenis dan sifat barang persediaan yang dijual.

Ada jenis barang yang hanya cocok menggunakan metode tertentu, namun ada juga jenis dan sifat barang yang bisa menggunakan beberapa metode, maka tentukan satu metode yang paling cocok dan akurat, karena kesalahan dalam mencatat persediaan barang akan mempengaruhi Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi (Income Statements). Apa metode perhitungan HPP  yang Anda gunakan?

Dan jika Anda masih kesulitan memahami materi ini, saran saya, langsung saja daftar Kursus Akuntansi.

Demikian sedikit yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat dan terima kasih*****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.