Sekuritas adalah ‘secarik kertas’ yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut, contoh sekuritas yang populer di masyarakat antara lain saham (common stock) dan obligasi.
Bagaimana cara melakukan penilaian risiko dan tingkat keuntungan investasi sekuritas? Mari ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini…
Template Analisis Keuangan Excel >> SOP Keuangan dan Accounting Tools
1: Pengertian Sekuritas
A: Definisi Sekuritas
Pengertian sekuritas secara umum sudah dijelaskan di awal paragraf artikel ini.
Bila definisi sekuritas tersebut mungkin masih terasa kompleks, marilah kita ambil contoh sekuritas yang disebut sebagai saham (common stock).
Bila kita membaca koran, surat kabar, atau website yang memuat informasi daftar harga saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia [IDX]. Kita akan melihat harga yang sangat beraneka ragam, pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
“Mengapa harga saham bisa berbeda?”
Perbedaan harga saham karena NILAI (value) perusahaan tidak sama. Dan karena memiliki saham berarti ikut memiliki perusahaan, maka bagian dari prospek perusahaan akan ikut dimiliki oleh pemegang saham. Inilah suatu penjelasan sederhana dari contoh definisi sekuritas di atas.
B: Jenis Sekuritas
Ada berapa jenis sekuritas?
Secara garis besar, jenis sekuritas dibagi menjadi dua, yaitu:
- Sekuritas yang memberikan penghasilan tetap
- Sekuritas yang memberikan penghasilan tidak tetap
Namun demikian konsep penilaian dua jenis sekuritas tersebut adalah sama.
2: Konsep Penilaian Sekuritas
A: Pengertian Valuation Sekuritas
Penilaian (valuation) sekuritas adalah proses penentuan harga sekuritas atau aktiva modal (capital asset).
Bagaimana cara mengukur valuation saham?
Untuk menilai sekuritas adalah menggunakan konsep adanya hubungan yang positif antara risiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau diisyaratkan oleh investor.
B: Hubungan Risiko dan Keuntungan Sekuritas
Karena investor bersikap tidak menyukai risiko (risk averse), maka mereka baru bersedia mengambil suatu keputusan investasi yang lebih berisiko bila mereka mengharapkan akan memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Bila menggunakan istilah tingkat keuntungan, maka yang dimaksudkan adalah keuntungan dalam persentase (atau desimal) dan bukan dalam rupiah.
Dengan demikian jika hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan sekuritas tersebut digambarkan, maka akan nampak seperti gambar berikut ini:

Gambar di atas menunjukkan bahwa hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan investasi sekuritas adalah bersifat positif.
Ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dengan mengamati gambar tersebut, antara lain:
#1: Apa yang dimaksud denga risiko?
#2: Apakah hubungan tersebut akan linear? Kalau “ya” kenapa?
#3: Apakah pola hubungan tersebut akan konstan? Apakah intercept garis tersebut akan tetap?
Agar rasa penasaran kita segera terjawab, mari ikuti terus pembahasannya ya…