Sistem Biaya Taksiran: Pengertian, Cara Mencatat, dan Contoh Nyata Penerapannya

Contoh Pencatatan Akuntansi Sistem Biaya Taksiran

A: Contoh Data-data Produksi

Untuk memberikan gambaran rinci, perhatikan contoh soal sistem biaya taksiran beserta pembahasannya berikut ini:

PT FinTechnology memproduksi satu macam produk melalui satu tahap pengolahan. Perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran dan biaya taksiran per kilogram produk adalah sebagai berikut:

  • Biaya bahan baku 2 kg @Rp 9 = Rp 18
  • Beban tenaga kerja 1 jam @Rp 27 = Rp 27
  • Biaya overhead pabrik 1 jam @Rp 37 = Rp 37
  • Biaya taksiran per kg produk = Rp 82

***

Data aktivitas perusahaan dalam bulan Januari 2020 adalah sebagai berikut:

1: Persediaan pada awal bulan Januari 2020:

  • Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp 20.00
  • Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak Rp 3.000 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut:
    • Biaya bahan baku 100%
    • Biaya konversi 2/3
    • Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses dihitung sebagai berikut:
  • Biaya bahan baku: 100% x 3.000 x Rp 18 = Rp 54.000
  • Beban tenaga kerja: 2/3 x 3.000 x Rp 27 = Rp 54.000
  • Biaya Overhead Pabrik: 2/3 x 3.000 x Rp 37 = Rp 74.000
  • Jumlah: Rp 54.000 + Rp 54.000 + Rp 74.000 = Rp 182.000
  • Persediaan produk jadi berjumlah 500 kg

2: Aktivitas selama bulan Januari 2020:

  • Pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000
  • Jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 925.000
  • BOP dibebankan pada produk atas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp 37. BOP sesungguhnya yang terjadi dalam bulan Januari 2020 berjumlah Rp 1.201.000
  • Produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan Januari 2020 berjumlah 35.500 kg.
  • Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 110 per kg.

3: Persediaan pada akhir bulan Januari 2020:

  • Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO) sebesar Rp 40.000.
  • Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2.500 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut:
    • Biaya bahan baku 100%
    • Biaya konversi 20%
  • Persediaan produk jadi berjumlah 1.000 kg.

B: Jurnal Akuntansi Sistem Biaya Taksiran

sistem biaya taksiran dan sistem biaya standar

Atas dasar data-data di atas, jurnal-jurnal pencatatan yang dibuat dalam sistem biaya taksiran adalah sebagai berikut:

1: Jurnal pembelian bahan baku

[Debit] Pembelian Rp 660.000
[Kredit] Utang Dagang  Rp 660.000

2: Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai

[Debit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku  Rp 640.000
[Debit] Persediaan Bahan Baku  Rp 40.000
[Kredit] Persediaan Bahan Baku  RP 20.000
[Kredit] Pembelian  Rp 660.000

Note:

Perhitungan biaya bahan baku sesungguhnya adalah sebagai berikut:

  • Harga pokok persediaan bahan baku pada awal bulan = Rp 20.000
  • Pembelian = Rp 660.000
  • Harga pokok persediaan bahan baku pada akhir bulan = Rp 40.000
  • Biaya bahan baku selama bulan Januari 2020:
    = (a) + (b) – (c)
    = (Rp 20.000 + Rp 660.000) – Rp 40.000 = Rp 640.000

3: Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja sesungguhnya

[Debit] Barang Dlm Proses – Biaya TK Rp 925.000
[Kredit] Gaju dan Upah Rp 925.000

4: Jurnal pencatatan BOP yang dibebankan kepada produk

[Debit] Barang Dlm Proses – Biaya Ov,Pabrik Rp 1.276.500
[Kredit] Biaya Ov. Pabrik yang Dibebankan Rp 1.276.500

Note:

Perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif adalah sebagai berikut:
= 34.500 jam x Rp 37
= Rp 1.276.500

5: Jurnal pencatan BOP sesungguhnya terjadi selama bulan Januari 2020

[Debit] BOP Sesungguhnya Rp 1.261.000
[Kredit] Berbagai Macam Rekening Yang Dikredit  Rp 1.261.000

6: Jurnal penutupan rekening Biaya Ov. Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Ov. Pabrik Sesungguhnya:

[Debit] BOP yang Dibebankan Rp 1.276.500
[Kredit] BOP Sesungguhnya Rp 1.276.500

7: Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

[Debit] Persediaan Produk Jadi  Rp 2.911.000
[Kredit] Barang Dlm Proses – Biaya Bahan Baku  Rp 639.000
[Cr] BDP – Biaya TK  Rp 958.500
[Kredit] Barang Dlm Proses – Biaya Ov. Pabrik Rp 1.313.500

Harga pokok produk jadi ditentukan dengan cara mengalikan kuantitas produk jadi yang sesungguhnya dihasilkan dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut:

  • By bahan baku: 35.500 x Rp 18 = Rp 639.000
  • Biaya tenaga kerja: 35.500 x Rp 27 = Rp 958.500
  • By overhead pabrik: 35.500 x Rp 37 = Rp 1.313.500
  • Harga pokok taksiran produk jadi:
    = (a) + (b) + (c)
    = Rp 2.911.000

8: Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan Januari 2020

[Debit] Persediaan Produk Dalam Proses  Rp 77.000
[Kredit] By Dalam Proses – By Bahan Baku Rp 45.000
[Cr] Biaya Dalam Proses – Biaya TK  Rp 13.5000
[Kredit] By Dalam Proses – By Overhead pabrik  Rp 18.500

Harga pokok produk persediaan produk dalam proses akhir bulan ditentukan dengan mengalikan unit ekuivalensi persediaan produk dalam proses akhir dengan biaya taksiran per satuan.

Perhitungan harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan adalah sebagai berikut:

  • Biaya bahan baku : 100% x 2.500 x Rp 18 = Rp 45.000
  • Beban tenaga kerja: 20% x 2.500 x Rp 27 = Rp 13.500
  • Biaya overhead pabrik: 20% x 2.500 x Rp 37 = Rp 18.500
  • Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses akhir bulan = Rp 77.000

9: Jurnal pencatatan harga pokok produk yang terjual dalam bulan Januari 2020

[Debit]Harga Pokok Penjualan (HPP)  Rp 2.870.000
[Kredit] Persediaan Produk Jadi Rp 2.870.000

Perhitungan harga pokok produk yang dijual adalah sebagai berikut:

  • Persediaan produk jadi akhir bulan = 500 kg
  • Produk selesai bulan Januari 2020 = 35.500
  • Persediaan produk jadi akhir bulan = 1.000
  • Jumlah produk yang terjual dalam Januari 2020:
    = (a) + (b) – (c)
    = (500 + 35.500) – 1.000 =  35.000
  • Biaya taksiran per kg produk = Rp 82
  • Harga pokok penjualan (HPP) = Rp 2.870.000

10: Jurnal pencatatan hasil penjualan bulan Januari 2020

[Debit] Piutang Dagang: 35.000 x  Rp 110  Rp 3.850.000
[Kredit] Hasil Penjualan  Rp 3.850.000

11: Jurnal pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya yang terdapat dalam rekening Barang Dalam Proses

[Debit] Selisih   Rp 35.500
[Kredit] Barang Dlm Proses – By Bahan Baku Rp 10.000
[Cr] BDP – By TK  Rp 7.000
[Kredit] barang Dalam Proses – By Overhead Pabrik  Rp 18.500

Selisih yang terdapat dalam rekening Barang Dalam Proses dihitung dengan cara mencari saldo tiap-tiap rekening barang dalam proses.

12: Jurnal pencatatan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang dibebankan atas dasar tarif

[Debit] By Overhead Pabrik Sesungguhnya  Rp 15.500
[Kredit] Selisih  Rp 15.500

C: Perbedaan Biaya Taksiran dan Biaya Sesungguhnya

Karena  rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di muka, maka selisih antara biaya BOP yang dibebankan dengan sesungguhnya terjadi, terdapat dalam dua rekening, yaitu:

  • Rekening Barang Dalam Proses = Rp 35.000
  • BOP Sesungguhnya = Rp 15.500

Mengenai biaya overhead pabrik, selisih antara biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1: Selisih karena perbedaan jam tenaga kerja

Selisih ini terdapat dalam rekening Barang Dlm Proses – By Overhead Pabrik.

Rekening ini didebit dengan hasil kali jam tenaga kerja dengan tarif BOP, sedangkan di sebelah kredit dicatat jumlah taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk kali BOP per satuan produk.

2: Selisih karena perbedaan tarif biaya ov. Pabrik.

Selisih karena ini terdapat dalam rekening BOP Sesungguhnya. Rekening ini didebit dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya, yaitu:

= jam tenaga kerja sesungguhnya X tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.

Contoh Perhitungan Selisih BOP Taksiran dan BOP Sesungguhnya

Perhatikan contoh perhitungan selisih biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik menurut taksiran berikut ini:

A: Debit Rekening Barang Dlm Proses – BOP

= Jam tenaga kerja sesungguhnya x Tarif BOP per jam
= 34.500 jam x Rp 37 = Rp 1.276.500

B: Kredit rekening Barang Dlm Proses – BOP

= Taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk x Tarif BOP per jam
= 34.000 x Rp 37 = Rp 1.258.000

Selisih efisiensi biaya overhead pabrik:
= Rp 1.276.500 – Rp 1.258.000
= Rp 18.500

Cara Menghitung Taksiran TK

Taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk dihitung sebagai berikut:

Jumlah produk selesai sebanyak 35.500 kg yang ditransfer ke gudang terdiri dari:

  • Produk yang pada awal bulan masih dalam proses = 3.000 kg
  • Produk yang berasal dari produksi bulan Januari 2020 = 32.500 kg

Karena menurut taksiran, setiap 1 kg produk memerlukan 1 jam tenaga kerja, maka perhitungan jumlah jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk dalam bulan Januari 2020 adalah sebagai berikut:

perhitungan jam tenaga kerja
Tabel: Perhitungan jam tenaga kerja

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.