Sistem Biaya Taksiran: Pengertian, Cara Mencatat, dan Contoh Nyata Penerapannya

C: Jurnal Akuntansi Pembagian Selisih

Jurnal untuk membagikan selisih-selisih ke dalam rekening-rekening adalah sebagai berikut:

Jurnal Pencatatan Selisih #1:

[Debit] Persediaan Produk Dalam Proses  Rp 714
[Dedit] Persediaan Produk Jadi   Rp 9.286
[Kredit] Selisih Rp 10.000

Untuk membagikan selisih biaya bahan baku sebesar Rp 10.000 dengan perhitungan sebagai berikut:

Persediaan Produk Dlm Proses:
= (2.500/35.000) x Rp 10.000
= Rp 714

Persediaan Produk Jadi:
=(32.500/35.000) x Rp 10.000
= Rp 9.286

Jurnal Pencatatan Selisih #2:

[Debit] Persediaan Produk Dlm Proses Rp 106
[Dedit] Persediaan Produk Jadi Rp 6.804
[Kredit] Selisih Rp 7.000

Untuk membagikan selisih biaya tenaga kerja sebesar Rp 7.000, dengan perhitungan sebagai berikut:

Persediaan Produk Dlm Proses:
= (500/33.000) x Rp 7.000
= Rp 106

Persediaan Produk Jadi:
=(32.500/30.000) x Rp 7.000
= Rp 6.894

Jurnal Pencatatan Selisih #3:

[Debit] Persediaan Produk Dlm Proses Rp 45
[Debit] Persediaan Produk Jadi  Rp 2.955
[Kredit] Selisih Rp 3.000

Untuk membagikan seluruh biaya overhead pabrik sebesar Rp 3.000 sebagai berikut:

Persediaan Produk Dlm Proses:
= (500/33.000) x Rp 3.000
= Rp 45
Persediaan Produk Jadi:
=(32.500/33.000) x Rp 3.000
= Rp 2.948

Jurnal untuk membagikan selisih sebesar Rp 19.134 (Rp 9.286 + Rp 6.894 + 2.955) yang dialokasikan ke rekening Persediaan Produk Jadi tersebut adalah sebagai berikut:

[Debit] Harga Pokok Penjualan Rp 18.865
[Kredit] Persediaan Produk Jadi Rp 18.865

Note:

= (35.000/35.500) x Rp 19.134
= Rp 18.865

Dengan adanya jurnal ini, maka selisih yang masih tertinggal dalam rekening Persediaan Produk Jadi adalah sebesar:

= (500/35.500) x Rp 19.134
= Rp 269

Jenis dasar pembagian #2

Pembagian selisih atas dasar harga pokok persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang terjual.

Penutup

Kesimpulan tentang Biaya Taksiran

Sistem biaya taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan bentuk biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung biaya produksi.

Tujuan penggunaan sistem biaya taksiran ini adalah sebagai jembatan antara sistem biaya sesungguhnya dengan sistem biaya standar adalah untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar, untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan, dan untuk mengurangi biaya akuntansi.

Sistem akuntansi biaya taksiran dilaksanakan dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses dengan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi, dan mengkredit rekening tersebut dengan biaya taksiran yang melekat pada produk jadi yang ditransfer ke gudang dan persediaan produk dalam proses.

Selisih antara biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi taksiran dihitung dengan mencari selisih pendebitan dengan pengkreditan rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Laba Rugi dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan, dibagikan secara adil ke rekening-rekening:

  1. Persediaan Produk Dalam Proses
  2. Persediaan Produk Jadi
  3. Harga Pokok Penjualan

Atau membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening Selisih, sehingga rekening ini berfungsi sebagai deferred account.

Apa perbedaan biaya taksiran dan biaya standar?

Perbedaan utama di antara keduanya terletak pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau kuantitas.

Lalu Bagaimana penentuan biaya taksiran?

Biaya taksiran ditentukan untuk setiap jenis produk yang diproduksi, pada awal masa produksi atau pada awal tahun anggaran.

Demikian yang dapat saya sampaikan tentang biaya taksiran, semoga bermanfaat, terima kasih.*****

Note:
Boleh mengutip artikel ini sesuai kebutuhan Anda, tapi sebutkan sumber LINK-nya ya, agar sama-sama enak dan berkah serta tidak ada pihak manapun yang dirugikan. Thanks.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.