Sistem pencatatan persediaan barang dagang yang baik, benar, rapi dan akurat harus dilakukan oleh perusahaan. Tak terkecuali pencatatan jurnal inventory untuk kehilangan persediaan pun perlu dilakukan, sehingga semua lalu lintas persediaan akan tercatat dengan baik.
Semua data inventory tersimpan dan setiap saat bisa dimonitor. Dari big data inventory ini banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan dan pada kesempatan ini, Manajemen Keuangan akan membahas tentang cara pencatatan jurnal inventory untuk kehilangan persediaan.
Bagaimana sistem pencatatan persediaan barang dagang atau pencatatan jurnal inventory untuk kehilangan persediaan? yuk ikuti pembahasan lengkap beserta contoh-contohnya berikut ini…
01: Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual
A: Mengapa Perlu Melakukan Pengelolaan Inventory?
Barang persediaan adalah aset perusahaan yang perlu dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap kerugian. Barang-barang yang tersedia selalu siap untuk didistribusikan dan memenuhi permintaan pelanggan.
Kehilangan barang dagangan terkadang bisa terjadi walaupun perusahaan telah melakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk menjaganya. Kejadian seperti ini perlu mendapat penanganan khusus.
Secara umum, ada dua metode perhitungan dan pencatatan barang persediaan, yaitu (1) metode perpetual, dan (2) metode periodik. Bagaimana pengertian dan aplikasi dari dua metode tersebut? mari dibaca sampai tuntas pembahasannya berikut ini…
B: Prosedur Pencatatan Persediaan Metode Perpetual
Dalam sistem jurnal persediaan barang dagang metode perpetual, akun persediaan yang terpisah dikelola dalam buku buku besar.
Selama periode akuntansi, akun ini menunjukkan jumlah persediaan terjual setiap saat, namun perusahaan dagang mungkin mengalami kehilangan persediaan karena penyalahgunaan di toko atau kesalahan dalam pencatatan atau penghitungan persediaan.
Akibatnya, penghitungan persediaan secara fisik yang dilakukan pada pada akhir periode akuntansi dapat berbeda dengan jumlah persediaan yang ditunjukkan dalam catatan persediaan.
Biasanya jumlah barang tersedia untuk dijual, seperti ditunjukkan oleh saldo akun persediaan, lebih besar daripada jumlah keseluruhan barang yang dihitung dalam penghitungan fisik.
Karena alasan ini, selisih tersebut, sering dinamakan penyusutan persediaan (inventory shrinkage) atau kehilangan persediaan (inventory shortage).
Istilah penyusutan (shrinkage) di sini berbeda dengan penyusutan (depreciation) pada aset tetap, sehingga lebih baik kita gunakan istilah kehilangan persediaan.
02: Sistem Pencatatan Jurnal Inventory untuk Kehilangan Persediaan
A: Prosedur Akuntansi Pencatatan Kehilangan Persediaan
Bagaimana sistem pencatatan jurnal inventory untuk kehilangan persediaan barang dagangan?
Pembahasan tentang penyusutan sudah saya tuliskan di beberapa artikel, salah satunya yang menarik adalah: Jurnal Penyesuaian Penyusutan, sebuah studi kasus tentang depresiasi aset tetap (fixed asset)
Perhatikan contoh pencatatan jurnal inventory untuk kehilangan persediaan barang dagangan berikut ini:
Sebagai ilustrasi, catatan persediaan perusahaan menunjukkan bahwa persediaan senilai Rp 63.950.000 seharusnya tersedia untuk dijual per 31 Mei 2018.
Namun, penghitungan fisik persediaan yang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2018 menunjukkan hanya Rp 62.150.000 persediaan barang dagang yang tersedia.
Jadi kehilangan persediaan untuk periode yang berakhir pada 31 Mei 2018 adalah:
= Rp 63.950.000 – Rp 62.150.000
= Rp 1.800.000
Seperti ditunjukkan pada ilustrasi berikut ini:
B: Contoh Pencatatan Kehilangan Persediaan
Berdasarkan contoh kasus di atas, maka jumlah tersebut di atas dicatat dalam jurnal inventory sebagai ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Penjelasan pencatatan jurnal inventory kehilangan persediaan:
Setelah ayat jurnal inventory tersebut dicatat, catatan akuntansi menjadi sama dengan hasil penghitungan fisik persediaan pada akhir periode.
Karena tidak ada prosedur atau pengamanan yang dapat menihilkan kemungkinan kehilangan persediaan hingga ke angka nol persen, maka hal ini sering dianggap biaya operasi normal.
Jika jumlah persediaan yang hilang sangat besar hingga dianggap abnormal, maka jumlah tersebut dapat diungkapkan secara terpisah dilaporan laba rugi.
Dalam kasus semacam ini, kehilangan persediaan dapat dicatat dalam akun terpisah, misalnya Kerugian atas Kehilangan Persediaan.
Ada fakta menarik yang terjadi Amerika Serikat berkaitan dengan kehilangan persediaan barang dagangan. Fakta itu menunjukkan bahwa peritel di Amerika Serikat merugi kurang lebih $30 juta akibat kehilangan persediaan.
Penyebab utama kehilangan persediaan barang dagang ini adalah pencurian baik oleh karyawan maupun tamu yang berkunjung di toko.
03: Sistem Pencatatan Persediaan Metode Periodik
A: Proses Penyesuaian Sistem Pencatatan Persediaan Periodik
Proses penyesuaian yang sama dilakukan dalam sistem persediaan periodik dan perpetual, kecuali untuk penyesuaian atas kehilangan persediaan. Pada kedua sistem tersebut, persediaan akhir ditentukan melalui penghitungan fisik.
Metode Persediaan Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual, hasil penghitungan fisik persediaan akhir dibandingkan dengan jumlah dalam buku besar persediaan, sehingga jumlah kehilangan persediaan dapat ditentukan. Kehilangan ini, akan dicatat sebagai debit pada Harga Pokok Penjualan dan Kredit pada persediaan.
Metode Persediaan Periodik
Dalam sistem persediaan periodik, buku besar persediaan barang dagang yang terpisah tidak dibuat selama tahun berjalan, bahkan pembelian persediaan dicatat dalam akun pembelian.
Hasilnya, kehilangan persediaan tidak dapat langsung ditentukan, tapi dimasukkan secara tidak langsung dalam harga pokok penjualan, seperti ditunjukan dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP) berikut ini:
Penjelasan tabel:
Perhitungan seperti di atas, dilakukan pada akhir periode akuntansi saat akun persediaan meningkat atau menurun terhadap persediaan fisik akhir. Kekurangan utama dari sistem persediaan periodik adalah jumlah kehilangan persediaan tidak ditentukan secara terpisah.
B: Video tentang Persediaan Barang Dagangan
Melengkapi materi pembahasan tentang pencatatan jurnal inventory untuk kehilangan persediaan, berikut disajikan video singkat tentang persediaan.
Selamat menyaksikan…
Bagaimana, bermanfaat kan?
04: Kesimpulan – Jurnal Inventory
Inventory atau persediaan adalah aset penting dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu keberadaan persediaan harus dikelola dengan baik dan akurat. Mulai dari pencatatan jurnal inventory hingga pengelolaan dalam penyimpanannya barang di gudang. Sehingga persediaan ini benar-benar siap ketika akan didistribusikan untuk bagian-bagian perusahaan yang membutuhkan.
Jika pencatatan jurnal inventory tidak benar, akibatnya data yang tercatat pun tidak akurat. Akibat selanjutnya, data-data yang disajikan dalam Laporan Keuangan pun tidak akurat. pengaruh selanjutnya akan mengakibatkan Laporan Keuangan juga berkurang akurasinya, sehingga ketika Laporan Keuangan itu dijadikan pertimbangan untuk memutuskan kebijakan strategis oleh manajemen perusahaan, hasil keputusannya pun kurang tepat.
***
Demikian juga kesalahan yang terjadi dalam proses penyimpanan, akan mengganggu proses di bagian lain, misalnya bagian produksi jadi terhambat, akibatnya target produksi tidak tercapai. Akibatnya adalah pada bagian pemasaran.
Bagian pemasaran tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan, karena produksi terganggu sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai target. Hal ini akan berakibat omset penjualan tidak sesuai target serta pendapatan perusahaan tidak sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Jadi, semua saling berkaitan dan saling mendukung.
Gangguan di satu bagian atau divisi akan mengganggu divisi yang lain, dan akibatnya adalah pada perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu pengelolaan persediaan yang baik dengan sistem pencatatan persediaan.
Demikian pembahasan mengenai sistem pencatatan jurnal Inventory barang dagangan untuk kehilangan persediaan metode persediaan perpetual dan periodik.
Dari penjelasan ini, pengetahuan kita jadi bertambah lagi tentang manfaat jurnal penyesuaian dan contoh-contoh aplikasinya dalam proses pembuatan laporan keuangan. Semoga bisa dijadikan referensi untuk diterapkan dalam BISNIS anda.
Tentunya perlu dilakukan penyesuaian – penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan kondisi lingkungan serta jenis bisnis anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Note:
Apabila mengutip artikel ini, mohon dengan sangat untuk menyebutkan dan menyertakan sumbernya ya sehingga tak ada pihak yang dirugikan. Thanks