Sumber Dana Bank – Pinjaman Obligasi
Obligasi adalah instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana bank bisa berasal dari obligasi yang merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat pengakuan utang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pemberi obligasi.
Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode tertentu secara tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas pasar modal, di samping itu, penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan positif.
Apa itu perlindungan negatif?
Perlindungan negatif adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi, contoh perlindungan negatif adalah dilarang membagi seluruh laba perusahaan kepada pemegang saham. Sebab akan dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi.
Lalu yang dimaksud perlindungan positif?
Perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya, kewajiban menerbitkan Laporan Keuangan secara periodik agar diketahui kinerja bank tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa mencatat pinjaman obligasi perlu mengetahui harga jual kurs obligasi yang terbentuk di pasar.
A: Penentuan Harga Obligasi
Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan, mempertimbangkan:
- tingkat bunga (kupon) obligasi
- jangka waktu atau jatuh tempo obligasi
- keuntungan yang diharapkan oleh investor (bond yield)
Kupon obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagi emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo.
Oleh karena itu harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo dengan yield yang disyaratkan.
Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode, sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh tempo, dengan asumsi non callable bond.
Rumus untuk menghitung harga obligasi adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P = Harga obligasi atau nilai sekarang obligasi
n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = Tingkat diskonto atau bond yield
Pp = Nilai pokok atau prinsipal obligasi
Rumus di atas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai berikut:
Penggunaan rumus tersbut kadang bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu dengan bantuan tabel bunga untuk present value (PV) anuitas untuk biaya bunga dan present value (PV) Rp 1 untuk nilai pokok obligasi.
B: Contoh perhitungan obligasi
Untuk memudahkan dalam memahami materi ini, maka saya sajikan 2 contoh perhitungan nilai obligasi berikut ini:
Contoh 1 – Sumber Dana Bank dari Obligasi:
Bank ABC menjual obligasi PT Bank ABC pada tanggal 1 Oktober 2019, nominal (par) @Rp 1.000.000 dengan kupon atau tingkat bunga 15% dibayar setiap akhir tahun dan jangka waktunya 5 tahun. Investor (pembeli obligasi) mensyaratkan yield 14%.
Harga obligasi dapat ditentukan dengan rumus di atas, dan hasilnya = Rp 1.034.330,81 Harga tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan tabel bunga untuk harga tunai anuitas, sedangkan untuk present value (PV) untuk nilai par adalah dengan menggunakan tabel present value untuk Rp 1. Nilai yang didapat adalah Rp 1.033.950. Nilai ini berbeda sedikit akibat pembulatan saja.
Kita juga bisa menggunakan Excel dalam menghitung ini dengan fungsi Value Present (untuk nilai principle) dan Present Value Anuity (untuk arus kas bunga).
Contoh 2 – Sumber Dana Bank dari Obligasi:
Tanggal 2 Oktober 2019 Bank Milenial Smart Utama menjual obligasi jangka panjang kepada PT Joyo Royo sebanyak 1000 lembar. Nominal per lembar Rp 1.000.000, jangka waktu 5 tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di belakang setiap tanggal 31 Desember. Tingkat diskonto (yield) sebesar 16%.
Bunga obligasi:
= Rp. 1.000.000 x 18%
= Rp 180.000
Bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember selama 5 tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan anuitas, dengan tabel untuk bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp 1, n=5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel sebesar 0,519. Oleh karena itu, harga obligasi adalah:
Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual (harga kurs) di atas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga jual di bawah harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto.
Obligasi yang dijual pada tanggal di antara tanggal pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah berjalan. Agio atau premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan membebankan pada biaya bunga.
Memang diakui bahwa agio bukan merupakan bunga dibayar di muka atau disagio bukan merupakan bunga yang diterima di muka, akan tetapi agio atau disagio berkaitan dengan bunga. Oleh karena itu, pencatatan jurnal akuntansinya dibebankan pada biaya bunga selama periode waktu obligasi beredar.
Secara terdeskripsi, jurnal transaksi di atas adalah sebagai berikut:
Tanggal 2 Oktober 2019:
[Debit] Kas/Giro PT Joyo Royo Rp 1.138.740.000
[Kredit] Agio Obligasi Rp 138.740.000
[Kredit] Pinjaman Obligasi Rp 1.000.000.000
Tanggal 31 Desember 2019:
[Debit] Biaya Bunga Rp 180.000.000
[Kredit] Kas Rp 180.000.000
[Debit] Agio Obligasi Rp 27.748.000
[Kredit] Biaya Bunga Rp 27.748.000
Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi dapat berupa tunai atau non tunai.
Bila dilakukan secara tunai maka mendebit kas. Sedangkan bila dengan warkat atau biyet giro/cek bank yang digunakan emiten, maka cukup mendebit rekening giro bonholder.
Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama dengan 31 Desember 2019, hanya saja, pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi.
Dengan demikian jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebit pinjaman obligasi dan mengkredit kas/giro bondholder.
Bagaimana jika obligasi dijual dengan harga di bawah nominal?
Berikut ini cara pencatatan jurnal transaksi sumber dana bank:
#1: Saat jual
[Debit] Kas/Giro Rp xxx
[Debit] Disagio Obligasi Rp xxx
[Kredit] Pinjaman Obligasi Rp xxx
#2: Saat Bayar Bunga
[Debit] Biaya Bunga Rp xxx
[Kredit] Kas Rp xxx
#3: Saat Akumulasi Disagio
[Debit] Biaya Bunga Rp xxx
[Kredit] Disagio Obligasi Rp xxx
#4: Saat Pelunasan
[Debit] Pinjaman Obligasi Rp xxx
[Kredit] Kas Rp xxx
Kesimpulan
Sumber dana bank untuk operasional kegiatan berasal dari antara lain: Pinjaman dari bank lain, Pinjaman dari Bank Indonesia, dan Pinjaman dari obligasi
Bank perlu mengetahui, memahami dan memperhitungan sumber dana bank, sehingga diperoleh sistem pendanaan bank yang berpengaruh posisit terhadap aktivitas perusahaan.
—
Apa pengertian sumber dana bank?
Pengertian sumber dana bank adalah semua dana yang diperoleh bank dari masyarakat, modal sendiri, lembaga keuangan lain untuk dimanfaatkan aktivitas operasional, penyediaan kredit, dan memenuhi syarat jumlah likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Bagaimana cara penghimpunan dana bank syariah?
Cara penghimpunan dana bank syariah dilakukan dengan melalui program wadiah, mudharabah, dan murabahah.
Dari mana saja sumber dana bank yang paling utama?
Sumber dana bank yang paling utama adalah:
- Modal saham disetor,
- Pinjaman antar bank, dan
- Penjualan surat berharga.
Apa sumber dana bank yang secara potensial paling besar?
Potensi sumber dana bank yang paling potensial adalah depositi, dan tabungan.
Strategi apa yang digunakan bank untuk mendapatkan sumber dana yang berasal dari masyarakat?
- Promosi produk tabungan bank
- Layanan
- Bunga kompetitif
- Inovasi digital.
Dari mana sumber dana bank jika bank mengalami kesulitan tingkat likuiditas?
Apabila suatu bank mengalami kesulitan likuiditas, maka sumber dana bank bisa diperoleh dari pinjaman antar bank, penerbitan surat berharga, dan menggunakan fasilitas kredit dari bank sentral.
Faktor apa yang mempengaruhi sumber dana bank?
Faktor penting yang mempengaruhi sumber dana bank adalah kondisi ekonomi, suku bunga, kepercayaan masyarakat dan kebijakan moneter.
Demikian yang bisa saya sampikan, mudah-mudahan bermanfaat.
Terima kasih.*****
Jika artikel ini bermanfaat, mohon untuk di-share atau bisa support kami dengan donasi untuk membantu kami terus membuat konten berkualitas dan pengembangan platform ini.
Cara Donasi:
- Transfer ke rekening berikut:
Bank: BCA
No Rekening: 0182537827
A/N: Wadiyo - Setelah transfer, kirim buktinya ke email kami di info@manajemenkeuangan.net atau WA 0896-0725-6713.
- Kami akan mengirimkan template Excel untuk membuat laporan Keuangan (Financial Statements), atau 12 Contoh SOP Produksi, atau Contoh SOP Purchasing.
- Secara berkala, laporan penerimaan dan penggunaan donasi akan kami sajikan di manajemenkeuangan.net.
Terima kasih atas dukungannya! 🙏