Tarif Penyusutan Fiskal Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun

Tarif penyusutan pajak yang dihitung dengan baik dan benar akan mempengaruhi laporan keuangan dan pelaporan pajak lebih efisien.

Apa itu penyusutan?

Depresiasi atau penyusutan adalah prosedur akuntansi untuk melakukan alokasi beban aktiva tetap berwujud, seperti kendaraan selama masa kegunaannya. Jadi, dengan membaca saldo akun depresiasinya, kita akan mengetahui seberapa besar suatu aktiva tetap berwujud telah dimanfaatkan oleh perusahaan.

Bagaimana cara menghitung dengan tarif pajak penyusutan aktiva tetap? Yuk baca pembahasannya dalam artikel berikut ini sampai selesai.

 

01: Penyusutan untuk Pajak Penghasilan

Bagaimana tarif penyusutan sesuai aturan pajak?

Direktorat Jenderal Pajak menetapkan tingkat penyusutan untuk setiap kelompok aset tetap. Kelompok pertama menggunakan tingkat penyusutan garis lurus 25%,  yang berarti penggunaan masa ekonomisnya adalah 4 tahun atau tingkat penyusutan 50% jika perusahaan menggunakan metode saldo menurun ganda.

Untuk mempermudah penyimpanan catatan, perusahaan seringkali menggunakan tarif penyusutan yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak, baik untuk keperluan laporan keuangan dan pajak.

Hal ini bisa diterima jika tingkat tarif penyusutan Dirjen Pajak tidak menghasilkan jumlah perbedaan yang signifikan salah satu dari tiga metode penyusutan yang telah telah dibahas dalam sebuah artikel tentang depresiasi aktiva tetap berwujud.

 

02: Tarif Penyusutan Pajak

tarif pajak penyusutan aktiva tetap

Berikut ini disajikan tarif penyusutan pajak menurut Direktorat Jenderal Pajak:

A: Tarif dan Metode Penyusutan Bukan Properti

Tarif penyusutan pajak kelompok 1:

Aset tetap yang termasuk dalam tarif penyusutan pajak kelompok 1 bukan properti antara lain:

  • Peralatan kantor terbuat dari kayu atau rotan
  • Komputer
  • Televisi
  • Sepeda motor
  • Sepeda
  • Mobil taksi
  • Kendaraan angkutan umum
  • Peralatan dapur

Besarnya nilai-nilai yang digunakan untuk menghitung depresiasi aset tetap kelompok satu:

1:  Masa kegunaan ekonomis = 4 tahun

2: Tingkat penyusutan garis lurus = 25%

3: Tingkat depresiasi saldo menurun = 50%

 

Tarif penyusutan pajak kelompok 2

Fixed asset berwujud yang termasuk dalam kelompok 2 antara lain:

  • Peralatan kantor terbuat dari besi
  • Pendingin udara
  • Kipas angin
  • Kendaraan, bus, truk
  • Kapal speed boat
  • Mesin jahit
  • Pompa air

Ketentuan yang diterapkan untuk menghitung nilai penyusutan aset kelompok dua adalah:

1: Waktu manfaat secara ekonomi = 8 tahun

2: Tarif depresiasi metode garis lurus = 12,5%

3: Tarif depresiasi metode saldo menurun = 25%

 

Tarif penyusutan pajak kelompok 3

Contoh aset tetap berwujud yang termasuk dalam tarif penyusutan pajak kelompok 3 adalah:

  • Kapal penumpang
  • Peralatan navigasi
  • Mesin berat untuk memproduksi tekstil
  • Bahan kimia

Nilai-nilai yang ditentukan untuk menghitung depresiasi aset tetap berwujud kelompok tiga:

1: Masa kegunaan = 16 tahun

2: Tingkat penyusutan garis lurus = 6,25%

3: Tingkat penyusutan  saldo menurun = 12,5%

 

Tarif penyusutan pajak kelompok 4

Aktiva tetap berwujud yang masuk dalam kategori tarif penyusutan pajak kelompok empat antara lain:

  • Peralatan konstruksi
  • Mesin uap
  • Jalan rel
  • Lokomotif

Dan berikut ini ketentuan masa manfaat, metode dan tarif yang dipakai untuk mengetahui nilai penyusutan fixed asset kelompok empat:

1: Masa manfaat ekonomis = 20 tahun

2: Tarif penyusutan garis lurus = 5%

3: Tarif depresiasi saldo menurun = 10%

 

B: Tarif dan Metode Penyusutan Properti

Ketentuan yang dipakai untuk menghitung nilai penyusutan aset tetap berwujud berupa gedung permanen adalah masa kegunaan ekonomis selama 20 tahun, dan tingkat tarif penyusutan garis lurus sebesar 5%.

Untuk gedung tidak permanen, nilai depresiasi dihitung dengan mengacu pada ketentuan masa manfaat ekonomis selama 10 tahun dan tarif penyusutan bangunan pajak menggunakan metode garis lurus sebesar 10%.

Baca juga pembahasan tentang penerapan metode garis lurus di koperasi dan UMKM.

 

03: Mengubah Estimasi Depresiasi Aset Tetap Berwujud

tarif penyusutan fiskal mobil

Bagaimana mengubah estimasi penyusutan aktiva tetap berwujud?

Mengubah estimasi nilai residu dan masa manfaat adalah hal yang lazim dilakukan. Estimasi tersebut masih bisa direvisi untuk menentukan biaya depresiasi periode yang akan datang.

Perubahan estimasi tidak akan memengaruhi jumlah beban penyusutan yang dicatat pada tahun-tahun sebelumnya.

Perhatikan contoh perhitungan nilai depresiasi aset tetap berikut ini:

Sebagai ilustrasi, diasumsikan perusahaan dagang PT Distribusi Mitra Perdana membeli kendaraan bermotor berupa mobil pick up untuk operasional pengiriman barang senilai Rp 140.000.000. Estimasi awal memiliki masa manfaat selama lima tahun dengan nilai sisa (residu) sebesar Rp 10.000.000.

Mobil tersebut telah disusutkan selama dua tahun menggunakan metode garis lurus dengan nilai depresiasi dihitung sebagai berikut:

= (Rp 140.000.000 – Rp 10.000.000) : 5 tahun

= Rp 26.000.000

***

Pada akhir tahun kedua, nilai buku atau biaya yang belum didepresiasikan mobil tersebut sebesar Rp 88.000.000 ditentukan sebagai berikut:

(a). Biaya aset = Rp 140.000.000

(b). Nilai akumulasi depresiasi:
= Rp 26.000.000 x 2 tahun
= Rp 52.000.000

(c). Nilai buku mobil pick up:
= (a) – (b)
= Rp 140.000.000 – Rp 52.000.000 = Rp 88.000.000

***

Pada tahun ketiga, perusahaan membuat estimasi sisa masa manfaat adalah delapan tahun (bukan tiga tahun) dan nilai sisa sebesar Rp 8.00.000 (bukan Rp 10.000.000). Biaya depresiasi setiap tahun selama sisa delapan tahun adalah sebesar Rp 10.000.000, dengan perhitungan sebagai berikut:

(a). Nilai buku, akhir tahun = Rp 88.000.000

(b). Estimasi nilai residu yang direvisi = Rp 8.000.000

(c). Sisa beban yang bisa didepresiasikan yang direvisi:
= (a) – (b)
= Rp 88.000.000 – Rp 8.000.000 = Rp 80.000.000

(d). Beban depresiasi tahunan yang direvisi:
= Rp 80.000.000 : 8 tahun
= Rp 10.000.000

***

Dari hasil perhitungan contoh soal perhitungan nilai depresiasi di atas menunjukkan bahwa nilai buku mobil pick up menurun pada tingkat yang lebih melambat dimulai pada akhir tahun kedua dan terus berlanjut hingga mencapai nilai sisa sebesar Rp 8.000.000 di akhir tahun kesepuluh. Tahun tersebut adalah akhir waktu manfaat dari mobil pick up yang direvisi.

 

04: Contoh Perhitungan Penyusutan dengan Tarif Pajak

tarif penyusutan menurut pajak

Untuk mempermudah dalam memahami depresiasi aktiva tetap berwujud dengan tarif pajak, berikut disajikan beberapa contoh perhitungan tarif penyusutan pajak menggunakan metode garis lurus untuk mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

A: Mobil

Perhatikan contoh soal perhitungan nilai penyusutan mobil berikut ini:

CV Era Makmur Bersama membeli mobil operasional kantor sebesar Rp 185.000.000. Perusahaan membuat estimasi masa pakai 8 tahun dengan nilai residu senilai Rp 6.000.000. Selanjutnya perusahaan perhitungan hal-hal sebagai berikut:

(a). Besaran nilai perolehan mobil yang bisa didepresiasikan

= Biaya perolehan mobil – Nilai residu mobil
= Rp 185.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 179.000.000

(b). Tarif penyusutan fiskal metode garis lurus

= 100% : Masa Manfaat
= 100% x 8 tahun = 12,5%

(c). Beban depresiasi tahunan

= Nilai mobil yang bisa disusutkan x 12,5%
= Rp 179.000.000 x 12,5% = Rp 22.375.000

(d). Pencatatan jurnal transaksi beban depresiasi

Beban Depresiasi Mobil …. Rp 22.375.000 [Debit]
Akumulasi Beban Depresiasi Mobil …. Rp 22.375.000 [Kredit]

 

B: Bus

Bagaimana prosedur menghitung nilai penyusutan bus? Langsung saja baca contoh soal berikut ini:

PO Adil Makmur Sentosa berencana melakukan peremajaan armada bus yang dimiliki dengan bus baru dan bersasis premium. Rencana ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar anak muda milenial yang menuntut kinerja bagus dan berkelas.

Selain rencana peremajaan armada bus baru, perusahaan juga perlu menerapkan sistem pengelolaan aset-asetnya secara baik dan benar serta akurat, tak terkecuali pemilihan metode perhitungan dan pencatatan penyusutan aktiva tetap.

Sebagai langkah awal, PO tersebut membeli satu unit bus baru seharga Rp 1.780.000.000 dan diestimasi masa manfaatnya 8 tahun dan nilai residu sebesar Rp 142.400.000. Transaksi pembelian bus baru ini dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut:

1: Menghitung nilai perolehan bus yang disusutkan

= Biaya perolehan – nilai residu
= Rp 1.780.000.000 – Rp 142.400.000 = Rp 1.637.600.000

2: Menghitung persentase tarif penyusutan fiskal kendaraan bus

= 100% : Masa Penggunaan
= 100% : 8 Tahun = 12,5%

3: Biaya penyusutan fiskal aktiva tetap bus

= Tarif penyusutan aset tetap menurut pajak x Nilai bus yang bisa disusutkan
= 12,5% x Rp 1.637.600.000 = Rp 204.700.000

4: Jurnal penyusutan fiskal bus

(Debit) Biaya Penyusutan Bus … Rp 204.700.000
(Kredit) Akumulasi Biaya Penyusutan Bus .. Rp 204.700.000

 

C: Truk

Sebuah perusahaan jasa pengangkutan umum menambah armada Truk Mitsubishi Colt Diesel dengan harga perolehan sebesar Rp 289.500.000. Truk ini diperkirakan masa penggunaannya 8 tahun dengan nilai yang masih tersisa ketika masa pakai habis sebesar Rp 23.120.000.

1: Menghitung besaran biaya perolehan truk yang bisa didepresiasikan

= Harga Perolehan Truk – Nilai Residu
= Rp 289.500.000 – Rp 23.120.000 = Rp 265.880.000

2: Tarif depresiasi pajak kendaraan truk

= 100% : Masa Pakai
= 100% : 8 tahun = 12,5%

3: Menghitung beban penyusutan truk sesuai tarif depresiasi fiskal

= Tarif depresiasi fiskal x Nilai truk yang bisa didepresikan
= 12,5% x  Rp 265.880.000 = Rp 33.235.000

4: Jurnal beban penyusutan fiskal truk

(Debit) Beban Penyusutan Truk … Rp 33.235.000
(Kredit) Akumulasi Beban Penyusutan Truk … Rp 33.235.000

 

D: Speed Boat

Bagaimana tarif penyusutan speed boat sesuai aturan pajak? Jawabannya ada di contoh berikut ini:

Sebuah perusahaan jasa angkutan laut yang sedang berkembang membuat rencana mengembangkan angkutan cepat dengan speed boat. Untuk merealisasikan rencana ini, perusahaan sudah menyusun budget atau anggaran pembeliaan beberapa speed boat. Ide cemerlang ini perlu segera diwujudkan, mengingat pertumbuhan perekonomian yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu.

Pada tanggal 25 Januari 202x, perusahaan mulai mendatangkan satu unit speed boat senilai Rp 75.000.000. Speed boat ini diperkirakan memiliki masa manfaat sampai delapan tahun dengan nilai setelah habis masa manfaat sebesar Rp 7.000.000. Perusahaan mencatat data-data speed boat ke dalam buku daftar aset tetap dan buku jurnal sebagai berikut:

1: Nilai speed boat yang bisa didepresiasikan

= Besaran harga perolehan – Nilai Sisa
= Rp 75.000.000 – Rp 7.000.000 = Rp 68.000.000

2: Tarif penyusutan speed boat menurut pajak

Speed boat termasuk salah satu aset tetap berwujud dalam kelompok 2 tingkat penyusutan garis lurus menurut Dirjen Pajak sebesar 12,5%.

3: Menghitung beban penyusutan aset tetap speed boat menurut pajak

= Tarif depresiasi fiskal x Harga perolehan speed boat yang bisa didepresiasikan
= 12,5% x Rp 68.000.000 = Rp 8.500.000

4: Pencatatan fiskal nilai penyusutan speed boat

[Debit] Beban Depresiasi Speed Boat … Rp 8.500.000
[Kredit] Akumulasi Beban Depresiasi Speed Boat .. Rp 8.500.000

 

D: Tarif Penyusutan Bangunan Menurut Pajak

Perhatikan contoh perhitungan nilai depresiasi bangunan menggunakan tarif penyusutan bangunan menurut pajak berikut ini:

Untuk mengembangkan bisnis pendidikannya, Lembaga Kursus Akuntansi Surabaya mendirikan sebuah bangunan gedung perkantoran senilai Rp 1.000.000.000. Bangunan kantor tersebut diperkirakan mempunyai masa ekonomis selama 20 tahun dan salvage value sebesar Rp 50.000.000.

Dengan menggunakan metode garis lurus, penyusutan bangunan kantor adalah:

= Nilai Bangunan Yang Bisa Didepresiasikan x tarif penyusutan bangunan pajak
= (Rp 1.000.000.000 – Rp 50.000.000) x 5% = Rp 47.500.000

Jurnal penyusutan bangunan:

(Debit) Beban Penyusutan Bangunan Kantor … Rp 47.500.000
(Kredit) Akumulasi Beban Penyusutan Bangunan Kantor … Rp 47.500.000

 

05: Mengenal Depresiasi Aset Tetap

tarif penyusutan fiskal metode garis lurus

A: Pengertian Depresiasi Aset Tetap Adalah?

Penyusutan atau depresiasi adalah cara mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetap menjadi cost selama waktu penggunaan aktiva.

B: Tujuan Depresiasi Aset Tetap

Tujuan dilakukannya depresiasi aktiva tetap adalah agar perusahaan atau entitas mempunyai dana cadangan yang pada waktunya nanti bisa dipakai untuk pengadaan aset tetap baru bila aset tetap lama tidak bisa dimanfaatkan lagi.

 

C: Faktor yang Mempengaruhi Nilai Depresiasi Aset Tetap

Faktor-faktor yang memengaruhi beban depresiasi aktiva tetap adalah:

  1. Biaya Perolehan atau Aquisition Cost, yaitu harga beli aktiva tetap ditambah dengan semua pengeluaran yang muncul sejak proses pembelian hingga siap dipakai.
  2. Nilai Residu atau Salvage Value, yakni estimasi nilai uang yang bisa diterima jika aktiva dijual ketika penghentian pemakaian aktiva.
  3. Masa ekonomis atau Economical Life Time, adalah durasi waktu penggunaan aktiva yang bisa memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Estimasi masa ekonomis bisa dinyatakan dalam bentuk periode, hasil produksi, atau waktu kerja.

 

D: Metode Perhitungan Nilai Depresiasi Aset Tetap

Apa saja metode yang digunakan untuk menghitung nilai penyusutan aset tetap?

  1. Metode Garis Lurus atau Straight Line Method, yakni cara pengalokasian beban penyusutan yang sama selama aktiva tersebut digunakan. Prinsip dari metode ini adalah menganggap bahwa nilai kontribusi aset tetap sama sepanjang masa pemakaiannya.
  2. Metode Saldo Menurun atau Declining Balance Method, yaitu metode perhitungan nilai depresiasi yang merupakan kebalikannya dari metode garis lurus. Metode ini beranggapan bahwa nilai kontribusi aktiva tetap nilainya besar di awal penggunaannya dan seiring dengan berjalannya waktu nilainya akan semakin menurun.
  3. Jumlah Angka Tahun, adalah cara metode yang menganggap bahwa nilai manfaat dari suatu aset tetap besar nilainya di awal penggunaan dan akan mengalami penurunan pada waktu yang akan datang. Jadi, metode angka tahun mirip dengan metode saldo menurun.

Dari tiga metode penyusutan aktiva tetap di atas, yang banyak digunakan adalah straight line method atau metode garis lurus dan saldo menurun, karena kedua sistem tersebut relatif mudah dan sesuai dengan prinsip akuntansi.

Namun demikian, akhirnya kembali lagi pada kebutuhan dan kondisi bisnis dari pengguna aset tetap. Bijak-bijaklah dalam menentukan metode yang akan digunakan, karena akan berpengaruh kepada laporan keuangan dan perhitungan pajak.

 

06: Kesimpulan Tentang Tarif Penyusutan Pajak

Tarif penyusutan aset tetap menurut pajak digunakan untuk menghitung nilai penyusutan atau depresiasi aset tetap berwujud, seperti kendaraan, mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

Tarif dan metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap adalah tarif penyusutan fiskal metode garis lurus dan metode saldo menurun.

Beberapa contoh perhitungan dan pencatatan aset tetap berwujud fiskal menurut pajak telah disampaikan di atas, silahkan dipelajari dan dipahami kemudian dipraktikan untuk aktiva tetap usaha Anda.

Bila anda tidak mau ribet menghitung, Anda bisa menggunakan template perhitungan nilai aset tetap berwujud dari website ManajemenKeuangan.net yang diberikan secara gratis sebagai bonus pembelian SOP Keuangan dan accounting tools.

Demikian yang bisa disajikan, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.