Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dengan Metode Variable Costing – Studi Kasus

Kelemahan Metode Variabel Costing

Ada 4 (empat) kelemahan metode variabel costing adalah:

Kelemahan Variabel Costing #1:

Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel dan benar-benar tetap.

Suatu biaya yang digolongkan sebagai biaya variabel jika memenuhi kriteria berikut ini:

  • Harga barang dan jasa tidak berubah.
    Misalkan konsumsi solar untuk genset listrik tergantung pada aktivitas pabrik.
    Maka biaya solar adalah biaya variabel dengan asumsi harga belinya tidak berubah, karena bila berubah harganya.
    Maka biaya bahan bakar tersebut tidak lagi berubah sebanding dengan perubahan aktivitas produksi.
  • Metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah.
  • Tingkat efisiensi tidak berfluktuasi.

Sedangkan biaya tetap dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manajer produksi, pemasaran, keuangan, serta gaji manajer akuntansi.
  2. Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya biaya penyusutan aktiva dan sewa kantor yang dikontrakkan untuk jangka panjang.

Namun perlu diketahui bahwa dalam jangka panjang semua biaya adalah berperilaku variabel.

Kelemahan Variabel Costing #2:

Metode variabel costing adalah dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing.

Menurut pendukung full costing, jika biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan dalam harga pokok persediaan, dan harga pokok penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produk yang tidak wajar.

Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan biaya overhead pabrik  variabel diperlukan untuk memproduksi, dan oleh karena itu, menurut metode full costing harus dibebankan sebagai biaya produksi.

Metode variabel costing memang lebih ditujukan untuk memenuhi informasi bagi kepentingan intern perusahaan.

Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah oleh metode variabel costing adalah dengan cara mengubah laporan laba rugi variabel costing ke dalam laporan laba rugi full costing.

Kelemahan Variabel Costing #3:

Dalam metode variabel costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya.

Untuk perusahaan yang aktivitas usahanya bersifat musimam, variabel costing akan menyajikan kerugihan yang berlebih-lebihan dalam periode-periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal.

Misalkan perusahaan JAS HUJAN yang menjual produknya dalam beberapa bulan menjelang atau selama musim hujan.

Untuk satu atau dua bulan menjelang atau selama musim hujan, laporan laba rugi metode variabel costing akan menunjukkan laba, sedangkan bulan-bulan lain akan menunjukkan kerugian, karena tidak ada biaya tetap yang ditunda pembebanannya sebagai harga pokok persediaan.

Dalam keadaan demikian, laporan laba rugi bulanan yang disajikan berdasarkan metode variabel costing adalah diragukan manfaatnya. Bila dibandingkan dengan laporan laba rugi yang disusun atas dasar metode full costing.

Kelemahan Variabel Costing #4:

Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.

Apa saja kelemahan variabel costing?

Kurang memenuhi kriteria standar akuntansi keuangan, sehingga kurang sesuai digunakan untuk keperluan eksternal.

Mengapa metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi?

Karena tidak menghitung pembebanan biaya tetap ke dalam produk.

Dalam hal apa saja variabel costing tidak dapat digunakan dan apa dampaknya?

Variable costing mengabaikan biaya tetap sehingga tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan, akibatnya tidak bisa digunakan sebagai laporan eksternal.

Kesimpulan

Metode variabel costing adalah metode alternatif untuk menghitung harga pokok produksi di samping metode full costing.

Dengan dipisahkan informasi biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, metode ini mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam:

  • perencanaan laba jangka pendek
  • pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan
  • pengambilan keputusan jangka pendek.

Hal ini dimungkinkan, karena dalam jangka pendek, biaya tetap tidak relevan, karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.

Jika biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan keputusan jangka pendek, metode variabel costing dapat menyajikan dampak keputusan tersebut terhadap biaya tetap dan laba.

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi dan makalah variable costing. Semoga bermanfaat. Terima kasih*****

Note:
Diperbolehkan mengutip artikel untuk dijadikan referensi dengan MENYERTAKAN sumbernya, Dilarang copy paste untuk diupload lagi ke internet, baik untuk klien Anda atau upload di website Anda sendiri. Thanks

Jika artikel ini bermanfaat, mohon untuk di-share atau bisa support kami dengan donasi untuk membantu kami terus membuat konten berkualitas dan pengembangan platform ini.

Cara Donasi:

  1. Transfer ke rekening berikut:
    Bank: BCA
    No Rekening: 0182537827
    A/N: Wadiyo
  2. Setelah transfer, kirim buktinya ke email kami di info@manajemenkeuangan.net atau WA 0896-0725-6713.
  3. Kami akan mengirimkan template Excel untuk membuat laporan Keuangan (Financial Statements), atau 12 Contoh SOP Produksi, atau Contoh SOP Purchasing.
  4. Secara berkala, laporan penerimaan dan penggunaan donasi akan kami sajikan di manajemenkeuangan.net.

Terima kasih atas dukungannya! 🙏

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.