Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS) dalam istilah bahasa Inggris adalah jumlah semua pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan barang agar dapat dijual. Dengan istilah lain dapat didefinisikan bahwa Harga Pokok Penjualan adalah harga yang harus dibayar untuk memperoleh suatu barang.
Dalam praktiknya komponen harga pokok penjualan (HPP/COGS) terdiri dari harga faktur ditambah biaya angkut, sedangkan biaya-biaya yang lain diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang dibebankan pada periode yang bersangkutan. Bagaimana cara menghitung Harga Pokok Penjualan/HPP/COGS? Ikuti sampai kelar pembahasan lengkap beserta studi kasus dan contoh-contohnya berikut ini.
Teknik dan Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP/COGS)
A: Pengertian Harga Pokok Penjualan – HPP Adalah?
Pengertian Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold – harga pokok penjualan in english) atau HPP/COGS sudah disinggung pada paragraf awal artikel ini yaitu semua beban dan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai barang tersebut siap dipasarkan.
Dan sekarang saatnya kita bahas dengan tuntang cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
Bagaimana cara menghitung Harga Pokok Penjualan?Apa manfaat dari perhitungan harga pokok produksi dalam perdagangan?
Secara umum ada 10 teknik yang dapat digunakan untuk menentukan dan menghitung harga pokok penjualan (HPP).
Anda tidak perlu menggunakan semua metode itu, cukup pilih salah satu yang cocok dengan kebutuhan, jenis dan karakteristik usaha dan bisnis anda.
B: Metode Perhitungan HPP
Inilah 10 teknik, rumus, dan metode serta cara untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP):
- Identifikasi Khusus
- First in First out (FIFO)
- Rata-rata Tertimbang
- Last in First Out (LIFO)
- Persediaan Besi
- Biaya Standar
- Rata-rata Sederhana
- Harga Beli Terakhir
- Nilai Penjualan Relatif
- Biaya Variabel
Yuk di ulas satu per satu ya…
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Metode Identifikasi Khusus
Cara menghitung HPP dengan teknik identifikasi khusus didasarkan pada anggapan bahwa arus barang harus sama dengann arus biaya.
Untuk itu perlu dipisahkan masing-masing jenis barang berdasarkan pada harga pokoknya dan untuk tiap-tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri, sehingga masing-masing harga pokok bisa diketahui.
HPP atau Harga pokok penjualan adalah terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual dan sisanya merupakan persediaan akhir.
Teknik menghitung HPP ini dapat digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan metode fisik maupun perpetual.
Kekurangan cara perhitungan harga pokok penjualan dengan teknik identifikasi khusus adalah menimbulkan banyak pekerjaan tambahan dan membutuhkan gudang yang luas, sehingga cara ini jarang digunakan oleh perusahaan.
Metode FIFO (First In First Out – Masuk Pertama Keluar Pertama)
Jenis Metode Perhitungan HPP/COGS Berdasarkan Arus Biaya
Ada 3 cara menghitung harga pokok penjualan (HPP/COGS) yang dasarnya adalah arus biaya.
Cara ini digunakan di mana arus barang tidak harus sama dengan arus biayanya yaitu
- FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama)
- LIFO (Masuk Terakhir Keluar Pertama dan
- Rata-rata Tertimbang.
Aplikasi Metode Arus Biaya
Untuk menjelaskan penggunaan masing-masing teknik tersebut, perhatikan ilustrasi contoh data persediaan sebagai berikut :
Tanggal 24 Februari adalah pembelian terakhir, sehingga tanggal ini adalah persediaan akhir 28 Februari.
Bila cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan dagang dengan metode FIFO (Masuk Pertama Keluar Pertama), maka harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya.
Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga pokok yang paling terdahulu, disusul dengan yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok terakhir.
Perhitungan Persediaan akhir dan HPP
Bila menggunakan contoh data di atas, persediaan akhir dan harga pokok penjualan (HPP) dapat dihitung dengan metode FIFO adalah sebagai berikut:
A: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan Metode FIFO – Fisik
Perhatikan contoh soal FIFO dan jawabannya berikut ini:
Misalnya perhitungan fisik atas barang-barang dalam gudang pada tanggal 24 Februari 2015 menunjukkan jumlah 300 kg, terdiri dari:
- Pembelian 24 Februari 100 kg @Rp. 126 = Rp. 12.600
- Pembelian 15 Februari 200 kg @Rp. 116 = Rp. 23.200
- J u m l a h 300 kg = Rp. 35.800
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan dapat dihitung sebagai berikut :
= Rp. 112.000 – Rp. 35.800
= Rp 76.200
B: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan Metode FIFO Perpetual (Buku)
Apabila digunakan metode perpetual maka setiap jenis persediaan akan dibuatkan kartu persediaan.
Kartu persediaan barang tersebut terdiri dari beberapa kolom yang digunakan untuk mencatat mutasi persediaan.
Perhatikan contoh soal persediaan metode perpetual berikut ini:
Dengan menggunakan contoh data di atas, kartu piutang bisa dibuat jurnal harga pokok penjualan seperti berikut ini:
Dari kartu persediaan barang di atas.
Kita dapat melihat bahwa jumlah persediaan barang tanggal 24 Februari 2015 sebesar 300 kg dengan harga pokok penjualan sebesar Rp. 35.800.
Jumlah persediaan barang yang dihitung dengan metode FIFO dengan metode fisik menunjukkan hasil yang sama dengan metode FIFO perpetual (buku).