Pengertian, Konsep, Perhitungan, dan Pencatatan Deplesi dalam Akuntansi

Pengertian Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan kayu. Menurunnya harga perolehan tersebut disebabkan oleh perubahan (pengolahan) sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan. Apa hubungan antara deplesi dan depresiasi?

Apa persamaan dan perbedaan deplesi dan depresiasi? Selengkapnya ikuti uraian penjabaran secara jelas beserta contoh perhitungan dan pembukuannya berikut ini …

Perbedaaan Deplesi dan Depresiasi

Artikel-artikel sebelumnya secara berseri telah membahas tentang depresiasi, mulai dari pengertian, metode penghitungan nilai penyusutan hingga pencatatan akuntansi nya.

Apa perbedaan antara deplesi dengan depresiasi?

Beberapa perbedaan antara deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut :

deplesi vs depresiasi
Perbedaan Deplesi dan Depresiasi

Dari tabel yang disajikan di atas, kita memperoleh informasi tentang pengertian deplesi, kegunaan, dan cara alokasi.

Pengertian deplesi adalah pengakuan terhadap pengurangan pelayanan atau manfaat ekonomi yang terjadi pada aset tetap. Istilah deplesi digunakan untuk aset tetap yang umumnya bisa diganti bila telah habis. Sedangkan cara mengalokasikan nilai deplesi adalah harga perolehan ke dalam penghasilan periode berjalan untuk suatu pelayanan yang dihasilkan.

Metode Perhitungan Deplesi

Kesalahan dalam mencatat nilai deplesi akan memengaruhi akurasi penyajian laporan keuangan, apalagi dengan mengabaikan pencatatan, maka bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, sebagai praktisi di bidang finance & accounting harus mengetahui dan memahami prosedur serta cara menghitung dan mencatat deplesi.

Dan berikut ini saya sajikan secara bertahap proses perhitungan dan pencatatan deplesi beserta contoh studi kasus beserta pembahasan penyelesaiannya.

A: Proses Perhitungan Deplesi

Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam menghitung nilai deplesi yaitu :

#1. Harga perolehan aktiva

Harga perolehan sumber-sumber alam (disebut juga wasting assets) adalah pengeluaran sejak memperoleh ijin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya.

Bila kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut.

#2. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

#3. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton, barrel).

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, berikut ini diilustrasikan contoh sebagai berikut :

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp. 50.000.000. Taksiran isinya sebesar 200.000 ton.

Tanah tersebut setelah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp. 10.000.000. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut :

Deplesi :
= (Rp. 50.000.000 – Rp. 10.000.000) : 200.000
= Rp. 200 per ton.

Bila pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun tersebut adalah :

= 40.000 x Rp. 200,-
= Rp. 8.000.000

Jurnal yang dibuat untuk mencatat nilai deplesi di atas adalah
sebagai berikut :

[Debit] Deplesi …………… Rp. 8.000.000
[Kredit] Akumulasi Deplesi ……… Rp. 8.000.000

B: Revisi Perhitungan Deplesi

Jika pembangunan tambang/sumber daya alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi sedangkan biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung beban deplesi.

Bila kenyataannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi.

Begitu pula bila taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi.

Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut :

  • Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang.
  • Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Contoh Kasus Perhitungan dan Pencatatan Deplesi

Prosedur Pencatatan Jurnal Akuntansi

Bila menggunakan cara pertama maka koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi.

Misalnya deplesi yang lalu terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai berikut :

[Debit] Akumulasi Deplesi    Rp xxxx
[Kredit] Laba Tidak Dibagi (Koreksi Laba Tahun Lalu)   Rp xxxx

Sedangkan bila menggunakan cara yang kedua, maka deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi tapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi. Misalnya : dari contoh di atas, biaya biaya pembangunan bertambah sebesar Rp. 1.800.000.

Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton.

Proses Perhitungan Deplesi

Perhitungan deplesi tahun kedua adalah sebagai berikut :

(a). Harga perolehan pertama = Rp. 50.000.000

(b). Nilai sisa = Rp. 10.000.000
(c). Deplesi tahun pertama = Rp 8.000.000

= (b) + (c)
= Rp 10.000.000 + Rp  8.000.000 = Rp 18.000.000

(d). Nilai tambang :

= Rp 50.000.000 – Rp 18.000.000
= Rp 32.000.000

(e). Biaya pembangunan tahun kedua =Rp 1.800.000

(f). Nilai tambang =

= (d) + (e)
= Rp 32.000.000 + Rp 1.800.000 = Rp 33.800.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua :

(a). Hasil eksploitasi tahun kedua (ton)  = 30.000

(b). Taksiran isi tambang pada akhir tahun kedua (ton)  = 90.000

(c). Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua (ton):

= (a) + (b)
= 30.000 + 90.000 = 120.000

Deplesi per ton dalam tahun kedua :

= Rp. 33.800.000,- : 120.000
= Rp. 282,-

Deplesi tahun kedua :

= 30.000ton x Rp. 282,-
= Rp. 8.450.000,-

Aktiva-aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang mengolah sumber-sumber alam dan kegunaan aktiva itu terbatas sampai selesainya eksploitasi sumber-sumber alam. Sehingga depresiasi aktiva tetap dapat dihitung dengan dasar taksiran hasil sumber alam.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.