Pendirian, pembagian laba atau rugi bersih, pembubaran, dan likuidasi perusahaan persekutuan akan menimbulkan transaksi yang unik.
Banyak orang yang bekerja sama untuk mengambil peluang bisnis menjanjikan dengan mendirikan persekutuan komanditer atau CV (commonditaire vennootschap). Namun sayangnya masih banyak orang yang merasa tidak nyaman untuk membicarakan masalah pembagian laba. Banyak persekutuan komanditer BUBAR karena para rekan tidak sepakat masalah pembagian laba.
Bagaimana metode pembagian laba (rugi) bila terjadi pembubaran persekutuan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk ikuti dan baca pembahasan dan contoh mengenai perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi unik untuk perusahaan persekutuan termasuk pembagian laba rugi persekutuan berikut ini.
Cara Mencatat Jurnal Akuntansi Pendirian Persekutuan Komanditer
A: Cara Pencatatan Akuntansi Pendirian Perusahaan Persekutuan
Penerapan akuntansi sehari-hari untuk perusahaan persekutuan sama dengan akuntansi untuk bentuk badan usaha lainnya dengan sedikit perubahan dan kreatifitas, sistem akuntansi umum dapat digunakan oleh perusahaan persekutuan.
Dalam mendirikan badan usaha persekutuan [CV], investasi masing-masing rekan dicatat dalam ayat jurnal terpisah. Aset yang diserahkan oleh seorang rekan didebit ke akun aset persekutuan.
Jika kewajiban diambil alih oleh perusahaan persekutuan, maka akun kewajiban perusahaan persekutuan yang dikredit. Akun modal milik rekan akan dikreditkan sebesar jumlah bersihnya.
B: Contoh Pencatatan Akuntansi Pendirian Perusahaan Persekutuan
Perhatikan contoh kesepakatan pendirian perusahaan komanditer [CV]:
Diasumsikan Pak Joko dan Pak Bowo pemilik toko kelontong yang semula bersaing. Pada tanggal 17 Agustus 2018 sepakat untuk menggabungkan usaha mereka dalam sebuah perusahaan persekutuan. Masing-masing pihak menyumbangkan sejumlah uang tunai dan aset lainnya.
Pak Joko dan Pak Bowo juga sepakat bahwa perusahaan persekutuan [CV] akan mengambil alih kewajiban dari perusahaan masing-masing.
Ayat jurnal untuk mencatat aset yang disumbangkan dan kewajiban yang dialihkan oleh Pak Joko adalah sebagai berikut:
17 Agustus 2018:
(Dr.) Kas Rp 7.200.000
(Dr.) Piutang Usaha Rp 16.300.000
(Debit) Persediaan Barang Dagang Rp 28.700.000
(Dr.) Peralatan Toko Rp 5.400.000
(Dr.) Peralatan Kantor Rp 1.500.000
(Cr.) Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 1.500.000
(Cr.) Utang Usaha Rp 2.600.000
(Kredit.) Modal, Pak Joko Rp 56.000.000
Ayat jurnal serupa akan mencatat aset yang disumbangkan dan kewajiban yang dipindahkan oleh Pak Bowo.masing-masing ayat jurnal, aset non tunai dicatat pada nilai yang disetujui oleh para rekan. Nilai tersebut biasanya mencerminkan nilai pasar saat ini sehingga biasanya berbeda dari nilai buku aset dalam catatan usaha yang terpisah.
Perhatikan contoh berikut:
Peralatan toko yang dicatat sebesar Rp 5.400.000 dalam ayat jurnal di atas.
Mungkin saja memiliki nilai buku Rp 3.500.000 di buku besar Pak Joko (biaya Rp 10.000.000 dikurangi akumulasi penyusut Rp 6.500.000).
Perhatikan contoh lainnya, piutang yang diserahkan ke perusahaan persekutuan dicatat berdasarkan nilai nominalnya. Hanya piutang yang kemungkinan dapat ditagih yang biasanya dialihkan ke perusahaan persekutuan [CV].
Perhatikan contoh kasus perusahaan komanditer [CV] lainnya berikut:
Pak Bambang menyumbangkan peralatan, persediaan, dan kas sebesar Rp 34.000.000 ke suatu perusahaan persekutuan [CV] yang telah dibentuk oleh Pak Joko dan Pak Bowo.
- Peralatan memiliki nilai buku sebesar Rp 23.000.000 dan
- nilai pasar sebesar Rp 29.000.000.
- persediaan memiliki nilai buku sebesar Rp 60.000.000, tapi nilai pasarnya hanya sebesar Rp 15.000.000 karena sebagian sudah usang.
Perusahaan persekutuan juga mengambil alih wesel bayar milik Pak Bambang senilai Rp 12.000.000 yang pada awalnya digunakan untuk membeli peralatan.
Untuk mencatat kontribusi Pak Bambang ke perusahaan persekutuan dapat dibuat ayat jurnal sebagai berikut:
(Dr.) Kas Rp 34.000.000
(Dr.) Persediaan Rp 15.000.000
(Debit) Peralatan Rp 29.000.000
(Cr.) Wesel Bayar Rp 12.000.000
(Cr.) Modal, Pak Bambang Rp 66.000.000
Bagaimana, sudah jelas kan?
Izin bertanya pak, kalau pengambilan laba untuk dibayarkan ke utang usaha itu ayat jurnalnya bagaimana ya? Terima kasih
Selamat siang Ibu Linda yang baik hatinya, terima kasih atas pertanyaannya.
Pencatatan jurnal-nya sebagai berikut:
(Debit) Utang Usaha …. Rp xxxx
(Kredit) Kas/Bank …… Rp xxxx
Thanks