Analisis Break Even Point (BEP) untuk Produk Tunggal (Single) dan Kombinasi (Mix Product)

Analisis Break Even Point (BEP) atau analisis titik impas sering digunakan karena tidak memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit dan lebih efisien.

Analisis break even point akan semakin powerful bila dikombinasikan dengan contribution margin (CM). Alasannya adalah karena dengan cepat dapat membuat suatu keputusan dan merupakan titik awal untuk menentukan keputusan-keputusan berikutnya, dan akan sangat membantu saat pembahasan soal manajemen akuntansi.

Materi pembahasan dalam artikel ini akan membahas dua materi yaitu:

  1. Analisis break even point untuk single product dan
  2. Analisis break even point untuk mix product.

Untuk lebih jelasnya yuk ikuti ulasan materi BEP ini dengan berbagai variasi contoh-contoh saoalnya….

 

01. Analisis Break Even Point (BEP) untuk Single Product

Analisis BEP

A: Pengertian BEP (Break Even Point)

Menurut para ahli, rumus perhitungan break even point atau BEP adalah digunakan untuk menetapkan volume penjualan minimum sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Pengertian BEP menurut para ahli berkaitan dengan hal ini berarti sama dengan menentukan titik break even dengan menggunakan Contribution Margin unit dan rasio marjin kontribusi.

Analisis BEP perlu dilakukan oleh para pelaku bisnis agar produk-produk yang dipasarkan benar-benar menghasilkan keuntungan yang diinginkan bukan hanya sekedar khayalan tanpa kenyataan 🙂

 

B: Contoh Soal dan Pembahasan tentang BEP Single Product

Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh soal break even point dan penyelesaiannya:

Sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 1.000.000,-. Perusahaan menetapkan return atau laba sebesar 15% per tahun. Biaya tetap saat ini per tahun Rp. 400.000,- dengan biaya variabel Rp. 15,- per unit produk.

Pada tahun sebelumnya perusahaan memproduksi dan menjual produknya sebanyak 50.000 unit dengan harga Rp. 25,- per unit. Berapa unit produk yang harus diproduksi dan nilai rupiahya agar mencapai titik impas atau break even point?

Pembahasan:

#1: Contribution margin unit:

Rumus perhitungan :

Harga Jual Produk – Biaya Variabel Produk per Unit

= Rp. 25 – Rp. 15
= Rp. 10,-

#2: Contribution margin ratio:

= 100% – 60% (15/25)
= 40%

Dari data tersebut, maka penjualan minimal =  break even point adalah =

#1. BEP dalam unit (Q) :

= 400.000 : 10
= 40.000 unit

#2. BEP dalam rupiah :

= 400.000 : 40%
= Rp. 1.000.000,-

Jadi agar investasi perusahaan tidak mengalami kerugian maka perusahaan harus memproduksi produk dengan jumlah minimal 40.000 unit dengan nilai sebesar Rp. 1.000.000.-

Baca juga : Perbedaan Biaya dan Beban

 

02. Analisis Break Even Point (BEP) untuk Product Mix

Analisa BEP

A: Fungsi Analisis BEP Product Mix

Break even point atau titik impas untuk kombinasi produk harus dengan asumsi proporsi atau kombinasi konstan.

Misalnya produk A sebanyak 3 unit, produk B sebanyak 4 unit dan produk C sebanyak 5 unit.

Jika kombinasi berubah maka total penjualan, total variabel cost (biaya variabel) dan contribution margin berubah, sehingga akan mengubah pula titik BEPnya. Dan asumsi kombinasi yang terjual pun konstan.

Rumus BEP yang digunakan adalah sebagai berikut:

BEP = Biaya Tetap : (CMa x Prop.a) + (CMb x Prop.b) + (CMn x Prop.n)

Keterangan :

CM         = Contribution Margin
Prop       = proporsi penjualan yang direncanakan atas produk A, produk B dan Produk N

 

B: Contoh Analisis BEP Product Mix

Bagaimana menerapkan analisis titik impas atau BEP untuk produk campuran (product mix)? Berikut ini saya berikan contoh studi kasus atau contoh soal dan pembahasannya.

Perhatikan contoh soal break even point dan grafiknya berikut ini:

PT Fahima Jaya Raya perusahaan dagang yang menjual dua produk kebutuhan sehari-hari. Anggap saja dua jenis produk tersebut adalah jenis produk A dan B. Selama bulan Oktober 2021 perusahaan menjual produk tersebut dengan perincian sebagai berikut:

  • Volume penjualan A sebanyak 40 unit dan B sebanyak 60 unit.
  • Harga jual A sebesar Rp. 1.000,- biaya variabel Rp. 750,-
  • Harga jual produk B sebesar Rp. 2.000,- biaya variabel sebesar Rp. 1.000,- Biaya tetap perusahaan adalah Rp. 42.000,-

Dari rincian data-data tersebut di atas, maka kita dapat menghitung dan melakukan analisis-analisis berikut ini :

1: Marjin kontribusi

Produk A :

= Rp. 1.000 – Rp. 750
= Rp. 250

Produk B :

= Rp. 2.000 – Rp. 1.000
= Rp. 1.000

Proporsi A :

= 40 : 100
= 40%

Proporsi B :

= 60 : 100
= 60%

2: Perhitungan titik impas (BEP) dalam unit

= 42.000 : (250 x 40%) + (1.000 x 60%)
= 42.000 : 700 = 60 unit

Atau masing-masing terjual :

Produk A :
= 40% x 60 unit
= 24 unit

Produk B :
= 60% x 60 unit
= 36 unit

3: Menghitung titik impas (BEP) dalam rupiah

Rumus perhitungan:

Unit x Harga Jual

Produk A :
= 24 x Rp. 1.000
= Rp. 24.000,-

Produk B :
= 36 x Rp. 2.000
= Rp. 72.000,-

Total BEP dalam rupiah produk A dan B :
= Rp 24.000 + Rp. 72.000,
= Rp. 96.000,-

4: Perhitungan Laba Rugi adalah berikut ini

Jumlah Penjualan : Rp. 96.000

Biaya variabel :

Produk A :
= 24 x Rp. 750
= Rp. 18.000

Produk B :
= 36 x Rp. 1.000
= Rp. 36.000

Total biaya variabel = Rp 18.000 + Rp 36.000 = Rp. 54.000

Contribution Margin :
= Rp. 96.000 – Rp. 54.000
= Rp. 42.000,-

Laba Rugi :

Rumus perhitunga:

Contribution Margin – Biaya Tetap

= Rp. 42.000 – Rp. 42.000
= Rp. 0

(Baca juga : Metode Harga Pasar)

 

C: Grafik Titik Impas (BEP)

Proses dan langkah-langkah perhitungan serta analisis titik impas atau BEP di atas bila digambarkan dengan sebuah grafik adalah sebagai berikut :

Break even point bep
Grafik titik impas (BEP)

Keterangan:

Dari grafik di atas, kita bisa melihat bahwa perusahaan akan mencapai titik impas jika memproduksi barang sebanyak 60 unit. Jika kurang dari itu, maka akan rugi. Nah dari hasil analisis ini, para pelaku bisnis bisa menentukan seberapa besar keuntungan yang ingin diperoleh dengan cara memproduksi barang sesuai dengan jumlahnya.

Titik impas ini bisa diilustrasikan seperti lampu merah, atau batas seorang pengusaha memproduksi barang yang akan dijual. Jadi analisis titik impas sangat membantu para pelaku bisnis untuk mengambil keputusan strategis.

Omset penjualan yang besar belum tentu menghasilkan tingkat keuntungan yang diinginkan jika harga barang yang dijual tidak memadai alias lebih rendah dari harga pokok produksi. Oleh karena itu perlu kerjasama yang apik antara berbagai divisi serta komponen di perusahaan.

 

03: Contoh Studi Kasus Analisis BEP untuk Produk Tunggal dan Kombinasi

Untuk memperdalam pembahasan materi tentang analisis BEP untuk produk tunggal dan produk kombinasi, mari perhatikan contoh studi kasus dan pembahasannya berikut ini:

PT Hendrana Jiwa Bersama merupakan perusahaan keluarga yang memproduksi dan menjual dua jenis barang dagangan, yaitu Jiwaku dan Jiwamu. Produk pertama adalah barang dagangank unggulan yang dijual dengan harga premium.

Produk kedua merupakan produk tambahan dengan harga yang lebih rendah dari pada produk pertama. PT Hendrana Jiwa Bersama berencana melakukan analisis Break Even Point (BEP) terhadap kedua produk ini, sehingga bisa diperoleh keputusan strategis ke depannya.

Data Produk:

1: Produk Jiwaku

  • Harga Jual: Rp 500.000 per unit
  • Biaya Variabel: Rp 300.000 per unit
  • Margin Contribution : Rp 200.000 per unit

2: Produk Jiwamu

  • Harga Jual: Rp 200.000 per unit
  • Biaya Variabel: Rp 120.000 per unit
  • Margin Contribution : Rp 80.000 per unit

3: Biaya Tetap Total

Fixed cost = Rp 1.000.000

Analisis Break Even Point (BEP):

1: BEP untuk Jenis Produk Jiwaku

BEP Jiwaku = Fixed Cost : Margin Contribution Produk Jiwaku

=1.000.000 : 200.000

= 5 unit

Jadi, PT Hendrana Jiwa Bersama bisa mencapai titik impas jika menjual 5 unit Produk Jiwaku

2: BEP untuk Jenis Produk Jiwamu

BEP Jiwamu = Fixed Cost : Margin Contribution Produk Jiwamu

=1.000.000 : 80.000

= 12,5 unit

Jadi, PT Hendrana Jiwa Bersama harus menjual sekitar 13 unit Produk B untuk mencapai titik impas.

3: BEP untuk Kombinasi Produk Jiwaku dan Jiwamu

BEP Total = BiayaTetap : (Kontribusi Margin Produk Jiwaku + Kontribusi MarginProduk Jiwamu)

BEPTotal:

= 1.000.000 : (200.000 + 80.000)

= 3,57 unit

Jadi, PT Hendrana Jiwa Bersama bisa mencapai titik impas atau break even point apabila bisa menjual barang sekitar 4 unit produk kombinasi (misalnya, 2 unit Produk Jiwaku dan 2 unit Produk JIwamu)

Dari contoh studi kasus tentang analisis BEP memberikan wawasan kepada PT Hendrana Jiwa Bersama untuk memutuskan strategi jitu pembuatan produk.

Perlu dipahami, bahwa analisis titik impas sangat bermanfaat untuk menentukan jumlah minimum produk yang perlu dijual agar bisa menutupi semua biaya tetap, sehingga perusahaan bisa mengevaluasi strategi penjualan, penetapan harga, dan cara mengoptimalkan biaya variabel untuk mencapai titik impas lebih cepat atau meningkatkan keuntungan setelah mencapai BEP.

 

04: Video Break Even Point, Titik Impas

Untuk melengkapi pembahasan makalah break even point (BEP) dan menambah pengetahuan serta wawasan, kami sajikan video pembelajaran materi BEP berikut ini, tonton sampai kelar ya….

Bagaimana, makin jelas kan?

 

05: Penutup

A: Kesimpulan tentang Titik Impas (BEP)

Dari pembahasan panjang tentang analisis titik impas, kita bisa menyimpulkan bahwa BEP adalah satu metode yang bisa digunakan oleh para entrepreneur dalam menentukan jumlah barang yang akan diproduksi, baik produk tunggal (single product) maupun kombinasi (mix product).

Metode ini sangat membantu pengusaha dalam memutuskan strategi paling menguntungkan dan realistis (bukan di awang-awang) tentang produk yang akan dibuat.

 

B: Tips dan Saran

Setiap pengusaha ingin produk yang dijual menguntungkan. Banyak faktor yang menyebabkan jualan barang itu profit. Namun salah satu faktor yang paling penting adalah harga produk tersebut, apakah benar-benar memiliki margin keuntungan yang sudah menutup biaya penyiapannya, ataukah kira-kira saja menguntungkan?

Karena sebagaimana kita pahami bahwa berapapun banyaknya volume produk itu terjual, namun jika harganya tidak menguntungkan maka penjual akan tidak profit. Oleh karena itu sebelum kita menjual suatu produk dan jasa, maka HARUS dianalisis tingkat harga yang profitable, tidak kemahalan atau tidak terlalu murah.

Bagaimana caranya? Analisis titik impas atau BEP adalah salah satu tools yang bisa kita gunakan untuk melakukan analisi harga produk, baik single product maupun mix product.

Dan bagaimana cara proses langkah-langkahnya telah saya jelaskan di atas bersama contoh-contoh persoalan, sehingga Anda bisa mengembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan usaha Anda.

Demikian pembahasan mengenai analisis break even point (BEP) untuk single dan mix product.

Semoga bermanfaat. Terima kasih

Note:
Diperbolehkan mengutip artikel ini dengan menyebutkan sumber link websitenya ya Mas/Mbak, sehingga tak ada pihak yang dirugika, Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.

6 pemikiran pada “Analisis Break Even Point (BEP) untuk Produk Tunggal (Single) dan Kombinasi (Mix Product)”

  1. I’m truly enjoying the design and layout of your blog.
    It’s a very easy on the eyes which makes it much more pleasant for
    me to come here and visit more often. Did you hire out a developer
    to create your theme? Excellent work!

Komentar ditutup.