Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik. Fungsi departementalisasi biaya overhead pabrik digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui beberapa departemen produksi. Tarif biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi tersebut.
Bagaimana cara menghitung tarif biaya overhead pabrik? Mari ikuti uraian beserta contoh-contohnya berikut ini.
Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
A: Cara Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam departementalisasi BOP, tarif biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen-departemen produksi yang ada, oleh karena itu, departementalisasi BOP memerlukan pembagian pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi.
Departemen-departemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya. Departemen-departemen ini adalah tempat diperbandingkankanya biaya dengan prestasi yang dicapai oleh departemen tersebut.
B: Manfaat Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik
Departementalisasi BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk.
Pengendalian BOP dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga akan memperjelas tanggungjawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
Dengan digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan biaya OHP sesuai dengan tarif departemen yang bersangkutan. Hal ini mempunyai akibat terhadap ketelitian penentuan harga pokok produk.
Langkah Menentukan Tarif Factory Overhead Cost Per Departemen
A: Proses Menentukan Tarif Departementalisasi BOP
Pada dasarnya langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen sebagai berikut:
- Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik (BOP) per departemen.
- Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.
Ada 2 macam metode alokasi biaya overhead departemen pembantu.- Alokasi biaya overhead pabrik metode langsung.
- Metode alokasi bertahap, yang terdiri dari
- Metode alokasi kontinu
- Alokasi biaya metode aljabar
- Metode urutan alokasi yang diatur.
- Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead per departemen.
Sekarang mari dibahas satu-per-satu…
1: Penyusunan Anggaran BOP per Departemen
Pembentukan Departemen
Jika produk diolah melalui beberapa tahap proses produksi, biasanya perusahaan membentuk lebih dari satu departemen produksi.
Di samping departemen produksi tersebut, perusahaan biasanya membentuk beberapa departemen pembantu untuk melayani berbagai kebutuhan departemen produksi, sebagai contoh, dalam perusahaan percetakan, produk diolah melalui tiga tahap proses produksi:
- tahap pengesetan (setting department)
- pencetakan (printing department)
- tahap penjilidan (binding department).
Oleh karena itu, perusahaan percetakan biasanya membentuk 3 departemen itu.
Di samping tiga departemen itu, perusahaan percetakan biasanya membentuk departemen-departemen pembantu. Misalnya, departemen reparasi dan pemeliharaan, departemen pembangkit listrik, dan departemen gudang.
—
Dalam hal ini biaya overhead pabrik tidak hanya terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terjadi di berbagai departemen produksi tersebut, tapi meliputi juga biaya-biaya yang terjadi diberbagai departemen pembantu yang menyediakan jasa untuk kepentingan departemen produksi.
Dalam memperhitungkan tarif biaya OHP per departemen produksi, di samping harus diperhitungkan biaya OHP departemen produksi. Harus diperhitungkan juga biaya yang terjadi di departmen pembantu.
Caranya dengan mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaatnya.
Langkah pertama dalam perhitungan tarif BOP per departemen produksi adalah dengan menyusun anggaran BOP departemen produksi dan departemen pembantu.
Tahap Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran biaya overhead per departemen dibagi menjadi 4 (empat() tahap berikut ini:
Tahap Penyusunan Anggaran #1:
Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. Dalam menyusun anggaran BOP dibagi manjadi 2 golongan, yaitu:
- Biaya langsung departemen
- Biaya tidak langsung departemen
Yang dimaksud biaya langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan pada departemen tertentu.
Contoh biaya overhead pabrik langsung adalah upah tenaga kerja tidak langsung di departemen cetak adalah BOP langsung bagi departemen tersebut.
—
Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contoh biaya overhead pabrik tidak langsung adalah biaya penyusutan gedung percetakan yang manfaat gedungnya dinikmati oleh bagian lain. Misalnya departemen setting, departemen cetak, dan departemen penjilidan yang berada dibawah atap gedung tersebut.
Dalam hal ini biaya penyusutan gedung pabrik adalah BOP tidak langsung, baik bagi departemen setting, departemen cetak, dan departemen penjilidan. Begitu juga mengenai biaya asuransi, biaya pemeliharaan dan reparasi gedung percetakan tersebut.
Perhitungan tarif BOP per departemen produksi , biaya overhead tidak langsung departemen ini harus didistribusikan lebih dahulu kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
Dalam penyusunan anggaran BOP per departemen, langkah pertama yang dilaksanakan adalah dengan melakukan taksiran biaya overhead langsung departemen pada tingkat kapasitas yang direncanakan.
Tahap Penyusunan Anggaran #2:
Penaksiran BOP tidak langsung departemen.
Setelah biaya overhead langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah berikutnya adalah menaksir biaya overhead tidak langsung departemen yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran.
Biaya tidak langsung departemen ini kemudian didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya atas distribusi tertentu berikut ini:
Tahap Penyusunan Anggaran #3:
Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
Dalam rangka penentuan tarif, biaya-biaya overhead tidak langsung departemen harus didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya atas salah satu dasar distribusi tersebut di atas.
Tahap Penyusunan Anggaran #4:
Menjumlah BOP per departemen baik BOP langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu.
Setelah selesai dilakukan distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
Langkah selanjutnya dalam penyusunanan anggaran BOP per departemen adalah menjumlah taksiran biaya overhead langsung dan tidak langsung dalam tiap-tiap departemen.
Biaya overhead pabrik per departemen ini kemudian dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan ke dalam BOP tetap dan biaya overhead variabel.
2: Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Cara Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Setelah anggaran BOP per departemen disusun, langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya OHP per departemen adalah mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen pembantu.
Pada umumnya tarif BOP hanya dihitung untuk departemen-departemen produksi saja, karena pengolahan bahan baku menjadi produk biasanya terjadi di departemen produksi.
Oleh karena biaya OHP yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya terdiri dari biaya terjadi departemen produksi saja, tapi juga di departemen pembantu. Maka dalam rangka penentuan tarif biaya OHP per departemen, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.
Metode Alokasi Biaya Departemen
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini:
- Alokasi BOP metode langsung (dirrect allocation method)
- Metode alokasi bertahap (step method)
Agar lebih jelas, ikuti penjelasannya berikut ini…
#1: Metode Alokasi Langsung
Pada metode alokasi langsung , biaya overhead departemen pembantuk dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya.
Metode alokasi langsung digunakan bila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
#2: Metode Alokasi Bertahap
Metode ini digunakan bila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain, sebagai contoh, departemen pembangkit tenaga listrik memberikan jasa berupa listrik kepada departemen bengkel.
Sebaliknya, departemen pembangkit tenaga listrik menerima jasa reparasi dan pemeliharaan dari departemen bengkel. Baik departemen bengkel maupun pembangkit tenaga listrik adalah departemen pembantu. Oleh karena itu, sebelum biaya overhead di dua departemen tersebut dialokasikan ke departemen produksi. Perlu diadakan alokasi biaya overhead antar departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut.
Dengan demikian alokasi biaya overhead dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap. Pertama kali mengalokasikan biaya overhead antar departemen pembantu. Selanjutnya mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.
***
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Metode alokasi bertahap #1:
Adalah metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok metode ini adalah:
- Metode alokasi kontinu (continuous allocation method)
- Metode aljabar (algebraic method)
Metode alokasi bertahap #2:
Merupakan metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ‘metode urutan alokasi yang diatur’ (specified order of closing).