Tips Mengelola Pajak Perusahaan dengan Efisien: Menghitung, Mencatat, dan Menyajikan PPh Badan di Laporan Laba Rugi

PPh Badan atau Pajak Penghasilan Badan adalah pajak penghasilan yang dikenakan bagi perusahaan sebagai entitas usaha menurut Undang-undang Perpajakan di Indonesia. Kebanyakan perusahaan diharuskan membayar perkiraan pajak penghasilan perusahaan dalam dua belas angsuran sepanjang tahun.

Lalu bagaimana cara menghitung, mencatatat, dan menyajikan PPh Badan di Laporan Laba Rugi? Dan bagaimana cara membuat ayat jurnal untuk pajak penghasilan perusahaan, termasuk pajak penghasilan perusahaan yang ditangguhkan? Yuk ikuti terus pembahasannya ya., termasuk cara menghitung pajak penghasilan perusahaan dagang dan contoh kasus perhitungan pph badan

 

01: Pengertian Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)

Definisi Menurut Para Ahli

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pajak penghasilan badan atau PPh Badan? Agar valid dan tidak dianggap ‘ngarang’ tanpa data, berikut ini disajikan 4 definisi menurut para ahli:

1: Hadori Nasution

Menurut Hadori Nasution, definisi PPh Badan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh badan, antara lain perseroan terbatas, koperasi, dan bentuk badan usaha lainnya.

2: Hery Harjono

Menurut beliau, arti Pajak Penghasilan Badan adalah jenis pajak yang dikenakan kepada badan usaha atau badan hukum atas penghasilan yang diperolehnya, baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

3: Mardiasmo

Mardiasmo mendefinisikan PPh Badan merupakan jenis pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diperoleh suatu badan usaha yang berbentuk badan hukum.

4: Muhammad Jahro

Menurut Muhammad Jahro, makna Pajak Penghasilan Badan adalah pajak yang dikenakan kepada badan usaha atau badan hukum yang memperoleh sumber penghasilan dari dalam maupun luar negeri.

 

02: Pembayaran Pajak Penghasilan Badan / PPh Badan

pengertian pph badan

A: Jurnal Pembayaran PPH Badan

Agar lebih mudah dan langsung mengenai sasaran, berikut saya sajikan contoh tentang pembayaran pajak penghasilan perusahaan atau PPh badan.

Diasumsikan bahwa sebuah perusahaan dengan periode akuntansi tahun kalender memperkirakan beban PPh Badan untuk tahun berjalan adalah Rp 84.000.000.

Ayat jurnal untuk mencatat perkiraan pembayaran PPh badan bulan pertama adalah sebagai berikut:

Jurnal pembayaran PPh badan

Keterangan:

Cara menghitung nilai beban pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

= 1/12 x Rp 84.000.000
= Rp 7.000.000

 

B: Pelaporan Pajak Penghasilan

Pada akhir tahun, perusahaan akan menghitung penghasilan kena pajak aktual dan pajak terkait.

Pelaporan pejak penghasilan sebuah perusahaan dan catatan pendukungnya dapat dikenakan audit oleh badan perpajakan yang berwenang yang dapat memberi tambahan beban pajak, oleh karena kemungkinan ini, kewajiban untuk pajak penghasilan kadang kala disebutkan di neraca sebagai provisi pajak penghasilan,  jika terdapat tambahan pajak, kewajiban tambahan ini dicatat.

Jika total perkiraan pembayaran pajak lebih besar dari kewajiban pajak berdasarkan penghasilan kena pajak aktual, maka kelebihan pembayaran harus di-DEBIT ke akun PIUTANG dan dikreditkan ke Beban Pajak Penghasilan.

Istilah lain yang biasa digunakan untuk penyajian pajak penghasilan di Laporan Laba Rugi dan catatan pengungkapan adalah Penyisihan Pajak Penghasilan.

Pajak penghasilan biasanya diungkapkan sebagai pengurang di bagian bawah laporan laba rugi dalam menentukan laba bersih, seperti ditunjukkan berikut ini dalam kutipan dari laporan laba rugi berikut ini:

pengertian pph badan
Contoh penyajian PPh di Laporan Laba Rugi

 

03: Penyajian Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) di Laporan Laba Rugi

contoh kasus perhitungan pph badan

A: Cara Menentukan PPH Badan

Penghasilan kena pajak (taxable income) sebuah perusahaan ditentukan atas dasar hukum PPh Badan

Berdasarkan undang-undang pajak dan dilaporkan ke badan perpajakan yang berwenang dalam pelaporan pajak perusahaan.

Penghasilan kena pajak kadangkal berbeda dari laba sebelum pajak yang dilaporkan di laporan laba rugi menurut prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

Akibatnya, pajak penghasilan berdasarkan penghasilan kena pajak akan berbeda dari pajak penghasilan berdasarkan laba sebelum pajak.

Perbedaan tersebut mungkin dapat dialokasikan di antara periode laporan keuangan yang berbeda, tergantung pada karakteristik akun-akun yang menyebabkan perbedaan.

Beberapa perbedaan antara penghasilan kena pajak dan laba sebelum pajak penghasilan perusahaan terjadi karena terdapat pos-pos tertentu.

Pos-pos yang diakui dalam satu periode untuk keperluan pajak dan dalam periode lainnya untuk keperluan laporan laba rugi.

Perbedaan semacam ini, disebut perbedaan sementara (temporary differences), dan akan hilang dalam tahun-tahun yang akan datang.

 

B: Contoh Perbedaan Sementara

Beberapa contoh pos-pos yang menyebabkan perbedaan sementara adalah sebegai berikut:

Pos #1:

Pos Pendapatan atau laba yang dikenakan pajak setelah dilaporkan di laporan laba rugi

Perhatikan contoh kasus perhitungan pph badan berikut ini

Dalam beberapa kasus, perusahaan yang melakukan penjualan dengan program angsuran.

Perusahaan mengakui pendapatan untuk keperluan pelaporan keuangan saat penjualan terjadi, tetapi pendapatan untuk keperluan pajak diakui setelah kas diterima.

Pos #2:

Pos Beban atau rugi yang dikurangkan dalam menentukan penghasilan kena pajak (PKP) setelah dilaporkan di laporan laba rugi.

Perhatikan contoh kasus perhitungan pph badan berikut ini

Beban garansi produk yang diperkirakan dan dilaporkan dalam tahun terjadinya penjualan.

Untuk keperluan pelaporan keuangan, dikurangkan untuk pelaporan pajak saat kas dikeluarkan untuk membayar beban garansi.

Pos #3:

Pos Pendapatan atau laba yang dikenakan pajak sebelum dilaporkan di laporan laba rugi.

Perhatikan contoh kasus perhitungan pph badan berikut ini

Kas yang diterima di muka untuk langganan majalah dimasukkan dalam penghasilan kena pajak saat diterima, tapi dimasukkan di laporan laba rugi hanya saat dihasilkan pada periode mendatang.

Pos #4:

Pos Beban atau rugi yang dikurangkan dalam menentukan penghasilak kena pajak (PKP) sebelum dilaporkan di laporan laba rugi.

Perhatikan contoh kasus perhitungan pph badan berikut ini:

Metode penyusutan saldo menurun ganda digunakan untuk keperluan pajak.

Dan metode garis lurus digunakan untuk keperluan pelaporan keuangan.

Oleh karena perbedaan sementara akan hilang dalam tahun-tahun yang akan datang.

Perbedaan tersebut tidak akan mengubah atau mengurangi jumlah total penghasilan kena pajak selama masa operasi perusahaan.

 

04: Contoh Kasus Perhitungan PPh Badan

Perhatikan gambar ilustrasi berikut:

contoh soal pph badan usaha
Contoh perhitungan penyusutan

A: Metode Penyusutan Aset Tetap

Ilustrasi di atas memperlihatkan tentang sifat membalik dari perbedaan sementara.

Di mana perusahaan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ganda untuk keperluan pajak dan metode garis lurus untuk pelaporan keuangan.

Tentang metode penyusutan aktiva tetap berwujud dan tak berwujud, selengkapnya dapat dipelajari di: Metode Penyusutan Aset Tetap : Inilah Cara Meningkatkan Akurasi Nilai Penyusutan melalui Metode Penyusutan Aktiva Tetap yang Tepat.

Ilustrasi di atas mengasumsikan metode penyusutan saldo menurun ganda.

Metode ini mengakui lebih banyak penyusutan pada tahun-tahun awal dan lebih sedikir penyusutan pada tahun-tahun berikutnya. Total beban penyusutan adalah sama untuk kedua metode selama masa kegunaan aset.

 

B: Pengaruh Perbedaan Sementara

Seperti yang diilustrasikan di gambar di atas, perbedaan sementara hanya mempengaruhi waktu saat pendapatan dan beban diakui untuk keperluan pajak.

Akibatnya jumlah total pajak yang dibayarkan tidak berubah. Hanya waktu dari pembayaran pajak yang terpengaruh, seperti yang ditunjukkan dalam ilustrasi di atas, kebanyakan manajer menggunakan teknik perencanaan pajak.

Alasannya agar perbedaan sementara dapat menunda atau menangguhkan pembayaran pajak hingga tahun-tahun yang akan datang.

Sebagai hasilnya jumlah kewajiban pajak yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan kewajiban yang ditangguhkan harus dicatat pada akhir setiap tahun.

 

Perhatikan contoh berikut:

Diasumsikan pada akhir tahun pertama masa operasi, sebuah perusahaan dagang melaporkan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 300.000.000 di laporan laba rugi.

Jika kita asumsikan tarif pajak penghasilan yang dikenakan adalah sebesar 30%, beban pajak penghasilan yang dilaporkan di laporan laba rugi adalah:

= Rp 300.000.000 x 30%
= Rp 90.000.000

Akan tetapi untuk mengurangi jumlah utang pajak penghasilan perusahaan saat ini.

Perusahaan menggunakan perencanaan pajak untuk mengurangi penghasilan kena pajak (PKP) menjadi Rp 100.000.000.

Dengan demikian pajak penghasilan aktual yang jatuh tempo tahun ini hanya:

= Rp 100.000.000 x 30%
= Rp 30.000.000

Terdapat selisih senilai:

= Rp 90.000.000 – Rp 30.000.000
= Rp 60.000.000

Selisih sebesar Rp 60.000.000 antara dua jumlah pajak disebabkan oleh perbedaan sementara dalam mengakui pendapatan. Jumlah tersebut ditangguhkan hingga tahun-tahun mendatang.

 

C: Contoh Perhitungan PPH Badan dan Pencatatan Akuntansinya

Contoh ini diringkas sebagai berikut:

contoh soal pph badan usaha
Contoh Perhitungan Pajak

 

Untuk mencocokan beban-beban tahun berjalan (termasuk PPh badan) dengan pendapatan tahun berjalan di laporan laba rugi.

Pajak penghasilan dialokasikan di antara periode-periode, adalah dengan menggunakan ayat jurnal umum sebagai berikut:

Jurnal Umum Beben PPH Badan

Beban pajak penghasilan yang dilaporkan di laporan laba rugi adalah total pajak sebesar Rp 90.000.000, yang diharapkan akan dibayar dari laba tahun ini.

Dalam tahun-tahun mendatang, Rp 60.000.000 dalam Utang Pajak Penghasilan Tangguhan akan dipindahkan ke Utang Pajak Penghasilan.

Yaitu ketika perbedaan sementara membalik dan pajak menjadi jatuh tempo.

Perhatikan contoh berikut ini:

Jika pajak yang ditangguhkan sebesar Rp 48.000.000 menjadi jatuh tempo pada tahun kedua, ayat jurnal berikut ini akan dibuat pada tahun kedua.

pengertian pph badan terutang

 

05: Melaporkan dan Menganalisis Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)

tarif pph badan

A: Perbedaan Permanen

Saldo utang pajak penghasilan yang ditangguhkan pada akhir tahun dilaporkan sebagai kewajiban.

Dalam beberapa kasus, aset pajak yang ditangguhkan dapat muncul sebagai manfaat pajak yang akan diterima di masa mendatang.

Aset pajak yang ditangguhkan semacam itu dilaporkan baik sebagai aset lancar maupun aset jangka panjang.

Hal itu tergantung pada kapan manfaat diharapkan dapat terealisasi.

Jumlah yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun digolongkan sebagai kewajiban lancar.

Sisanya digolongkan sebagai kewajiban jangka panjang atau dilaporkan pada bagian kredit yang ditangguhkan mengikuti bagian kewajiban jangka panjang

Perbedaan antara penghasilan kena pajak (PKP) dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dapat terjadi karena pendapatan tertentu dikeluarkan dari pajak.

Dan beban tertentu tidak menjadi pengurang dalam menentuka penghasilan kena pajak (PKP).

Perbedaan semacam itu yang tidak akan hilang seiring berjalannya waktu kadangkal disebut perbedaan permanen (temporary differnces).

Contoh perbedaan ini adalah biaya berlangganan majalah tidak termasuk dalam pengurangan pajak.

Perbedaan semacam itu tidak menyebabkan masalah laporan keuangan khusus.

Mengapa?

Karena jumlah pajak penghasilan perusahaan yang dihitung berdasarkan undang-undang pajak adalah sama dengan jumlah yang dilaporkan di laporan laba rugi.

 

B: Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Badan

Perhatikan contoh perhitungan pph badan berikut ini:

Sebagai penutup artikel ini, berikut saya sajikan contoh membuat ayat jurnal untuk pajak tahun berjalan.

Sebuah perusahaan memiliki laba sebelum pajak sebesar Rp 200.000.000.

Tarif pajak sebesar Rp 30%, dan penghasilan kena pajak (PKP) sebesar Rp 130.000.000.

Jumlah penghasilan yang ditangguhkan:

perhitungan pph badan

 

Sedangkan pencatatan dalam ayat jurnal umum adalah sebagai berikut:

ayat jurnal pph badan

 

06: Kesimpulan

PPh Badan atau PPh Badan adalah jenis pajak yang dikenakan kepada perusahaan atas penghasilan yang diterima dari sumber dalam negeri maupun luar negeri. Perlu dipahami dan disadari, bahwa jenis tax ini merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai kebutuhan pemerintah dalam menjalankan fungsinya.

Jika Anda tidak mau sulit-sulit dan ribet menghitung pajak, menganalisis dan melaporkan ke kantor pajak, Anda bisa memanfaatkan Excel Template dalam menghitung nilai pajak.

Demikian pembahasan mengenai tips cara menghitung, mencatat dan menyajikan PPh Badan di laporan laba rugi beserta contoh kasus perhitungan pph badan.

Semoga bermanfaat. Terima kasih. ***

Note:
Mohon disebutkan dan sertakan sumbernya apabila mengutip artikel ini.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.