“Kelebihan uang kas di perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan”
Pernyataan itu menegaskan bahwa walaupun perusahaan mempunyai banyak uang kas yang berlimpah tapi bila tidak menghasilkan nilai tambah akan menjadi sia-sia. Jenis uang seperti itu, biasa disebut sebagai “dana nganggur”. Oleh karena itu agar ‘uang atau dana ngganggur’ itu bermanfaat maka sebaiknya di-investasikan selama masa tidak terpakainya dana tersebut, antara lain dengan investasi surat berharga.
Bagaimana cara menghitung nilai surat berharga agar rencana investasi tidak merugi? Mari ikuti pembahasan materi manajemen keuangan tentang analisis dan penilaian surat berharga beserta contoh soal penilaian surat berharga berikut ini.
01: Cara Menghitung Nilai Surat Berharga
A: Investasi Surat Berharga
Karena jangka waktu tidak terpakainya dana tersebut relatif pendek, maka sebisa mungkin investasinya juga dalam jangka pendek, sehingga ketika perusahaan membutuhkan, dana tersebut akan dengan cepat bisa dicairkan.
Investasi jangka pendek itu bisa dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham dan obligasi.
Dengan ber-investasi saham, perusahaan dapat memperoleh dividen saham dan investasi jenis ini, dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.
B: Penilaian Surat Berharga
Mengenai penilaian surat-surat berharga ada suatu prinsip akuntansi dan konsep penilaian surat berharga yang menyebutkan :
“Surat berharga yang segera dapat dijual dinyatakan dalam neraca sebesar harga perolehannya atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya”
Dari prinsip akuntansi tersebut, kita menjadi tahu dan paham bahwa penilaian surat berharga dalam laporan keuangan neraca dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
- Harga Perolehan (Cost)
- Mengambil harga yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar.
Yuk kita bahas per point-nya….
#1. Harga Perolehan Surat Berharga
Cara ini digunakan bila perubahan harga surat-surat berharga hanya sementara saja dan jumlahya tidak terlalu besar, sehingga dalam neraca surat-surat berharga dicatat sebesar harga perolehannya.
Melalui cara ini, tidak ada pengakuan terhadap kerugian yang berasal dari turunnya harga surat-surat berharga sebelum surat-surat berharga tersebut dijual.
Namun bila ternyata ada penurunan harga, maka neraca bisa diberi penjelasan baik berbentuk keterangan atau pun footnote.
#2. Mengambil Harga yang Lebih Rendah antara Harga Perolehan atau Harga Pasar
Seringkali harga surat-surat berharga berfluktuasi. Harga pasar bisa lebih tinggi daripada harga perolehannya dan sebaliknya.
Lalu, mana harga yang dicantumkan di aktiva lancar?
Bila harga pasar surat-surat berharga yang dimiliki lebih rendah dari harga perolehannya dengan jumlah selisih yang cukup lebar
Dan penurunan tersebut memang nyata serta tidak bersifat sementara, maka surat berharga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancar di neraca tidak boleh melebihi harga pasarnya.
Berarti perusahaan rugi dong? Iya, selisih itu akan diakui sebagai kerugian yang belum terjadi.
Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih dari harga perolehan dengan harga pasarnya pada tanggal neraca.
***
Pencatatan kerugian yang diakui dilakukan adalah sebagai berikut :
[Debit] Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga xx
[Kredit] Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga xx
Rugi penurunan nilai surat berharga termasuk kelompok rugi di luar usaha dalam laporan laba rugi Sedangkan cadangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan dalam NERACA mengurangi rekening Surat Berharga.
02: Laba Rugi Penjualan Surat Berharga
A: Cara Menghitung Laba Rugi Penjualan Surat Berharga
Bila terjadi penjualan surat berharga yang sudah diturunkan nilainya maka laba rugi penjualan dihitung dengan membandingkan harga jual dengan harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan penurunan nilai surat berharga).
Cara penilaian ini dapat diterapkan untuk surat-surat berharga dengan 2 (dua) cara, yaitu :
- Diterapkan untuk keseluruhan jumlah surat berharga.
- Diterapkan untuk masing-masing elemen surat berharga.
Mari dibahas satu per satu ya….
Cara #1: Diterapkan untuk keseluruhan jumlah surat Berharga
Berikut ini contoh soal penilaian surat berharga sekaligus penerapan dari kedua cara tersebut:
Data-data investasi surat berharga milik PT Mugo Berkah pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut :
Bila diterapkan dengan cara pertama yaitu untuk jumlah keseluruhan surat-surat berharga, maka yang lebih rendah dan dicantumkan di neraca adalah harga pasar sebesar Rp. 2.507.000.
Besarnya kerugian yang akan diakui adalah sebesar :
= Rp. 2.535.000 – Rp. 2.507.000
= Rp. 28.000
Cara #2: Diterapkan untuk Tiap Elemen Surat Berharga
Bila diterapkan dengan cara kedua yaitu untuk masing-masing elemen surat berharga, jumlah yang lebih rendah dan nampak di neraca adalah :
= Rp. 505.000 + Rp. 1.020.000 + Rp 975.000
= Rp. 2.500.000.
Sehingga kerugian yang diakui adalah :
= Rp. 2.535.000 – Rp. 2.500.000
= Rp. 35.000
Misalnya digunakan cara pertama, yaitu diterapkan untuk sejumlah keseluruhan surat-surat berharga maka pengakuan kerugian sebesar Rp. 28.000
Dan dicatat dengan jurnal pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut :
{Debit] Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga Rp. 28.000
[Kredit] Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga Rp. 28.000
B: Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga
Cadangan penurunan nilai surat berharga akan dihapuskan bila surat-surat berharga tersebut dijual.
Misalnya pada tanggal 31 Desember 2019 harga perolehan seluruh saham yang dimiliki sebesar Rp. 2.050.000 dan harga pasarnya Rp. 2.000.000.
Maka setelah dilakukan perbandingan antara harga perolehan dan harga pasar surat berharga yang dimiliki diketahui besar penurunan nilainya sebesar Rp. 50.000.
Penurunan nilai sebesar Rp.50.000, sedangkan saldo rekening Cadangan Penurunan Nilai hanya sebesar Rp. 28.000, maka dibuat penyesuaian dengan jurnal sebagai berikut :
[Debit] Rugi Penurunan Nilai Surat Berharga Rp. 22.000
[Kredit] Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga Rp. 22.000
Jumlah penurunan nilai ini dibandingkan dengan saldo rekening Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga,
Dan rekening ini disesuaikan dengan penurunan nilai tanggal 31 Desember 2019.
***
Bila saldo rekening Cadangan Penurunan Nilai lebih besar dari penurunan nilai sesungguhnya
Maka rekening Cadangan Penurunan Nilai di debit dan kreditnya adalah rekening Laba Berkurangnya Rekening Cadangan Penurunan Nilai Surat Berharga.
Cara seperti ini dapat menghilangkan kesulitan penentuan besarnya penurunan nilai untuk setiap surat berharga,
Bila perhitungannya diterapkan untuk keseluruhan jumlah surat berharga.
Bila surat berharga sudah diturunkan nilainya sampai pada jumlah harga pasarnya
maka penyesuaian-penyesuaian berikutnya hanya dibuat selama perubahan-perubahan harga tersebut masih di bawah harga pokoknya.
Bila harganya naik sampai di atas harga pokoknya, maka penyesuaian yang dibuat maksimum akan berhenti sesudah rekening cadangan penurunan nilai menunjukkan saldo 0 (nol).
C: Video Pembelajaran tentang Cara Mnghitung Nilai Saham
Dan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan kita mengenai saham, berikut ini saya sajikan video pembelajaran tentang cara ngitung harga saham.
Langsung saja yuk ditonton bareng-bareng…
Bagaimana menurut Anda?
03: Kesimpulan tentang Penilaian Surat erharga
Salah satu alternatif memanfaatkan ‘dana nganggur’ yang dimiliki perusahaan adalah dengan menginvestasikannya ke surat berharga.
Ada banyak alternatif dan jenis surat berharga yang bisa dijadikan sarana investasi, seperti saham dan obligasi. Manajemen perusahaan bisa memilih alternatif investasi yang paling menarik dan menguntungkan.
Sebelum menjatuhkan pilihan pada salah satu jenis investasi, sebaiknya manajemen perusahaan melakukan analisis surat berharga secara akurat. Sehingga alternatif pilihan itu benar-benar menguntungkan dan tidak malah membuat kerugian perusahaan.
Dan cara menghitung nilai surat berharga, contoh analisis dan penilaian surat berharga dari perusahaan, dan simulasi cara perhitungannya beserta cara pencatatan akuntansinya sudah dibahas di atas. Lakukan dengan bijak dan sesuai dengan kondisi serta situasi yang anda hadapi.
Demikian yang dapat kami sharing mengenai penilaian surat berharga.
Semoga bermanfaat. Terima kasih.*****
Note:
Bila mengutip artikel ini mohon disebutkan link sumbernya ya Mas/Mbak. Trims.
Aku selama ini belum pernah uprek masalah keuanganku. Nulis sih udah.. hahahaa
Wow wow wow….. Baru kali ini aku baca blog mengenai akuntansi. Berasa kembali lagi ke bangku kuliah. Kebetulan background aku juga akuntansi dan pekerjaan sekarang juga masih sesekali bergandengan dengan PSAK.
Aku sampe sekarang gapunya dana nganggur sih mas tapi emang diniatin buat investasi kalo bisa tiap bulan 😀
kenapa Mbak? malu ta 🙂
Pengin juga sih investasi gitu, cuma belum ada dananya. Pengaturan keuangan juga sekarang masih kacau. Suka nggak komit, dipake2 akhirnya habis nggak jelas. Surat berharga ini sama dengan saham ya mas?