Bencana alam adalah suatu kejadian luar biasa. Seperti gempa dan tsunami.
Kejadian tersebut juga bisa menimbulkan kerugian yang luar biasa.
Bagaimana cara menyajikan pelaporan kerugian karena bencana alam di laporan keuangan? Khususnya laporan laba rugi?
Yuk ikuti pembahasan tentang format pelaporan kerugian karena bencana alam di laporan laba rugi berikut ini.
01: Pelaporan Kerugian Bencana Alam di Laporan Laba Rugi
A: Sekilas Tentang Bencana Alam
Bencana alam adalah kejadian luar biasa.
Beberapa bencana alam yang pernah melanda negeri tercinta ini adalah gempa dan tsunami.
Tsunami terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu 22/12/2018 malam.
Sebelumnya, Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah Donggala, Sulawasi Tengah pada Jum’at, 28 September 2018.
Kemudian diikuti tsunami dengan ketinggian mencapai 5 (lima) meter menghantam beberapa daerah di Palu.
Korban meninggal dan kerusakaan infrastruktur pun tak terhindarkan.
Termasuk aset-aset yang dimiliki perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sana.
Seperti yang dialami oleh anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat kerugian sebesar Rp 450 miliar,
Belum yang di Banten dan Lampung.
Lalu bagaimana cara melaporan kerugian akibat Gempa dan tsunami di laporan Laba Rugi Perusahaan/ instansi/ organisasi?
Seperti yang terjadi di Aceh, Palu, Banten, dan Lampung.
Apa saja yang dianggap sebagai pos tidak biasa dapat dibaca di artikel Pos Luar Biasa di Laporan Laba Rugi, Cara Pencatatan dan Pelaporannya
B: Contoh Pelaporan Kerugian Bencana di Laporan Laba Rugi
Untuk memberikan gambaran tentang bagaimana pelaporan kerugian akibat gempa dan tsunami, berikut kami sajikan contoh laporan keuangan dari PT PLN tahun 2004.
Pada tahun 2004 terjadi tsunami yang menerjang wilayah Aceh dan sekitarnya.
Tsunami yang dipicu oleh tabrakan vertikal dua lempeng benua di 85 km dari pesisir barat pulau Sumatera.
Mengakibatkan tsunami dengan ketinggian 30 meter dan menyebabkan hampir seperempat juta orang meninggal di 14 negara.
Kerusakan sarana dan prasarana publik, perusahaan, dan aset pribadi pun luar biasa.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah salah satu perusahaan yang mengalami kerugian luar biasa akibat tsunami Aceh dan Sumatera Utara.
***
Besarnya kerugian yang diderita PT PLN dapat dilihat dari Laporan Laba Rugi tahun 2004 sebagai berikut:
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
PT PLN AND ITS SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF INCOME
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2004
Perhatikan Laporan Laba Rugi PT PLN di atas.
Total pendapatan PT PLN periode 2004 adalah sebesar Rp 62.273.061.847.812 yang berasal dari:
- Penjualan listrik = Rp 58.232.002.384.555
- Fee sambungan pelanggan = Rp 387.082.924.469
- Subsidi pemerintah = Rp 3.469.919.795.843
- Lain-lain = Rp 184.056.742.945
Total biaya operasi sebesar Rp 59.710.766.963.829.
Sehingga pendapatan dari operasi (Laba/Rugi operasi) adalah Rp 2.562.294.883.983.
Sedangkan Laba (Rugi) sebelum pajak sebesar Rp 1.444.687.935.962.
***
Dari laporan laba rugi tahun 2004 tersebut kita dapat mengetahui bahwa PT PLN melaporkan kerugian luar biasa sebesar Rp 281.551.180.257.
Jumlah kerugian itu akibat kerusakan property di Aceh dan Sumatera Utara karena tsunami dan gempa.
Pos kerugian luar biasanya ini disajikan di laporan laba rugi setelah pendapatan sebelum pajak.
Dan diperhitungkan sebagai pengurang Laba (Rugi) Bersih.
02: Format Pelaporan Kerugian Bencana Alam di Laporan Laba Rugi
A: Format Laporan Laba Rugi Bencana Alam
Format laporan laba rugi yang digunakan untuk menyajikan pos luar biasa adalah seperti format umum yang digunakan tanpa ada pos luar biasa.
Walaupun ada perbedaan terkait dengan pos luar biasa tersebut.
Pos luar biasa, seperti gempa dan tsunami merupakan salah satu dari 6 pos tidak biasa yang akan mempengaruhi laporan laba rugi.
Empat pos tidak biasa yang akan mempengaruhi laporan laba rugi periode berjalan adalah:
- Penurunan nilai aset tetap
- Biaya retrukturisasi
- Operasi dalam penghentian
- Pos luar biasa Laporan Laba Rugi
Sedang kandua pos luar biasanya lainnya mempengaruhi laporan laba rugi periode sebelumnya, yaitu:
- Kesalahan
- Perubahan dalam prinsip akuntansi
Ada perbedaan cara menyajikan pos-pos tidak biasa tersebut.
Pos penurunan nilai aset tetap dan biaya restrukturisasi dilaporkan setelah laba bruto, atau di atas laba operasi berjalan.
Artinya, kelompok ini merupakan pengurang dari laba operasi periode berjalan.
B: Contoh Format Laporan Laba Rugi Bencana Alam
Perhatikan format pelaporan laba operasi berikut ini:
Pos operasi dalam penghentian dan pos luar biasa dilaporkan setelah laba (rugi) sebelum pajak periode berjalan, atau di atas total laba (rugi) bersih.
Jadi pos ini sebagai pengurang laba sebelum pajak.
Perhatikan formatnya berikut ini:
***
Dari kedua ilustrasi di atas, walaupun ada perbedaan dalam meletakkan pos-pos tidak biasa dalam Laporan Laba Rugi.
Tapi kedua kelompok tersebut sama-sama sebagai pengurang laba (rugi).
Kedua format tersebut bila digabung menjadi satu dalam sebuah Laporan Laba Rugi yang lengkap adalah sebagai berikut:
Dari format di atas, kita dapat melihat bahwa pos luar biasa dilaporkan setelah laba (rugi) operasi.
Dan sebagai pengurang laba (rugi) operasi yang menghasilkan Laba (Rugi) Bersih.
Contoh riil-nya seperti yang sudah ditampilkan di atas, yaitu di Laporan Laba Rugi PT PLN tahun 2004.
Kerugian PT PLN saat gempa tsunami Aceh dan Sumatera Utara sebesar Rp 281,5 miliar.
Nilai kerugian itu dilaporkan setelah pendapatan sebelum pajak dan menjadi pengurang laba (rugi) bersih.
Dari penjelasan dan contoh laporan keuangan PT PLN tahun 2004 di atas, bisa diterapkan untuk melaporkan kerugian akibat gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah.
Bagaimana? Mudah kan?
***
Untuk menambah wawasan kita tentang penanggulangan bencana alam, tonton video berikut ini …
03: Kesimpulan
Bencana alam adalah suatu kejadian luar biasa.
Akibat yang ditimbulkan pun dahsyat, tak terkecuali kerugian yang ditimbulkan.
Sehingga diperlukan suatu metode yang tepat untuk melaporkan kerugian akibat bencana alam di laporan keuangan.
Dan di atas telah dibahas bagaimana format pelaporan kerugian akibat bencana alam di laporan keuangan, khususnya jenis laporan keuangan laba rugi.
Demikian yang dapat saya bagikan pembahasan tentang cara melaporkan kerugian akibat bencana alam.
Seperti tsunami dan gempa yang terjadi di Aceh, Palu, Sulawesi Tengah, Banten dan Lampung.
Dan mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran berharga dari peristiwa – peristiwa itu. Aamiin.
Terima kasih. *****