Mengenal Metode Transfer Pricing Berdasarkan Harga Pokok, Apa Kelebihan dan Risikonya?

Metode transfer pricing berdasarkan harga pokok merupakan salah satu pendekatan dari 3 metode transfer pricing yang digunakan untuk mentukan harga transfer. Perlu dimengerti, bahwa beberapa perusahaan melakukan transfer antar divisi atau bagian atas dasar harga pokok yang terakumulasi dari barang yang ditransfer dengan demikian mengabaikan unsur laba divisi penjualan.

Pembahasan artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel tentang Kenapa Diperlukan Harga Transfer atau Transfer Pricing? Langsung saja, yuk dibaca pembahasannya berikut ini.

1: Sekilas Perhitungan Transfer Pricing

Harga transfer yang dihitung menurut cara ini dapat didasarkan pada biaya variabel yang terlibat atau biaya tetap dapat dipertimbangkan.

Pengertian biaya tetap dan variabel, anda bisa mempelajarinya di: Begini Cara Mudah Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel, sehingga harga transfer yang didasarkan pada biaya keseluruhan (biaya yang terserap) akan ter-akumulasi sampai pada saat transfer.

Meskipun penerapan pendekatan harga pokok dalam penentuan transfer pricing relatif sederhana, pendekatan tersebut tetap mempunyai beberapa kekurangan. Dan satu hal penting yang perlu dilakukan adalah dengan selalu membuat buku transfer pricing  atau transfer pricing documentation (TP Doc).

Untuk contoh dokumen transfer pricing, saya yakin anda sudah familiar atau bisa dicari sendiri dari sumber-sumber yang melimpah di internet.

contoh metode transfer pricing

2: Penerapan Metode Transfer Pricing

Untuk menguraikan bagaimana penerapan metode harga transfer, saya menggunakan fungsi akuntansi biaya dan biaya standar akuntansi manajemen untuk menjelaskan cara ini. Bagaimana contoh studi kasusnya, yuk dicari bareng-bareng.

Contoh Transfer Pricing

Perhatikan contoh perhitungan dan analisis cara sederhana untuk menentukan harga transfer atau transfer pricing dengan harga pokok adalah sebagai berikut :

Misalkan suatu perusahaan multi departemen mempunyai satu departemen produksi yang memproduksi RELAY elektris. Di mana relay elektris tersebut digunakan secara luas sebagai komponen suku cadang oleh berbagai kontraktor proyek.

Untuk memproduksi relay ini memerlukan biaya variabel Rp. 12 dan dijual dengan Rp. 20, dan setiap satu relay diperlukan satu jam biaya tenaga kerja langsung dan divisi mempunyai kapasitas 50.000 relay per tahun.

Perusahaan juga mempunyai departemen MOTOR. Bagian motor ini membuat motor baru yang memerlukan relay elektris, tetapi relay elektris ini berbeda dengan relay elektris yang saat ini diproduksi oleh departemen relay. Agar dapat memperoleh relay yang dibutuhkan, departemen motor mempunyai dua alternatif.

Alternatif 01:

Relay baru dapat dibeli dari seorang supplier luar dengan harga Rp. 15 per relay, dengan dasar pesanan 50.000 relay per tahun.

Alternatif 02:

Relay baru dapat diproduksi oleh departemen relay milik perusahaan. Pembuatan relay baru oleh departemen relay ini akan memaksa departemen relay menghentikan bisnisnya yang sedang berjalan saat ini, oleh karena itu, pembuatan relay baru akan memerlukan seluruh kapasitas divisi relay.

Satu jam biaya tenaga kerja langsung akan diperlukan untuk membuat masing-masing relay (waktu yang diperlukan sama dengan waktu yang diperlukan oleh relay lama).

Biaya overhead variabel akan berjumlah Rp. 10 per relay. Di samping relay, setiap motor akan memerlukan masukan biaya variabel lain sebesar Rp. 25,-. Motor akan dijual dengan harga Rp. 60,- per motor.

Pertanyaannya :

Apakah departemen relay harus menghentikan bisnis relay-nya yang sedang berjalan saat ini dan mulai memproduksi relay baru untuk departemen motor.

Atau apakah divisi relay harus  melanjutkan bisnis relay-nya yang sedang berjalan saat ini dan mengijinkan departemen motor untuk membeli relay baru dari supplier luar?

Pemecahan masalah :

Pertama : Membeli relay dari supplier luar.

Kita beranggapan bahwa divisi motor memutuskan relay baru dari supplier luar dengan harga Rp. 15 per relay, sehingga departemen relay yang diinginkan selanjutnya dapat memproduksi dan menjual relay lama.

Untuk menunjukan akibat keputusan tersebut terhadap masing-masing divisi dan terhadap perusahaan sebagai satu kesatuan yang utuh, maka kita lihat perhitungan biaya produksi dan contribution margin berikut ini :

# Pengaruh Penentuan harga transfer antar departemen menurut harga pokok:

Departemen MOTOR membeli relay dari pemasok luar dengan harga Rp. 15,- per relay. Departemen relay melanjutkan untuk memproduksi dan menjual relay lama.

# Jumlah pesanan 50.000 per tahun

Metode Transfer Pricing - Contoh 1
Tabel 1. Membeli Produk dari Supplier Luar

Perhatkan dari tabel di atas, bahwa masing-masing departemen akan mempunyai contribution margin positif, dan bahwa perusahaan sebagai satu kesatuan utuh akan mempunyai margin kontribusi Rp. 1.400.000 selama satu tahun bila alternatif ini disetujui.

 Kedua : Membeli Relay dari Departemen Relay

Departemen MOTOR memberi relay baru dari divisi relay dengan harga transfer interen Rp. 10,- per relay (harga pokok variabel divisi relay untuk pembuatan relay baru). Hal ini menuntut divisi relay menghentikan bisnisnya keluar yang berjalan saat ini.

Metode Transfer Pricing - Membeli Produk dari Divisi Internal
Tabel 2. Membeli Produk dari Divisi Internal

Dari tabel kedua di atas, di mana divisi motor membeli relay baru dari departemen relay dengan harga transfer Rp. 10,- per relay (harga variabel per satuan divisi relay). Permintaan dari divisi MOTOR ini akan memaksa divisi relay menghentikan bisnisnya dan keluar sementara dari bisnis yang sedang berjalan saat ini.

Baca juga : Inilah 10 Cara Praktis dan Akurat untuk Menghitung HPP

FAQ

Untuk mengingat kembali pembahasan materi ini, berikut ini saya sajikan 3 pertanyaan dan jawaban yang sering diajukan oleh para pembaca.

Apa yang dimaksud dengan transfer pricing?

Pengertian sederhana dari istilah transfer pricing adalah penetapan harga atas transaksi barang, jasa, atau aset antara perusahaan dalam satu grup terkait.

Apa itu metode transfer pricing?

Metode transfer pricing adalah cara atau pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga wajar dalam transaksi antara perusahaan dalam satu grup terkait.

Apa itu dokumen transfer pricing?

Dokumen transfer pricing adalah laporan yang berisi informasi dan analisis tentang proses penetapan harga transfer yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ada saran dan masukan?

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.