Peringkat obligasi adalah peringkat mutu obligasi yang didasarkan atas kriteria kualitatif dan kuantitatif tertentu. Pemeringkatan ini perlu dilakukan dan sangat bermanfaat bagi investor dan perusahaan.
Mengapa peringkat obligasi atau bond memiliki arti penting bagi perusahaan dan investor? Selain itu, mengapa peringkat obligasi penting bagi pengelola atau manajemen perusahaan? Mari ikuti pembahasan lengkap dengan contoh berikut ini.
01: Peringkat Obligasi
A: Mengapa Peringkat Obligasi Penting?
Paling tidak ada 2 (dua) alasan mengapa pengelola usaha atau manajemen perusahaan perlu memperhatikan pentingnya peringkat obligasi, yaitu:
Pertama, karena peringkat obligasi merupakan indikator dari risiko gagal bayarnya. Peringkat memiliki pengaruh langsung yang dapat diukur pada tingkat bunga obligasi dan biaya utang perusahaan.
Kedua, sebagian besar obligasi dibeli oleh investor institusional dan bukan individual. Kebanyakan institusi dibatasi hanya boleh membeli efek yang layak investasi.
Jadi jika obligasi suatu perusahaan jatuh, perusahaan tersebut akan sulit menjual obligasi baru karena banyak calon pembelinya tidak diperkenankan untuk membeli obligasi tersebut.
Masih tentang materi manajemen keuangan, sekarang kita bahas mengenai peringkat obligasi.
B: Lembaga Pemeringkat Obligasi
Sejak awal tahun 1990-an, obligasi telah diberikan peringkat mutu yang mencerminkan kemungkinan akan mengalami gagal bayar.
Ada 3 lembaga pemeringkat utama, yaitu Moody’s Investor Service (Moody’s), Standard & Poor’s Corporation (S&P), dan Fitch Investor’s Service.
Peringkat Moody’s dan S&P seperti berikut ini :
Penjelasan Tabel :
Obligasi tiga dan dua A adalah obligasi yang sangat aman.
Kriteria obligasi satu A dan tiga B juga cukup kuat untuk disebut obligasi yang layak investasi (investment grade bonds) dan obligasi ini merupakan obligasi berperingkat paling rendah yang secara hukum diperkenankan untuk dipegang oleh bank dan investor institusional.
Obligasi dua B dan yang lebih rendah adalah obligasi kurang layak investasi atau spekulatif, dan obligasi ini memiliki kemungkinan akan mengalami gagal bayar yang signifikan.
Sebagai catatan, Moody’s dan S&P menggunakan modifier untuk obligasi yang peringkatnya di bawah tiga A. S&P menggunakan sistem plus dan minus.
Jadi A+ menunjukkan obligasi dengan peringkat A yang terkuat dan A- yang terlemah.
Moody’s menggunakan penanda 1, 2 dan 3, di mana 1 menunjukkan peringkat yang terkuat dan 3 yang terlemah.
Misalnya, pada kategori dua A, Aa1 adalah yang terbaik, Aa2 adalah rata-rata, dan Aa3 adalah yang terlemah.
Bagaimana peringkat obligasi menurut Pefindo? Tunggu saja pembahasan di blog ini 🙂 atau kalau sudah tidak tahan, bisa langsung ke website Pefindo ini.
02: Kriteria Peringkat Obligasi
A: Faktor dan Kriteria Obligasi
Apa saja kriteria yang digunakan untuk mengukur peringkat obligasi?
Faktor yang menentukan peringkat didasarkan atas kriteria kualitatif dan kuantitatif, yaitu:
- Financial Ratios
- Ketentuan Hipotek
- Ketentuan Subordinasi
- Jaminan
- Dana Pelunasan
- Jatuh Tempo
- Stabilitas
- Regulasi
- Antitrust
- Operasi di negara lain
- Lingkungan Hidup
- Kewajiban Atas Produk
- Kewajiban Pensiun
- Masalah Ketenagakerjaan
- Kebijakan Akuntansi
Yuk dibahas satu per satu.
***
01. Rasio-rasio Keuangan.
Rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Makin baik rasioanya, maka makin tinggi peringkatnya.
02. Ketentuan Hipotek.
Apakah obligasi dijamin oleh hipotek? Jika “YA” dan properti tersebut memiliki nilai yang relatif tinggi terhadap jumlah utang yang diobligasikan, maka peringkatnya akan meningkat.
03. Ketentuan Subordinasi.
Apakah obligasi disubordinasikan ke utang lain?
Jika “YA” obligasi tersebut akan diberi peringkat paling sedikit satu tingkat di bawah peringkat yang seharusnya diberikan jika tidak disubordinasikan.
Sebaliknya, bond yang memiliki subordinasi utang lain akan memiliki peringkat yang lebih tinggi.
04. Ketentuan Jaminan
Beberapa obligasi dijamin oleh perusahaan lain. Jika utang suatu perusahaan lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat. Misalnya induk perusahaan tersebut, maka bond-nya akan diberikan peringkat yang sama dengan perusahaan yang kuat.
05. Dana Pelunasan.
Apakah obligasi memiliki dana pelunasan yang menjamin adanya pelunasan secara sistematis? Fitur ini menjadi nilai tambah di mata lembaga pemeringkat.
06. Jatuh Tempo.
Jika hal lain sama, obligasi dengan jatuh tempo yang lebih singkat dinilai kurang berisiko dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang, dan hal ini akan tercermin pada peringkatnya.
07. Stabilitas
Apakah penjualan dan laba emiten stabil.
08. Regulasi
Apakah emiten diregulasi, dan dapatkah suatu iklim regulasi yang merugikan menyebabkan posisi perekonomian perusahaan mengalami penurunan?
Regulasi memiliki arti penting, khususnya bagi perusahaan komunikasi, fasilitas umum, dan asuransi.
09. Antitrust
Apakah ada gugatan antitrust yang ditujukan bagi perusahaan yang dapat merugikan posisinya?
10. Operasi di negara lain
Berapa persentase penjualan, aset, dan laba perusahaan yang berasal dari operasi di negara lain, dan bagaimana iklim politik di negara-negara tersebut?
11. Faktor Lingkungan Hidup
Apakah perusahaan memiliki kemungkinan mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk penanggulangan masalah lingkungan?
12. Kewajiban Atas Produk
Apakah produk perusahaan aman?
13. Kewajiban Pensiun
Apakah perusahaan memiliki kewajiban pensiun dan atau asuransi kesehatan karyawan yang belum didanai yang dapat menimbulkan masalah di masa depan.
14. Masalah Ketenagakerjaan
Apakah terdapat potensi masalah ketenagakerjaan di masa mendatang dan akan memperlemah posisi perusahaan?
15. Kebijakan Akuntansi
Jika kebijakan akuntansi suatu perusahaan dan laba yang dilaporkannya menjadi dipertanyakan, maka hal ini akan memberikan dampak negatif pada peringkat.
B: Kriteria Lain Penentu Peringkat Obligasi
Selain 15 kriteria peringkat di atas, ada beberapa kriteria penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan.
Perwakilan lembaga-lembaga pemeringkat telah menyatakan secara konsisten bahwa belum ada satu rumusan pasti yang digunakan untuk menentukan peringkat suatu perusahaan.
Selain 15 faktor di atas, ditambah beberapa faktor lainnya juga ikut diperhitungkan.
Bagaimana pun juga terdapat korelasi yang kuat antara peringkat dan rasio-rasio keuangan.
Perusahaan dengan rasio utang yang rendah, rasio arus kas terhadap utang, pengembalian atas modal yang diinvestasikan, rasio cakupan EBITDA, dan rasio TIE yang tinggi umumnya akan memiliki peringkat yang tinggi pula.
B: Contoh Kriteria Obligasi
Perhatikan contoh berikut ini :
Mengenai rasio-rasio keuangan, anda bisa mempelajarinya di artikel-artikel:
-
Rasio Likuiditas : Bisa Mengetahui Kemampuan Perusahaan untuk Melunasi Utangnya Tepat Waktu
- Analisis Rasio Nilai Pasar untuk Menilai Risiko dan Prospek Perusahaan di Masa Depan
-
Rasio Profitabilitas yang Mencerminkan Hasil Akhir dari Seluruh Kebijakan Keuangan dan Keputusan Operasional
Obligasi berperingkat rendah memiliki tingkat pengembalian diminta yang lebih tinggi dibandingkan obligasi berperingkat tinggi. Hal tersebut karena risiko yang lebih tinggi dan pasar yang terbatas.
03: Dampak Peringkat Obligasi terhadap Performa Perusahaan
A: Pengaruh Peringkat Obligasi Bagi Perusahaan
Bagaimana pengaruh peringkat obligasi terhadap kinerja perusahaan?
Perubahan peringkat obligasi perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk meminjam modal dana dan biaya modal perusahaan tersebut.
Lembaga pemeringkat secara berkala melakukan update peringkat perusahaan, sehingga peringkat suatu perusahaan bisa naik turun sebagai hasil dari perubahan kondisi yang terjadi pada emiten.
Misalnya, pada tanggal 17 Agustus 2017, lembaga pemeringkat melaporkan bahwa peringkat kredit perusahaan XYZ dinaikkan dari BB+ menjadi BBB-.
***
Perbaikan peringkat ini menyebabkan bond perusahaan XYZ masuk ke dalam kategori layak investasi.
Kenaikan peringkat ini mencerminkan kinerja operasi perusahaan XYZ yang membaik, dan likuiditasnya yang terus meningkat.
Di lain pihak, sekitar seminggu kemudian perusahaan pemeringkat tersebut memberikan peringkat bahwa ia mungkin harus menurunkan peringkat perusahaan ABC.
Peringatan ini, telah membuat perusahaan ABC meninjau kembali beberapa kebijakannya, misalnya utang yang semakin naik harus ditahan.
Perusahaan ABC memilih untuk memperkuat neraca perusahaan agar terhindar dari penurunan peringkat.
***
Jadi, peringkat obligasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Perusahaan pemeringkat secara umum telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengukur rata-rata risiko kredit bond.
Perusahaan pemeringkat juga telah melakukan yang terbaik untuk mengubah peringkat ketika terjadi perubahan dalam kualitas kredit.
B: Video Tentang Peringkat Obligasi
Dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pemeringkatan obligasi, tonton video berikut ini.
Bagaimana menurut Anda?
Kesimpulan tentang Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi adalah salah satu ukuran penilaian yang berdampak baik terhadap pertumbuhan dan peningkatan kinerja perusahaan.
Penilaian ini dilakukan oleh lembaga-lembaga pemeringkat yang didasarkan oleh berbagai faktor kualitatif dan kuantitatif.
Bila anda baru memulai atau ingin menata sistem keuangan anda, sebagai tahapan awal model korporatisasi enterpreise, terapkan standar operasional prosedur (SOP).
Cara, langkah dan contoh-contohnya bisa dipelajari di Standard Operating Procedure perusahaan beserta contoh-contohnya.
Demikian pembahasan mengenai kriteria peringkat obligasi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.*****
Note:
Boleh mengutip artikel ini dengan menyebutkan serta menyertakan sumbernya. Thanks
2 pemikiran pada “Optimalisasi Kinerja Bisnis Melalui Pemahaman 15 Kriteria Peringkat Obligasi Perusahaan”
Komentar ditutup.
I’ve been surfing on-line greater than 3 hours lately,
but I never discovered any attention-grabbing article like yours.
It is beautiful price enough for me. In my view, if all web owners and
bloggers made good content material as you did, the internet will likely be a lot more helpful than ever before.
Makasih Gloria