Panduan Praktis Langkah demi Langkah Membuat Laporan Keuangan Masjid – Bagian Pertama

Laporan keuangan masjid dibuat berdasarkan PSAK 45. Menurut PSAK yang mengatur pelaporan organisasi nirlaba ini, bahwa format laporan keuangan masjid terdiri dari Laporan Aktivitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Bagaimana cara membuat laporan keuangan masjid? Pada tutorial ini saya menggunakan Excel untuk membuatnya step by step dengan contoh berikut ini…

 

01: Sekelumit tentang Laporan Keuangan Masjid

A: Pengertian Laporan Keuangan Masjid

Menurut para ahli dan pakar akuntansi keuangan, yang dimaksud dengan laporan keuangan masjid adalah jenis laporan keuangan yang disusun oleh pengelola masjid setiap periode waktu tertentu, misalnya bulanan, triwulan, semester, ataupun tahun.

 

B: Tujuan Laporan Keuangan Masjid

Apa tujuan laporan keuangan masjid?

Tujuan penyusunan Lap. Keu Masjid adalah menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait, antara lain pengurus, dan masyarakat mengenai aktivitas pengelolaan masjid sehari-hari.

Bila transparansi pengelolaan keuangan masjid berjalan dengan baik, maka jama’ah atau masyarakat semakin mendukung kegiatan masjid, termasuk pendanaannya, karena mereka tahu bahwa dana-dana tersebut digunakan dengan sebenarnya.

 

C: Manfaat Laporan Keuangan Masjid

Apa manfaat laporan keuangan masjid?

Menurut para praktisi masjid, manfaat laporan keuangan masjid adalah menyampaikan informasi tentang kinerja dan kondisi keuangan masjid pada akhir periode, misalnya bulan atau tahun.

Manfaat lainnya adalah membangun budaya keterbukaan dan transparansi pengelolaan keuangan. Dampak selanjutnya adalah tercipta kepercayaan jamaah atau masyarakat pengguna masjid.

Syiar Islam pun akan terpancar dari masjid yang dikelola dengan baik dan benar, sehingga menjadi percontohan bagi masjid-masjid lain agar mengikutinya.

 

D: Unsur dan Komponen Laporan Keuangan Masjid

Apa saja unsur-unsur laporan keuangan masjid?

Sebagaimana telah disebutkan dalam paragraf pertama di artikel ini bahwa ada 4 jenis laporan keuangan masjid dengan unsur-unsurnya sebagai berikut:

1: Unsur Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran atau penyaluran dana yang diterima oleh pengelola masjid.

Jadi, unsur besarnya ada dua yakni penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan dana bisa berasal dari zakat, infaq, dan shodaqoh serta donasi yang perbolehkan secara syar’i.

Penyaluran atau penerimaan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan pemeliharaan masjid. Jika dana yang diterima dari masyarakat melimpah ada juga yang digunakan untuk mendirikan koperasi masjid.

2: Unsur Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan atau neraca adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan kondisi kesehatan keuangan organisasi pengelola masjid. Ada tiga unsur yang disajikan dalam laporan ini yaitu:

1: Unsur aset, contoh kas dan setara kas, biaya dibayar dimuka, dan aset.

2: Unsur kewajiban, contoh utang kepada pihak lain.

3: Ekuitas, contoh saldo bersih penerimaan dengan pengeluaran.

3: Unsur Laporan Arus Kas Masjid

Laporan arus kas masjid adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan lalu lintas keluar masuk kas per periode waktu tertentu. Unsur pemasukan kas antara lain berupa donasi dari masyarakt dan bagian zakat yang disalurkan ke masjid, sedangkan pengeluaran, dana yang digunakan untuk membiayai operasional masjid.

4: Komponen Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan masjid adalah bagian yang terpisahkan dari laporan keuangan yang terdiri dari unsur-unsusr antara lain:

  • Uraian tentang masjid
  • Dasar penyusunan laporan keuangan
  • Penjelasan rinci lainnya yang tidak disajikan dalam laporan aktivitas, neraca, dan cash flow.

Baca artikel tentang tips mengelola keuangan keluarga Islam yang punya hutang.

 

02: Cara Membuat Laporan Keuangan Masjid

Pengertian laporan keuangan masjid

Bagaimana step by step membuat laporan keuangan masjdi?

Untuk membuat laporan keuangan masjid ada 6 tahapan yang harus dilakukan dalam siklus akuntansi, yaitu sebagai berikut:

A: Menyiapkan Buku Jurnal

Buku jurnal digunakan untuk mencatat bukti-bukti transaksi yang telah dilakukan oleh pengelola masjid. Pencatatan ini dilakukan setelah melakukan identifikasi, dan klasifikasi transaksi.

Perhatikan contoh berikut ini:

Misalnya, pengurus masjid menggunakan jasa service AC untuk membersihan dan memperbaiki AC. Atas pekerjaan tersebut pengelola masjid membayar biaya service sebesar Rp 500.000., dengan bukti pembayaran selembar kwitansi.

Kwitansi pembayaran ini selanjutnya diserahkan ke staf accounting untuk dibukukan di buku jurnal. Bagaimana cara membukukan kwitansi tersebut?

Sebelum dicatat, kita perlu memahami bahwa dalam transaksi tersebut melibatkan dua pos atau akun, yaitu Kas dan Biaya Service AC. Accounting Staff membukukan ke buku jurnal sebagai berikut:

(Debet) Biaya Service AC …. Rp 500.000
(Kredit) Kas …………………….. Rp 500.000

Mengapa cara mencatat jurnal seperti itu? Begini penjelasannya:

Untuk mencatat transaksi keuangan, kita berpedoman pada prinsip atau aturan Debet Kredit. Dalam prinsip tersebut, dinyatakan bahwa jika suatu transaksi mempengaruhi penurunan nilai Kas, maka dicatat di Kredit, berlakuk juga untuk kebalikannya.

Di sisi yang lain, bila suatu transaksi menyebabkan kenaikan nilai biaya, maka kita mencatatnya ke Debet.

Prinsip pencatatan akuntansi seperti ini berlaku juga untuk transaksi yang lain, seperti penerimaan kas dari kotak infak, zakat, dan sedekah.

 

B: Membuat Buku Besar

Proses penyusunan laporan keuangan masjdi berikutnya adalah menyiapkan buku besar atau dalam bahasa Inggris disebut dengan general ledger.

Menurut para pakar akuntansi keuangan, yang dimaksud buku besar adalah rangkuman per jenis transaksi yang dilakukan oleh pengurus masjid selama satu bulan atau satu tahun.

 

C: Menyiapkan Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Neraca saldo sebelum penyesuaian atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan un-adjusted trial balance adalah tabel yang berisi daftar akun dengan saldo akhir.

Mengapa perlu dibuat neraca saldo sebelum penyesuaian? Alasan yang paling pokok adalah untuk memudahkan proses selanjutnya dalam membuat laporan keuangan, yaitu melakukan penyesuaian atau pembaruan akun.

Selain itu, dalam tahap ini, kita bisa memeriksa kembali proses tahapan yang telah dilakukan, apakah sudah benar atau belum? Jika sudah benar, maka dilanjutkan ke proses berikutnya, namun jika masih ada yang salah maka kita harus mencarinya sampai ketemu.

Bagaimana cara mengidentikasi kesalalahan di neraca saldo sebelum penyesuaian?

Cara praktis dan sederhana yang bisa dilakukan adalah memeriksa total kolom debet dan kolom kredit. Apabila jumlahnya sudah sama, maka itu pertanda tahapan pembuatan laporan keuangan sudah dilakukan dengan benar.

Tapi, bila jumlahnya tidak sama atau unbalance, maka masih ada kesalahan dan kita kudu menemukan dan memperbaiki kesalahan tersebut.

 

D: Membuat Jurnal Penyesuian

Jurnal penyesuaian dibuat dengan tujuan untuk membuat pembaruan terhadap transaksi tertentu, misalnya pembayaran biaya yang dilakukan di muka, dan depresiasi aset tetap.

Mengapa perlu dibuat jurnal penyesuaian? Karena bila tidak dibuat penyesuaian maka laporan yang dihasilkan kurang akurat.

Perhatikan contoh berikut ini:

Misalnya lembaga atau organisasi pengelola masjid menerima pembayaran dimuka dari salah satu penyewa ruang kantor sebesar Rp 12.000.000 untuk masa sewa satu tahun. Ingat ya ‘untuk satu tahun’.

Bila penerimaan dana tersebut tidak dibuat penyesuaian setiap bulannya, maka jumlah penerimaan pada saat terjadinya transaksi terlalu besar. Padahal dana itu diperuntukkan untuk 12 bulan, sehingga per bulannya Rp 1.000.000. Jadi, setiap bulan harus dibuatkan proses penyesuaian untuk mengalokasikan nilai sewa tersebut.

Itulah salah satu fungsi jurnal penyesuaian, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai adjusted journal.

 

E: Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Sesuai dengan namanya, yang dimaksud dengan neraca saldo setelah penyesuaian adalah kolom berlajur yang berisi daftar account beserta saldo-saldonya yang mencerminkan kondisi terakhir setelah dilakukan proses penyesuaian. Istilah ini dalam bahasa Inggris disebut dengan adjusted trial balance.

Saya ambil contoh dari tema pembahasan jurnal penyesuaian poin D di atas.

Ketika belum dilakukan pembaruan dengan jurnal penyesuaian, saldo account penerimaan sewa  dimuka pada neraca saldo sebelum penyesuaian adalah Rp 12.000.000.

Dan setelah dilakukan penyesuaian, maka saldo akun penerimaan sewa di muka adalah sebagai berikut:

= Rp 12.000.000 – Rp 1.000.000
= Rp 11.000.000

Rp 1.000.000 sudah dialokasikan sebagai penerimaan sewa di bulan transaksi atau bulan pertama disepakatinya kontrak sewa properti.

 

F: Neraca Lajur atau Kertas Kerja

Apa yang dimaksud dengan neraca lajur dalam proses penyusunan Laporan Keuangan masjid?

Menurut para ahli akuntansi keuangan, yang dimaksud dengan neraca lajur atau kertas kerja akuntansi adalah kolom berlajur 8, 10, 12 atau sesuai dengan kebutuhan yang disiapkan untuk membuat laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, dan laporan cash flow.

Kertas kerja ini biasa dibuat dengan aplikasi Excel, Google Sheets atau aplikasi spreadsheet lainnya.

Jadi, isi dari neraca lajur berupa ringkasan proses penyusunan laporan keuangan masjid dari buku jurnal sampai neraca saldo setelah penyesuaian. Ada tambahan 4 kolom yang memuat laba rugi dan neraca, sekaligus dengan bagian debet dan kreditnya.

Kertas kerja akuntansi sangat membantu dalam proses penyusunan financial statement, karena jika ditahapan ini sudah benar, maka kita tinggal memindahkan angka-angka setiap akun ke format standar laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas.

 

03: Format Laporan Keuangan Masjid

Laporan keuangan masjid format excel

Format laporan keuangan masjid yang akan kita buat berpedoman pada PSAK 45, yakni:

A: Laporan Aktivitas (Statement of Activity)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ada dua komponen pokok laporan aktivitas, yaitu penerimaan dan penyaluaran atau pengeluaran, namun bila disajikan secara rinci jenisnya banyak. Perhatikan contoh format berikut ini:

—-

Yayasan Masjid As-Shobirin
Laporan Aktivitas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Oktober 2023
————————————————————-

Penerimaan

Hibah dan sumbangan
Donasi dari masyarakat
Penerimaan lain-lain

Total penerimaan

Pengeluaran

Program layanan
Administrasi dan umum
Beban lain-lain

Total pengeluaran

Kenaikan (Penurunan) Aset Bersih
Aset Bersih Awal Periode
Aset Bersih Akhir Periode

————————————————-

Perhatikan unsur-unsur yang disajikan dalam laporan aktivitas di atas. Selisih antara penerimaan dan pengeluaran menghasilkan kenaikan, jika hasilnya positif ataupun penurunan, jika hasilnya negatif.

Aset bersih akhir periode adalah hasil perhitungan aset bersih awal periode ditambah dengan kenaikan atau penurunan aset bersih. Hasil akhir inilah yang nantinya disajikan juga di laporan posisi keuangan sebagai unsur aset neto. Paham ya? Okay sipp dilanjutkan ya…

 

B: Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)

Apa yang dimaksud dengan laporan posisi keuangan?

Pengertian laporan posisi keuangan atau disebut juga dengan neraca, dan dalam bahasa Inggris disebt dengan balance sheet atau statement of financial statement adalah format laporan keuangan masjid yang menyajikan aset, liabilitas, dan aset bersih.

Format laporan keuangan masjid ini menunjukkan kondisi kesehatan finansial dari organisasi atau masjid. Untuk lebih rincinya, berikut ini disajikan contoh format statement of financial position dengan unsur-unsurnya:

—-

Yayasan Masjid As-Shobirin
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Oktober 2023
————————————————————-

Aset

Current Asset:
Kas dan Setara Kas
Piutang
Utang
Persediaan

Fixed Asset:
Kendaraan
Bangunan
Tanah

Total Aset

Liabilitas

Current liabilities:
Utang pihak ketiga
Utang lain-lain

Uncurrent liabilities:
Utang jangka panjang

Total Liabilitas

Aset Neto

Total Liabilitas dan Aset Neto

—————————————–

Perhatikan penyajian unsur-unsur laporan posisi keuangan di atas. Ada 3 unsur utama dalam laporan yaitu aset, liabilitas, dan aset neto. Perlu dipahami bahwa jumlah aset harus SAMA dengan jumlah liabilitas ditambah aset neto.

Prinsip penyajian laporan posisi keuangan, berpedoman pada persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Dasar penyajiannya harus mengikuti persamaan di atas. Jika kita mengikuti prinsip persamaan tersebut, maka sisi kanan harus sama dengan sisi kiri, dibolak-balik tidak masalah, jumlahnya akan tetap balance seperti berikut ini:

Liabilitas = Aset – Ekuitas

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Bagaimana, mudah ya?

 

C: Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Menurut para pakar akuntansi keuangan, pengertian laporan arus kas adalah jenis financial statement yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas masjid selama waktu tertentu, misalnya satu bulan.

Ada 3 unsur pokok laporan arus kas masjid, yaitu:

  1. Cash flow yang berasal dari aktivitas operasi, contoh penerimaan dari sumbangan dan hibah.
  2. Arus kas yang berasal dari investasi, misalnya investasi di koperasi masjid
  3. Cash flow from financing activities, contoh: pinjaman bank.

Untuk lebih detailnya berikut ini saya sajikan contoh sederhana format statement of cash flow alias laporan arus kas masjid:

—–

Yayasan Masjid As-Shobirin
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Oktober 2023
————————————————————-

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Kenaikan (penurunan) aset bersih

Penyesuaian kenaikan penurunan aset bersih
terhadap kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas operasi:
Penyusutan aset tetap
Rugi penjualan aset tetap

Penurunan (kenaikan) aset:
Piutang lain-lain
Biaya dibayar di muka

Kenaikan liabilitas:
Biaya masih harus dibayar
Utang lain-lain

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) operasi

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Peroleh aset tetap
Penerimaan dari penjualan aset tetap

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

Pinjaman bank
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) pendanaan

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas Awal Periode
Kas dan Setara Kas Akhir Periode

——————————————–
Perhatikan format penyajian unsur-unsur laporan arus kas masjid di atas, perhatikan juga jenis dari masing-masing unsur.

Tujuan dan manfaat laporan arus kas masjid adalah untuk mengetahui dan melakukan monitoring terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, karena dari laporan ini kita akan memperoleh informasi mengenai unsur yang paling berpengaruh terhadap penerimaan dan pengeluaran.

Dari informasi ini, selanjutnya pengurus masjid bisa mengambil keputusan untuk melakukan optimalisasi dan efisiensi penggunaan kas masjid.

 

D: Catatan Atas Laporan Keuangan

Apa itu Catatan Atas Laporan Keuangan?

Pengertian catatan atas laporan keuangan masjid adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan penjelasan dan data-data keuangan yang tidak disajikan dalam laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, dan laporan cash flow.

Walaupun namanya catatan, namun bagian yang tidak bisa dipisahkan dari laporan keuangan. Dan berikut ini disajikan contoh format sederhan catatan atas laporan keuangan beserta unsur serta komponen-komponenya.

—-

Yayasan Masjid As-Shobirin
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode yang Berakhir 31 Oktober 2023
————————————————————-

  1. Umum
    1. Pendirian
    2. Pembina Pengurus Pengawas

 

  1. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
    1. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
    2. Kas dan Setara Kas
  2. Piutan
  3. Biaya Dibayar Di muka
  4. Aset Tetap
  5. Biaya yang Masih Harus Dibayar
  6. Hibah dan Sumbangan
  7. Program Layanan
  8. Beban Administrasi dan Umum

————————————————————–

Pada contoh format sederhana ini, saya tidak menampilkan rincian masing-masing unsur. Jadi, secara garis besar format catatan atas laporan keuangan bentuknya seperti di atas. Silahkan Anda lengkapi ketika memnyusun laporan keuangan.

 

04: Kesimpulan

Laporan keuangan masjid adalah financial statement yang dibuat oleh pengurus atau pengelola sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada jamaah atau masyarakat pengguna dan para donatur mengenai pengelolaan keuangan.

Menurut PSAK 45, laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dan pengelolaan masjid sebagai lembaga sosial bisa mengacu pada PSAK tersebut.

Langkah dan cara membuat laporan keuangan masjid, baik format, bentuk, dan detail unsur-unsur masing-masing jenis laporan sudah saya berikan contohnya di atas, harapan saya semoga memudahkan Anda ketika akan menyusun laporan keuangan masjid.

Dan, bila Anda ingin menerapkan sistem pengelolaan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan, silahkan implementasikan SOP Keuangan dengan Accounting Tools.

Inilah yang bisa kami share, semoga ada guna dan manfaatnya. Dan silahkan dibagikan ke orang lain apabila Anda merasa memperoleh manfaat dari artikel ini. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.

2 pemikiran pada “Panduan Praktis Langkah demi Langkah Membuat Laporan Keuangan Masjid – Bagian Pertama”

  1. Definitely believe that which you stated. Your favourite reason appeared to be on the
    web the easiest thing to consider of. I say to you, I certainly get irked at the
    same time as folks think about worries that they plainly
    don’t recognize about. You managed to hit the nail upon the highest
    and outlined out the entire thing with no need side-effects ,
    other people could take a signal. Will probably be again to get more.
    Thank you

Komentar ditutup.