Setiap investasi pasti mengandung risiko. Termasuk investasi obligasi dan investasi saham. Mulai dari risiko rendah sampai tinggi. Upaya kita adalah mempelajari jenis-jenis risiko tersebut, kemudian mengelolanya sehingga akan memberikan keuntungan bagi banyak orang.
Kalaupun risiko tersebut tak bisa dihindari, maka dampaknya kecil, dan materi manjemen keuangan memberikan informasi serta tools yang bisa digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko-risiko tersebut. Mari kita bedah dan bahas sampai tuntas satu per satu berikut ini.
Risiko Tingkat Bunga Investasi Obligasi
A: Pengertian Risiko Tingkat Bunga dalam Investasi Obligasi
Jenis Risiko Investasi Obligasi
Ada 2 risiko umum dalam investasi obligasi adalah:
- Risiko tingkat bunga (interest rate risk) atau risiko harga tingkat bunga (interest rate price risk)
- Risiko tingkat reinvestasi (reinvestment rate risk)
Risiko tingkat bunga adalah risiko terjadinya penurunan harga obligasi yang diakibatkan oleh kenaikan tingkat bunga.
Tingkat suku bunga akan terus berfluktuasi dari waktu ke waktu dan kenaikan tingkat bunga akan mengarah pada penurunan NILAI OBLIGASI beredar.
Contoh Penilaian Investasi Obligasi
Perhatikan contoh perhitungan investasi obligasi dan risiko nya berikut ini:
Sebagai ilustrasi, kita akan melihat obligasi milik sebuah perusahaan yang diasumsikan memiliki kupon tahunan 10% dan asumsikan anda telah membeli salah satu obligasi ini pada nilai nominalnya Rp 1000.000
Tak berapa lama setelah anda membeli, tingkat bunga yang berlaku naik dari 10% menjadi 15%.
Kenaikan tingkat bunga dari 10% menjadi 15% secara tiba-tiba merupakan suatu peristiwa yang tidak biasa dan hal ini akan terjadi hanya jika terungkap sesuatu yang buruk pada perusahaan atau perekonomian, dan yang lebih sering terjadi adalah kenaikan tingkat bunga yang lebih kecil. Namun cukup signifikan yang merugikan pemegang obligasi. Perhatikan grafik berikut ini:

Penjelasan grafik:
Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas, kenaikan tingkat bunga ini akan menyebabkan harga obligasi turun dari Rp. 1.000.000 menjadi Rp. 707.630, sehingga anda akan menanggung kerugian sebesar Rp 292.370 atas obligasi tersebut. Perhatikan tabeli berikut ini:

Baca juga : Gagal Bayar Obligasi – Terungkap! 3 Faktor Penyebab Risiko Gagal Bayar Obligasi
B: Analisis Investasi Obligasi dan Risiko Tingkat Bunga
Anda akan mengalami kerugian akuntansi dan pajak jika hanya menjual obligasi pada contoh di atas.
Bila anda menahannya sampai jatuh tempo, anda tidak akan mengalami kerugian tersebut, bahkan meskipun anda tidak menjualnya, anda masih akan menanggung kerugian ekonomis yang nyata dilihat dari sisi biaya peluang.
Karena anda kehilangan peluang untuk berinvestasi pada tingkat 15% dan terikat obligasi 10% di pasar dengan tingkat bunga 15%.
Di lihat dari kacamata perekonomian, kerugian di atas kertas akan sama buruknya dengan kerugian akuntansi yang direalisasikan.
Penilaian Risiko
Tingkat bunga dapat dan memang naik, kenaikan tingkat bunga dapat menimbulkan kerugian nilai bagi pemegang obligasi.
Jadi orang atau perusahaan yang berinvestasi pada obligasi akan berhadapan dengan risiko akibat meningkatkannya tingkat bunga.
“Risiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi dengan jatuh tempo yang lebih panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.”
Hal ini terjadi karena makin panjang waktu jatuh tempo. Makin lama obligasi tersebut akan dilunasi, maka makin lama pula pemegang obligasi yang memiliki kupon lebih tinggi.
Pada kenyataannya, baik waktu jatuh tempo maupun tingkat kupon suatu obligasi mempengaruhi risiko tingkat bunga.
Kupon yang rendah berarti sebagian besar pengembalian obligasi akan berasal dari pelunasan pokok pinjaman. Sementara itu pada obligasi dengan kupon yang tinggi dengan waktu jatuh tempo sama, arus kas akan lebih banyak masuk selama tahun-tahun awal akibat pembayaran kupon yang relatif besar.
C: Pengukuran Investasi Obligasi
Cara Mengukur Investasi Obligasi
Suatu pengukuran yang disebut durasi, yang menghitung rata-rata jumlah tahun PV arus kas obligasi. Pengukuran tersebut telah dikembangkan untuk menggabungkan waktu jatuh tempo dan kupon. Kupon obligasi nol, yang tidak memiliki pembayaran bunga dan seluruh pembayarannya dilakukan saat jatuh tempo, memiliki durasi yang sama dengan waktu jatuh temponya.
Semua kupon obligasi memiliki durasi yang lebih singkat daripada waktu jatuh tempo, maka makin tinggi tingkat kupon, makin tinggi tingkat durasinya. Obligasi dengan durasi yang lebih panjang akan menghadapi risiko tingkat bunga yang LEBIH TINGGI.
Contoh Perhitungan Nilai Investasi Obligasi
Perhatikan contoh investasi obligasi berikut ini:
Misalnya anda membeli obligasi 15 tahun yang memberikan imbal hasil 10%. Sekarang misalnya tingkat bunga obligasi lain dengan risiko yang sama naik menjadi 15%.
Anda akan terikat dengan bunga sebesar 10% selama 15 tahun ke depan. Di lain pihak, jika anda membeli obligasi satu tahun, maka anda hanya akan mengalami pengembalian yang rendah selama satu tahun.
Pada akhir tahun anda akan menerima manfaat investasi obligasi adalah kembalinya uang anda dan dapat menginvestasikannya kembali dan menerima pengembalian 15% per tahun selama 14 tahun ke depan.
Jadi, risiko tingkat bunga investasi obligasi adalah mencerminkan lamanya waktu anda terikat atas suatu investasi tertentu.
Baca juga : Cash Flow – 4 Faktor Penting yang Mempengaruhi Saldo Kas Perusahaan yang Mungkin Tak Anda Ketahui