Wesel Tagih: Karakteristik dan Cara Menghitung Nilai Tanggal Jatuh Tempo


Wesel tagih atau surat perjanjian piutang (promissory note) merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang (nilai nominal) pada saat diminta atau pada waktu yang telah ditentukan.

Penjualan secara kredit adalah salah satu strategi agar dapat menjual lebih banyak barang atau jasa. Dan cara penjualan seperti itu akan menyebabkan kenaikan jumlah piutang usaha atau notes receivable. Bagaimana sifat, karakteristik, dan jurnal akuntansi surat perjanjian piutang? Yuk dibahas step-by-step beserta contoh perhitungan nilai jatuh tempo dan tanggal jatuh tempo dalam artikel berikut ini.

 

Pengertian Wesel Tagih

A: Definisi Perjanjian Piutang Menurut Para Ahli

Bagaimana pengertian wesel dalam akuntansi?

Let’s dive right in…

Definisi Wesel tagih adalah pernyataan jumlah utang pelanggan dalam bentuk tertulis yang formal.

Selama diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu tahun notes receivable termasuk bagian di kelompok aset lancar yang disajikan pada laporan keuangan neraca.

Wesel ini dapat digunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel ini dan piutang usaha yang dihasilkan dari transaksi penjualan kadang disebut piutang dagang (trade receivable).

Klaim yang didukung oleh sebuah wesel memiliki beberapa keuntungan dibandingkan klaim dalam bentuk piutang usaha. Dengan menandatangani wesel, debitor mengakui utangnya dan bersedia untuk membayarnya sesuai dengan ketentuan yang tertulis. Jadi, wesel tersebut merupakan klaim hukum yang lebih kuat.

Karakteristik Wesel Tagih

Karakteristik wesel tagih

A: Tanggal Jatuh Tempo Wesel Tagih

Perlu dipahami, jika kita membeli mobil secara kredit, kita akan menandatangani sebuah surat. Dari sudut pandang pembeli surat tersebut merupakan wesel bayar, sedangkan dari sudut pandang perusahaan pembiayaan atau bank yang memberikan kredit, surat tersebut adalah berupa surat perjanjian piutang.

Surat tersebut dapat dibayarkan ke pelanggan atau perusahaan, atau penanggung atau penanggung wesel. Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji.

Pihak yang berhak menerima uang dari wesel ini disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker). Tanggal pembayaran wesel ini disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date).

Perhitungan tanggal jatuh tempo periode  waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo wesel tagih jangka pendek dapat dinyatakan dalam jumlah harian atau bulanan.

Saat wesel dinyatakan dalam harian, tanggal jatuh tempo merupakan jumlah hari tertentu setelah tanggal penerbitan.

 

B: Contoh Perhitungan Tanggal Jatuh Tempo

Perhatikan contoh perhitungan tanggal jatuh tempo surat perjanjian piutang beriku berikut:

Misalnya tanggal jatuh tempo dari wesel 90 hari bertanggal 16 Maret adalah 14 Juni, seperti ditunjukkan berikut ini:

Wesel jatuh tempo dalam 90 hari:

perhitungan tanggal jatuh tempo

Cara menghitung jatuh tempo piutang dapat dinyatakan dalam jumlah bulan setelah tanggal penerbitan. Dalam hal ini, tanggal jatuh tempo ditentukan dengan menghitung jumlah bulan dari tanggal penerbitan.

Perhatikan contoh berikut:

Wesel 3 bulan bertanggal 5 Juni akan jatuh tempo pada tanggal 5 September. Wesel 2 bulan bertanggal 31 Juli akan jatuh tempo pada tanggal 30 September.

Jenis wesel ini biasanya menyebutkan bahwa bunga harus dibayarkan dalam periode antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo.

Ketentuan jatuh tempo wesel ini yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun biasanya membebankan bunga yang dibayar tahunan, atau bulanan.

Untuk menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan tanpa bunga, jika ketentuan pembayaran wesel ini adalah di bawah satu tahun, bunga biasanya dibayarkan saat wesel dilunasi. Tingkat bunga wesel ini biasanya dinyatakan dalam tahunan, tanpa melihat periode waktu sebenarnya.

Contoh soal utang wesel berbunga:

Bunga untuk wesel sebesar Rp 2.000.000 untuk satu tahun dengan bunga 12% per tahun adalah:

= 12% x Rp 2.000.000
= Rp 240.000

Bunga wesel sebesar Rp 2.000.000 untuk 90 hari  dengan bunga  12% per tahun adalah:

= (Rp 2.000.000 x 12%) x (90/360)
= Rp 60.000

Jumlah Hari Per Tahun

Untuk menyederhanakan perhitungan, kita akan menggunakan 360 hari per tahun.

Dalam prakteknya, perusahaan seperti Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri dan bank lain, serta perusahaan hipotek menggunakan angka 365 hari per tahun.

Jumlah yang harus dibayar saat jatuh tempo disebut nilai jatuh tempo (maturity value). Nilai jatuh tempo wesel tagih terdiri atas nilai nominal (pokok) wesel dan bunga.

Sebagai contoh menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan tanpa bunga, nilai jatuh tempo wesel  sebesar Rp 25.000.000, dengan bunga 9% per tahun, dan waktu 120 hari adalah:

= [Rp 25.000.000 + ( Rp 25 000.000 X 9% X 120/360)]
= Rp 25.750.000

Apabila Anda ingin mengetahui lebih dalam tentang prosedur pencatatan akuntansi, silahkan baca artikel tentang jurnal umum.

FAQ tentang Surat Perjanjian Piutang

Apa yang dimaksud dengan wesel tagih?

Pengertian wesel tagih adalah surat berharga yang dibuat sebagai bukti piutang dagang yang dijanjikan akan dilunasi pada waktu yang telah ditentukan.

Wesel tagih termasuk akun apa?

Surat perjanjian piutang termasuk dalam account receivable.

Wesel tagih aset apa?

Notes receivable dikategorikan sebagai aset lancar atau current asset.

Apakah wesel tagih termasuk kas?

Surat perjanjian piutang atau notes receivable tidak termasuk kas, tapi piutang.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.