Mengenal Wesel Tagih, Karakteristik & Cara Menghitung Nilai Tanggal Jatuh Tempo

Jika kita membeli mobil secara kredit, kita akan menandatangani sebuah surat. Dari sudut pandang pembeli surat tersebut merupakan wesel bayar, sedangkan dari sudut pandang perusahaan pembiayaan atau bank yang memberikan kredit, surat tersebut adalah wesel tagih.

Penjualan secara kredit adalah salah satu strategi agar dapat menjual lebih banyak barang atau jasa. Dan cara penjualan seperti itu akan menyebabkan kenaikan jumlah piutang usaha atau wesel tagih (notes receivable).

Bagaimana sifat, karakteristik, dan jurnal akuntansi untuk wesel tagih?

Yuk dibahas step-by-step

 

01: Pengertian Wesel Tagih

Bagaimana pengertian wesel dalam akuntansi?

Let’s dive right in…

Definisi Wesel tagih adalah pernyataan jumlah utang pelanggan dalam bentuk tertulis yang formal.

Selama diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu tahun wesel tagih termasuk bagian di kelompok aset lancar yang disajikan pada laporan keuangan neraca.

Wesel ini dapat digunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel ini dan piutang usaha yang dihasilkan dari transaksi penjualan kadang disebut piutang dagang (trade receivable).

Klaim yang didukung oleh sebuah wesel memiliki beberapa keuntungan dibandingkan klaim dalam bentuk piutang usaha.

Dengan menandatangani wesel, debitor mengakui utangnya dan bersedia untuk membayarnya sesuai dengan ketentuan yang tertulis.

Dengan demikian, wesel tersebut merupakan klaim hukum yang lebih kuat.

 

02: Karakteristik Wesel Tagih

Wesel tagih atau surat perjanjian piutang (promissory note) merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang (nilai nominal) pada saat diminta atau pada waktu yang telah ditentukan.

Surat tersebut dapat dibayarkan ke pelanggan atau perusahaan, atau penanggung atau penanggung wesel.

Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji.

Pihak yang berhak menerima uang dari wesel ini disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker).

Tanggal pembayaran wesel ini disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date).

Perhitungan tanggal jatuh tempo periode  waktu antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo wesel tagih jangka pendek dapat dinyatakan dalam jumlah harian atau bulanan.

Saat wesel dinyatakan dalam harian, tanggal jatuh tempo merupakan jumlah hari tertentu setelah tanggal penerbitan.

Perhatikan contoh perhitungan tanggal jatuh tempo wesel tagih beriku berikut:

Misalnya tanggal jatuh tempo dari wesel 90 hari bertanggal 16 Maret adalah 14 Juni, seperti ditunjukkan berikut ini:

Wesel jatuh tempo dalam 90 hari:

Cara menghitung jatuh tempo piutang dapat dinyatakan dalam jumlah bulan setelah tanggal penerbitan.

Dalam hal ini, tanggal jatuh tempo ditentukan dengan menghitung jumlah bulan dari tanggal penerbitan.

Perhatikan contoh berikut:

Wesel 3 bulan bertanggal 5 Juni akan jatuh tempo pada tanggal 5 September. Wesel 2 bulan bertanggal 31 Juli akan jatuh tempo pada tanggal 30 September.

Wesel ini biasanya menyebutkan bahwa bunga harus dibayarkan dalam periode antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo.

Wesel ini yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun biasanya membebankan bunga yang dibayar tahunan, atau bulanan.

Untuk menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan tanpa bunga, jika ketentuan pembayaran wesel ini adalah di bawah satu tahun, bunga biasanya dibayarkan saat wesel dilunasi.

Tingkat bunga wesel ini biasanya dinyatakan dalam tahunan, tanpa melihat periode waktu sebenarnya.

Contoh soal utang wesel berbunga:

Bunga untuk wesel sebesar Rp 2.000.000 untuk satu tahun dengan bunga 12% per tahun adalah:

= 12% X Rp 2.000.000 = Rp 240.000

Bunga wesel sebesar Rp 2.000.000 untuk 90 hari  dengan bunga  12% per tahun adalah:

= (Rp 2.000.000 X 12%) X (90/360) = Rp 60.000

Untuk menyederhanakan perhitungan, kita akan menggunakan 360 hari per tahun.

Dalam prakteknya, perusahaan seperti Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri dan bank lain, serta perusahaan hipotek menggunakan angka 365 hari per tahun.

Jumlah yang harus dibayar saat jatuh tempo disebut nilai jatuh tempo (maturity value). Nilai jatuh tempo wesel tagih terdiri atas nilai nominal (pokok) wesel dan bunga.

Sebagai contoh menentukan nilai jatuh tempo wesel yang berbunga dan tanpa bunga, nilai jatuh tempo wesel  sebesar Rp 25.000.000, dengan bunga 9% per tahun, dan waktu 120 hari adalah:

= [Rp 25.000.000 + ( Rp 25 000.000 X 9% X 120/360)]
= Rp 25.750.000

 

03: Jurnal Wesel Tagih

Bagaimana cara mencatat transaksi wesel tagih?

Untuk menjawab pertanyaan ini, langsung saja ke contoh berikut:

Misalnya perusahaan menerima wesel 30 hari, dengan bunga 12%, bertanggal 21 November 2018, sebagai penyelesaian piutang PT Satu Hati, yang telah lewat jatuh tempo sebesar Rp 6.000.000.

Perusahaan mencatat penerimaan wesel tersebut sebagai berikut:

 

Saat wesel telah jatuh tempo, perusahaan mencatat penerimaan atas pelunasan sebesar Rp 6.060.000, yakni pokok Rp 6.000.000 ditambah bunga Rp 60.000. sebagai berikut:

 

Pelanggan dapat menggunakan wesel untuk menggantikan piutang.

Jika pembuat wesel gagal membayar utangnya pada tanggal jatuh tempo, maka surat tersebut dinamakan wesel tagih gagal bayar (dishonored notes receivable).

Perusahaan yang memegang wesel tagih gagal bayar tersebut akan memindahkan kembali nilai nominal wesel ditambah bunga jatuh tempo ke akun piutang pelanggan yang bersangkutan.

Perhatikan contoh wesel tagih yang tidak dapat dibayar saat jatuh tempo:

Misalnya wesel yang diterima dari PT Satu Hati sebesar Rp 6.000.000 dengan waktu 30 hari dan bunga 12% per tahun yang dicatat pada tanggal 21 November ternyata tidak dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

Perusahaan yang memegang wesel tersebut memindahkan kembali nilai nominal dan bunga ke piutang pelanggan sebagai berikut:

 

Perusahaan telah menerima bunga sebesar Rp 60.000, meskipun wesel tersebut tidak dapat dilunasi.

Jika piutang tersebut tidak tertagih, maka perusahaan akan menghapus piutang sebesar Rp 6.060.000 dan mencatatnya dalam penyisihan piutang tak tertagih.

Jika wesel ini jatuh tempo pada tahun fiskal berikutnya, perusahaan pemegang wesel mencatat jurnal penyesuaian untuk pendapatan akruan bunga dalam periode di mana wesel diterima.

Di mana pencatatan ini termasuk pada jenis jurnal umum.

Perhatikan contoh jurnal penyesuaian wesel tagih:

Misalnya, PT Pohon Cemara menggunakan wesel 90 hari, bertanggal 1 Desember 2018.

Dan bunga 12% per tahun untuk menyelesaikan piutangnya yang memiliki saldo sebesar Rp 4.000.000.

Misalnya, periode akuntansi berakhir pada tanggal 31 Desember, pemegang wesel  mencatat jurnal wesel tagih sebagai berikut:

Tanggal 1 & 31 Desember 2018 PT Pohon Cemara membuat ayat jurnal sebagai berikut:

 

Tangga; 1 Maret 2019 perusahaan membuat jurnal sebagai berikut:

Akun pendapatan bunga ditutup pada setiap akhir periode akuntansi. Jumlah pendapatan bunga biasanya dilaporkan dalam pendapatan lainnya dalam laporan laba rugi.

Sebagai bagian akhir, saya sajikan contoh perhitungan tanggal jatuh tempo, nilai jatuh tempo dan jurnal wesel tagih:

Contoh soal:

PT Satu Hati menerima wesel dari pelanggan setianya, bertanggal 14 Maret sebesar Rp 40.000.000 dengan waktu 120 hari dan bunga 6% per tahun.

  • Hitunglah tanggal jatuh tempo wesel tagih
  • Hitunglah nilai jatuh tempo wesel tagih
  • Buatlah ayat jurnal untuk mencatat penerimaan atas pembayaran saat wesel jatuh tempo.

Jawaban:

#1: Tanggal jatuh tempo adalah:

Maret   : 17 hari ( 31-14)
April       : 30 hari
Mei        : 31 hari
Juni        : 30 hari
Juli          : 12 hari
Total      : 120 hari

Jadi tanggal jatuh tempo wesel pos tersebut adalah tanggal 12 Juli.

#2: Nilai jatuh tempo wesel:

= [ Rp 40.000.000 + (Rp 40.000.000 X 6% x (120/360)
= Rp 40.800.000

#3: Jurnal wesel tagih nya:

Tanggal 12 Juli:

(Debit) Kas          Rp 40.800.000
(Kredit) Wesel Tagih              Rp 40.000.000
(Kredit) Pendapatan Bunga   Rp      800.000

 

04: Diskonto Wesel

Meskipun bukan transaksi yang umum, sebuah perusahaan dapat menggadaikan wesel tagihnya dengan cara menukar wesel tersebut dengan kas.

Bank memberi kas (hasil) kepada perusahaan setelah dikurangi dengan diskon (bunga) yang dihitung dari nilai jatuh tempo wesel selama periode diskon.

Pengertian periode diskon adalah lamanya waktu bagi bank untuk memegang wesel tersebut sebelum jatuh tempo.

Perhatikan contoh soal pendiskontoan wesel dengan syarat pendiskontoan wesel:

Dasumsikan wesel tagih 90 hari, bertanggal 8 April sebesar Rp 1.800.000 dengan bunga 12% per tahun dari PT Satu Hati di-diskontokan di bank penerima pembayaran pada tanggal 3 Mei dengan bunga 14%.

Data yang digunakan untuk menentukan pengaruh transaksi ini adalah sebagai berikut:

Penggadai mencatat kelebihan hasil pendiskontoan wesel sebesar Rp 1.807.130, terhadap nilai nominalnya sebesar Rp 1.800.000 sebagai pendapatan bunga, sebagai berikut:

Bagaimana jika hasil wesel yang di-diskontokan lebih kecil daripada nilai nominalnya?

Saat ini terjadi, penggadai mencatat selisih ini sebagai beban bunga.

Rentang periode diskon dan selisih antara tingkat bunga dan tingkat diskon menentukan apakah beban bunga atau pendapatan bunga yang akan dihasilkan dari pendiskontoan.

Tanpa pernyataan yang membatasi tanggung jawab penggadai wesel memiliki kewajiban untuk membayarnya jika pembuat wesel tersebut gagal membayar.

Kewajiban potensial ini disebut kewajiban kontinjensi (contingenty liability).

Jadi penggadai piutang yang telah didiskontokan nilai wesel tagihannya tetap memiliki kewajiban membayar hingga jatuh tempo.

Jika pembuat wesel menepati janji pembayarannya, maka kewajiban kontinjensi dihapus tanpa ada tindakan apa pun dari pihak penggadai.

Akan tetapi jika pembuat nota gagal membayar dan pihak penggadai telah diinformasikan sesuai ketentuan hukum, maka kewajiban penggadai harus dipenuhi.

Saat wesel diskonto gagal bayar, bank akan memberitahu penggadai dan meminta pembayaran.

Dalam beberapa kasus, bank dapat mengenakan biaya penalti (protest fee) untuk pemberitahuan kepada penggadai mengenai wesel yang gagal dibayar.

Seluruh jumlah yang dibayarkan ke bank oleh penggadai, termasuk bunga dan biaya penalti, harus didebit ke akun piutang pembuat wesel.

Perhatikan contoh berikut:

Misalnya wesel tagih sebesar Rp 1.800.000, 90 hari, dengan bunga 12% per tahun dan di-diskontokan pada tanggal 3 Mei tidak dapat dibayar oleh pembuat wesel, PT Satu Hati.

Bank mengenakan biaya penalti sebesar Rp 12.000. Ayat jurnal yang dibuat oleh pemberi kuasa untuk mencatat pembayaran ke bank adalah sebagai berikut:

 

05: Kesimpulan

Demikian pembahan tentang wesel tagih, mulai dari pengertian, karakteristik, cara perhitungan tanggal & nilai jatuh tempo, contoh-contohnya, serta pencatatan jurnal dan jurnal penyesuaian.

Ada beberapa istilah yang cukup menarik, antara lain:
  • Nilai jatuh tempo dan
  • Wesel tagih gagal bayar
  • Diskonto wesel

Nilai jatuh tempo adalah jumlah nominal pada saat wesel jatuh tempo, sedangkan wesel tagih gagal bayar adalah bila pembuat wesel tagih tidak bisa membayar utangnya saat jatuh tempo.

Semoga bermanfaat. Terima kasih

***

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.